chapter "10"

23 0 0
                                    

Aku berjalan lesu di Koridor sekolah untuk kembali pulang kerumah. Pikiranku terus saja memikirkan hal yang beberapa jan yang lalu. Aku tidak bisa melupakannya, sekali lagi orang yang aku cinta pergi tanpa alasan yang jelas. Yang satu meninggalkanku karena kecelakaan dan yang satu karena kesalah pahaman. Apakah aku terus saja di takdirkan seperti ini? Tidak pernah bahagia sejak kecil. Jika ada sesuatu kebahagiaan maka dengan sekejap hilang tanpa jejak.

Kalian bingung kenapa sejak kecil? Ya memang sejak kecil aku bahagia ta
pi hanya sementara oleh sebab itu aku bilang sejak kecil. Aku teringat masa lalu yang kelam. Aku akan bercerita sedikit.

Sejak umurku 5 tahun, aku adalah orang yang ceria, selalu bahagia dan juga orang yang hangat. Appa, eomma, dan oppa selalu saja memanjakanku, memberi kasih sayangnya untukku, memperhatikanku. Bahkan, ketika aku terluka mereka sangat khwatir melebihi diriku yang khawatir dengan keadaanku sendiri. Aku ingin seperti mereka, selalu menghibur seseorang yang sedang sedih dan yang putus asa. Oppa, Kim Chanyeol. Yang selalu ada untukku, yang selalu menemaniku pergi kemana mana, yang selalu melindungiku. Aku sangat menyayanginya, dia yang selalu berkata 'jangan lah jadi orang selalu merugikan dan di benci orang lain, tapi jadilah orang yang berharga dan sangat penting di kehidupan orang lain, yang bisa membuat orang lain tertawa ketika bersamamu dan melupakan masalah mereka sendiri. Jangan lupa, hibur juga dirimu ketika sedang sedih'. Dia berjanji tidak akan pergi jauh dariku. Tapi apa? Sekarang dia meninggalkanku dan pergi ke Jepang untuk melanjutkan kuliahnya disana. Aku merindukannya.

Eomma ku dulu adalah seorang rumah tangga seperti ibu yang lainnya, dia menjagaku, bermain denganku dan sebagainya. Appa lah yang bekerja untuk mencari nafkah dan mencukupi kebutuhan kami. Walaupun kami memiliki harta yang cukup banyak, tapi appa lebih suka memiliki harta dari hasil kerja kerasnya sendiri. Harta yang tidak appa pakai dan sentuh adalah warisan dari haraboeji jungsoo. Kakekku meninggal karena di racuni oleh salah satu CEOperusahaan yang iri dengan keberhasilan kakekku maka dia mengambil jalan yang salah dan menjerumuskan dirinya sendiri kedalam penjara. Kakekku berpesan kepada appa untuk memakai harta warisan ketika kami sedang kesusahan. Tapi, appa tidak menyentuh sama sekali warisan itu. Appa menyimpannya di dalam brankas yang terkunci sangat rapat, dan cabang dari appa meningkat dan juga perusahaannya bkerja sama dengan Park Crop. Perusahaan milik appa jimin.

Ayahku tidak memiliki seorang sekretaris di perusahaan yang berada di Korea. Ayahku sering sekali bolak balik dari jakarta ke Jepang untuk menyusun segala berkas yang di Jepang karena di Jepang tidak ada bosnya. Di Jepang, appaku mempunyai seorang sekretaris, yaitu Nancy. Nancy lah yang mengurus semuanya di jepang dan appaku memberinya gaji di atas rata rata karena dia yang mengurus semuanya.

Appa ku sering lembur ketika berada di Korea, kami jarang menghabiskan waktu bersama. Sampai suatu hari, eomma, khawatir dengan kondisi appaku yang mulai memburuk, appa sakit. Appa kelelahan, eomma pun merasa khwatir dengan kondisinya.

Pada suatu hari, eomma berkata bahwa ia akan menjadi sekretaris dari appaku dan appaku menolaknya. Appaku bilang 'jangan lah menjadi sekretaris, waktumu akan selalu tersita oleh pekerjaan dan melupakan waktu bersama anak anak' daan eomma ku bersikeras untuk menjadi sekretaris. Tapi appaku juga keras kepala. Dan appaku meminta eomma untuk menjadi desainer di dalam perusahaan appa. Sudah beberapa tahun juga, pekerjaan appa semakin ringan. Dia selalu plang tepat waktu dan tidak pernah lembur. Tapi, waktu itu, appaku tidak pulang kerumah padahal waktu di kantor tidak ada kegiatan apapun. Eomma ku menjadi cemas. Dan saat itu juga chanyeol oppa pamit untuk kuliah di Jepang. Dan kami mengantarnya sampai bandara. Saat sampai di bandara, kami melihat appa bersama wanita lain dan kurasa itu adalah Nancy. Eomma ku marah dan menangis. Eomma ku berlari ke rumah tapi appaku tidak melihat kami.

Sampai dirumah eomma menghancurkan semuanya, rumah yang rapi kini menjadi berantakan. Chanyeol oppa yang ingin pergi menandakan penerbangannya. Eomma menangis histeris. Eomma menyalahkan kami, jika saja kami tidak mengajaknya untuk pergi ke bandara makan dia tidak akan melihat ini. Jika saja dia tida melahirkn kami mak dia tidak akan seperti ini. Dia menyesal melahirkan kami. Waktu itu aku menginjak bangku terakhir SMP.

cold couple // MinYoongi  ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang