Penantian tidak pernah usai

63 8 1
                                    

Mentari pagi hadir menyapa dengan hembusan angin segar nampak terlihat kicauan burung seolah bernyanyi tepat ketika itu Reina duduk di depan taman berhiaskan bunga matahari yang menghiasi depan rumah terlihat Reina sibuk merangkai aksara di atas secarik kertas bergoreskan tinta hitam tepat di depan balkon rumah. Rangkaian aksara itu untuk seseorang yang telah memberikan warna dalam hidupnya yang tidak lain pujaan hati namun Reina tidak tahu perasaan yang sebenarnya. Perasaan yang terus menyelubuk dalam hatinya.

Ketika Reina sibuk menulis tiba-tiba Ibu hadir tepat di belakang Reina.
"Reina, mengapa terlihat sedih?" tanya Ibu penuh perhatian.
"Tidak apa-apa," ucap Reina singkat.
"Kau tidak boleh membohongi Ibu sebab, naluri antara Ibu dan Anak sangat kuat," ucap Ibu penuh penjelasan.
"Sebenarnya Ibu, hati ini terasa gelisah terus memfikirkan Rico" terlihat jelas pada raut wajah Reina tidak terasa meneteskan air mata.
"Siapa Rico?" tanya Ibu penasaran.
"Rico adalah cowok yang dekat dengan Reina" ujar Reina.

"oooh... pujaan hati lebih tepatnya" seketika Ibu mencoba mencairkan suasana dengan sedikit menggoda Reina.
"Entahlah hanya takdir dan waktu yang mampu menjawab," ujar Reina.
"Mengapa Reina berkata seperti itu" tanya Ibu penasaran.
"Reina, masih tidak tahu perasaan Rico yang sebenarnya terhadap Reina" Reina kembali menjelaskan.
"Menurut Ibu mungkin Rico masih mencari waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya," ketika itu Ibu kembali menasihati.
"Iya, Reina akan tetap sabar menanti," ujar Reina.
"Ingatlah, cinta sejati akan hadir pada waktu yang tepat dan pastinya memerlukan waktu yang cukup lama" Ibu kembali menasihati.
"Terima kasih atas nasihatnya, Ibu memang luar biasa selalu mengerti dan tetap setia mendengarkan curahan hati Reina" seketika Reina langsung memeluk Ibu sambil kembali meneteskan air mata.
"Iya, sama-sama," ujar Ibu penuh kasih sayang.

Malam semakin larut Reina segera bergegas masuk ke ruangan tempat untuk melepaskan rasa lelah.
Tiba-tiba dering telepon genggam berbunyi. Reina segera mengangkat telepon dan ternyata yang telepon adalah Rico. Betapa bahagia Reina dalam percakapannya Rico berencana untuk bertemu dengan Reina.

Reina sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan Rico namun, semua itu tidak terjadi melainkan ketika Reina bangun dari tidurnya ketika itu terdengar suara bel tepat di depan pintu depan tanpa fikir panjang Reina segera membuka dan ternyata tidak ada orang hanya ada satu pot bunga matahari nampak indah mempesona terlihat dibalik pot ada secarik kertas bertuliskan kata maaf dari Rico. Ketika itu Reina merasa kecewa. Mengapa harus merasakan hal serupa sama seperti kejadian yang dialami pada waktu silam. Rico sama seperti Rifki pergi begitu saja tanpa memberikan kejelasan.

*****
Apakah Rico akan kembali bersama Reina?
***
*Waiting.... the next story*
****
Jangan lupa vote and coment
# Wp : Mela_official




Sun FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang