[Start:22 April 2020]
•Elang Erlangga;Yang katanya Playboy cap kaki tiga, dan hobinya tepe-tepe.
•Aruna Langit Rinjani; Sahabat Elang yang katanya Manis kayak gula jawa.
Mereka Sahabat.
Lucunya semesta membuat mereka terjebak akan rasa yang sulit di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TELEPON berdering, Elang perlahan mengerjapkan matanya.Memicing melawan cahaya, kemudian tangannya meraba-raba diatas nakas.Dia mengecek ponselnya.
Namun sudah mati, hanya tertera'10 panggilan tak terjawab dari Aruna'
Elang melirik jam dinding, sudah pukul dua belas malam.Ada apa dengan gadis itu? Sudah jam segini Aruna belum tidur juga? Apakah terjadi sesuatu dengan gadis itu? Pikirnya.
Dari pada dihantui rasa penasaran, Elang kemudian menelepon Aruna.
Diangkat.
"Halo Run, kenapa malem-malem gini nelpon?"
"Hikss...hikss..."Elang mengernyitkan alisnya, dia yakin pasti telah terjadi sesuatu dengan gadis itu.
"Eh, lo lagi nangis yah? Nangis kenapa? Cerita sama gue.." ucap Elang khawatir.Cowok itu langsung mendudukkan diri di tepi kasur.
"Hikss..Lang..hiks tolongin gue.."
"Jangan nangis Run.Tenang aja gue tolongin, lu kenapa?"
"Hiks sa-sakit...hiks tolongin gue huaaaa..." Bukannya berhenti menangis dan menjelaskan gadis itu malah semakin kencang tangisnya, membuat Elang panik dan bingung sendiri.
"Run, berhenti nangis dulu.Apanya yang sakit? Gue ke rumah lo yah.."
"Ja-jangan gak usah, gak jadi deh Lang.Sorry ngerepotin lo, udah bangunin lo tengah malem gini."
Elang mendengus, sudah membangunkannya tengah malam begini terus dia bilang apa barusan? Gak jadi? Kayaknya kepala Aruna perlu dimasukkan ke knalpot motor deh, bikin gondok aja.
"Cebol, gak usah plin-plan gitu deh, tinggal bilang lu maunya gimana? Gue tolongin, apa yang sakit?"
"Anu--Tolong beliin pembalut yah Lang, gue berdarah.."Terdengar suara lirih Aruna.
