18

2K 110 4
                                    


-Seseorang pasti akan mengalami titik terlemahnya.

Entah karna percintaan, persahabatan, keluarga atau kehidupan-

🥀🥀🥀

Aurel berjalan menuju kelasnya dengan menundukan kepala. Tanpa sadar, ia menabrak dada bidang seseorang.

"Awh" ringis Aurel memegangi dahi nya kesakitan

"Kalo jalan tuh liat-liat" ucap orang yang ditabrak Aurel itu

Aurel mengerutkan dahi. Suaranya gak asing, jangan jangan? Pikir Aurel

Dengan cepat Aurel mendongak dan melihat siapa yang dia tabrak.

Aurel tersenyum kecil saat orang yang ia cari ada dihadapan nya "Dilan?"

Sedangkan Dilan, dia menatap datar Aurel dengan luka yang tersirat.

Tak mau lukanya bertambah parah, Dilan memilih pergi dari hadapan Aurel.

Melihat tatapan dan sikap Dilan yang meninggalkan nya. Aurel rasa, Dilan belum bisa memaafkan nya dan masih salah paham tentunya.

Aurel menghembuskan nafas kasar, lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju kelasnya dengan raut wajah murung.

Sedangkan di lain tempat....

Setelah pertemuan tadi, Dilan menjadi pendiam di kelasnya. Ia terus melamun dan itu tak luput dari pengawasan Re serta Bagas.

Tak tahan dengan sikap Dilan yang seperti itu, Bagas menggebrak meja dengan keras. Yang justru bukan hanya Dilan yang kaget, warga kelas serta dirinya sendiri ikut merasa kaget karna gebrakan nya.

Refleks, Dilan menonjok Bagas lalu mengumpat "APAAN SIH GAS!"

Mendapat serangan mendadak, Bagas tak mampu mengelak dan memarlah sudut bibir Bagas.

Warga dikelasnya langsung heboh melihat Bagas mendapat bogeman dari sahabatnya.

Re yang melihatnya langsung menghampiri Bagas "Gak papa?"

Bagas tersenyum, saking lebarnya dia tersenyum sampai membuat sudut bibirnya berkedut sakit "Gak papa Re"

Re mengangguk dan berbalik badan untuk menghampiri kembaran nya "Maksudnya apa?"

Dilan mengerutkan dahi bingung tanda dia tak mengerti.

"Apa sih Re?"

"Nonjok"

"Dia ngagetin lagian"

Re tersenyum miring "Lebay!--"  Re menjeda omongan nya

Lalu menatap tajam kembaran nya dan berbisik pelan "Dan jangan melampiaskan rasa amarah lo sama orang lain yang gak tau apa-apa!"

Setelah mengucapkan kalimat yang cukup panjang bagi Re, Re kembali menghampiri Bagas untuk membawa ke UKS. Meninggalkan Dilan yang merasa bersalah karna sudah menonjok sahabatnya.

🥀🥀🥀

Sesampainya mereka di UKS. Re mengambil kotak P3K lalu berhadap-hadapan untuk mengobati sudut bibir Bagas yang mulai memar.

Mengapa Bagas tak membalas perbuatan Dilan? Karna Bagas tahu, Dilan pasti sedang ada masalah. Dia pun cukup kaget, saat Re membelanya tadi.

"Re?"  Panggil Bagas yang dijawab dengan Re menaikan satu alisnya

"Dilan kenapa ya?" Lanjut Bagas

Re berhenti mengobati luka Bagas lalu menarik nafas kasar "Dilan ketemu sama dia"

Bagas tak kaget mendengarnya. Cepat atau lambat pasti mereka akan bertemu. Toh, mereka kan satu sekolah.

"Gue gak mau Dilan kaya dulu lagi Gas. Gue lebih milih dia yang gila bareng lo, daripada harus liat Dilan yang---" belum selesai Re bercerita, Bagas langsung memeluk Re.

Dipelukan Bagas, Re menangis dalam diam. Ini kali pertama, dia lemah dihadapan orang lain selain keluarganya.

Apakah untuk saat ini, Bagas termasuk orang penting dalam hidupnya?

Namun dua orang yang sedang berpelukan itu tak sadar, bahwa ada Dilan di ambang pintu UKS. Dilan melihat dan mendengar semua kalimat yang kembaran nya ucapkan pada Bagas.

"Gue janji Re, gue gak akan kaya dulu" gumam Dilan berjanji kepada Re, walaupun Re tak mendengarnya.

Bagas melepaskan pelukan nya, lalu memegang bahu Re serta menatapnya lembut

"Lo tau kan? Dilan lagi down, terus kenapa lo masih disini? Sana semangatin dong sayang"

Re menggeleng "Lo?"

Bagas tersenyum kecil, hatinya menghangat saat Re mengkhawatirkan nya

"Kan tadi udah diobatin sama lo. Jadi udah langsung sembuh"

"Yaudah, gue ke kelas dulu ya" yang dijawab dengan anggukan oleh Bagas.

Saat Re ingin melangkah kan kakinya untuk kembali ke kelas, dia melihat Dilan sedang menatap nya dari ambang pintu.

"Abang?"

Bagas dan Re bertatapan lalu berpikir, sejak kapan Dilan disitu?

Dilan tersenyum lalu menghampiri keduanya.

"Abang dari tadi disitu dek, tapi kamu gak ngeliat abang. Keasikan pelukan ya?" Ucap Dilan menjelaskan seolah bisa membaca pikiran mereka berdua serta tak lupa untuk menggoda Re.

Dan entah kenapa, kali ini pipi Re bersemu karna godaan Dilan. Bagas hanya tersenyum melihatnya.

Dilan menatap Bagas dengan raut wajah sendu "Gas, sorry"

"Gak papa cakapar" sahut Bagas dengan cengiran nya, dan setelahnya dia meringis sakit.

🥀🥀🥀

Selamat pagi! Jangan lupa mandi 😁

-salam jauh dari pacar gelap shawn mendes 😘

Dilan's ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang