ㅇ8

4.2K 523 18
                                    

Masih pagi memang. Tapi, Hyunjin sudah mengunjungi kawannya. Yap, Chan dan Minho. Hyunjin mnegunjungi mereka ditempat yang Hyunjin suruh. Enak ya, Jin main suruh suruh aja. Holkay sabeb.

Hyunjin menyuruh mereka untuk pergi kerumahnya. Paling mudah dan mereka tahu. Lagipula mereka bisa bersantai. Lumayan.

Hyunjin sudah bilang pada Jeongin bahwa ia memiliki urusan diluar. Jeongin menyetujuinya. Tentu saja, karena bagaimanapun juga Hyunjin tetaplah sang atasan. Profesional.

"Ish mana lagi tuh anak dua. Kagak dateng dateng " oceh Hyunjin.

Saat Hyunjin sedang bersantai disofa empuk nan mahalnya, tiba tiba terdengar suara teriakkan dari pintunya.

"BURUAN BUKA WOY-! " teriak seseorang dari sana. Hyunjin rasa itu Minho.

"SABAR LAH, SAT-! " ucap Hyunjin yang sedang berjalan menuju pintu.

Saat pintu sudah terbuka, mereka pun langsung saja masuk. Kayak rumah sendiri.

"Minum woy minum. Haus nih gua " ucap Minho. Chan mah diem aja ngikutin Minho daritadi. Tau manner dia mah. Gak kayak yang satu lagi. Hyunjin aja masih dipintu. Sedangkan mereka udah duduk di sofa santai kayak dipantai.

"Bikin sendiri lah, njir " ucap Hyunjin yang kesel lama lama sama Minho.

"Lu kan yang nyuruh kesini. Lagipula kan gua tamu. Tamu adalah raja. Udah sana bikinin gih " ucap Minho bagaikan raja.

"Gak ada apa--apa disini. Belum belanja gua. Adanya air putih doang. " ucap Hyunjin.

"Yaudah gak apa--apa, Jin " ucap Chan yang bikin hati Hyunjin adem dikit. Gak kayak tadi.

"Mau gak lu? " tawar Hyunjin ke Minho yang daritadi udah main handphone aja. Malah pakai wifi--nya si Hyunjin lagi.

"Yaudah deh, daripada gak ada apa--apa" coba daritadi gini Hyunijn kan gak kesel.

Hyunjin akhirnya pergi mengambilkan mereka minuman. Daripada dia lama--lama disana. Bikin kesel entar malah mengumpat lagi. Dosa.

"Nih " ucap Hyunjin sambil menaruh dua gelas yang ada ditangannya.

"Makasih, Jin " ucap Chan dan langsung meminum air tersebut setengah.

"Emangnya lu kenapa, Jin. Tumben suruh kesini? " tanya Chan yang penasaran.

Hyunjin pun menjawab dengan menceritakan apa yang ia lakukan dengan Jeongin kemarin. Chan mendengar ucapan Hyunjin sambil sesekali menganggukkan kepala sesekali.

"Oh, kalo itu sih artinya dia sebenarnya belum yakin sama perasaannya ke lu. Jadi makanya kenapa dia ngomong gitu ke lu. Satu sisi dia gak mau nolak lu. Tapi satu sisi lagi dia masih belum yakin ke lu. Dia tuh kasih kesempatan ke lu untuk ngilangin keragu--raguannya dia ke lu. Manfaatin dengan baik. " nasihat Chan.

"Tenang aja kok dia juga punya perasaan yang sama ke lu. Walaupun belum 100% sih. " ucap Minho tiba tiba. Kaget kan si Hyunjin. Tadinya kesel tapi sekarang udah hilang karena si Minho yang bisa diajak kerjasama. Walaupun tiba tiba.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah banyak hari dan waktu yang Hyunjin dan Jeongin lewati bersama. Satu persatu karyawan diperusahaan sudah mulai tahu bahwa mereka berdua tengah menjalin sebuah hubungan.

Tentu saja. Bagaimana mereka tak curiga. Setiap pulang kerja pasti Hyunjin akan mengantar Jeongin kerumahnya. Tak saat berangkat pergi. Karena jam berangkat Hyunjin berbeda dengan Jeongin. Ya, itu belum berubah. Dan juga saat makan siang. Mereka berdua pasti tak keluar dari sana.

Saat ini Jeongin tengah mengerjakan tugasnya. Cukup banyak untuk hari ini. Hyunjin pun sama. Hyunjin hari ini tak mengenakan pakaian formalnya. Entah kenapa. Sedangkan sebentar lagi ada rapat yang sudah mau dimulai. Hanya Hyunjin saja. Jeongin tak ikut.

"Daepyonim, sebentar lagi rapat sudah mau dimulai " ucap Jeongin mengingatkan Hyunjin.

"Ah, Jeong, bisakah kau mengambilkan pakaian ku dimobilku? " ucap Hyunjin pada Jeongin yang sedang berdiri didepannya.

"Tentu saja. " ucap Jeongin dan Hyunjin segera melemparkan kunci mobilnya pada Jeongin dan ditangkap sempurna olehnya.

Jeongin segera pergi keluar ruangan dan menuju ke basement. Tentu untuk mengambil pakaian sang atasan. Jeongin tak mampu berpikir apa apa lagi karena rapat sudah mau dimulai dan Hyunjin harus memakai pakaian formalnya.

Jeongin sudah tak perduli lagi dengan tatapan orang orang yang menatapnya dengan tatapan bingung dan bertanya. Mungkin karena ia sekretaris sekaligus 'pacar' sang atasan. Harusnya tak seperti itu. Sudahlah Jeongin tak pikirkan itu.

Saat ini ia sudah berada di basement dan mencari dimana mobil Hyunjin. Tak sesusah yang ia bayangkan. Ia segera menemukannya. Mobil paling mewah hanya ada satu yang terparkir disini. Yaitu mobil sang atasan. Tak perlu pikir panjang, Jeongin segera menekan tombol di kunci tersebut dan membuka pintunya.

Setelah terbuka, Jeongin segera mencari pakaian formal yang ada didalamnya. Tak tahu di taruh dimana. Hyunjin juga tak memberitahunya.

"Ketemu-! " ucap Jeongin saat menemukan sebuah pakaian yang tergantung dikursi belakang.

Jeongin langsung keluar dari mobil dan menguncinya kembali. Sebelum itu, ia pastikan dahulu agar pintunya tak terbuka sewaktu--waktu. Okay, aman.

Dengan secepat kilat, Jeongin segera mungkin kembali keruangan sang atasan. Saat ia melewati lobby, terlihat seseorang yang sudah sampai dan disambut dengan hangat oleh karyawan yang lain. Jeongin yang menyadarinya, langsung menambah kecepatan berlarinya agar cepat sampai.

Akhirnya ia sampai tepat waktu. Jeongin yang masih berlari segera membuka pintu ruangannya dan tanpa melihat kedepannya. Ia langsung saja menyerahkan pakaian tersebut pada sang atasan dan menaruhnya di mejanya.

"Ini dia pakaiannya, daepyo- " ucap Jeongin yang disertai dengan kagetnya Jeongin saat ia melihat seorang perempuan yang berada disampingnya.

"-Nim " lanjutnya dan mengundurkan diri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secretary Yang ft. HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang