"Orang yang sebenarnya paling berbahagia, adalah orang yang apabila nafasnya berhenti, pahalanya Tetap terus mengalir"
-ibnuqudamah-
Teringat lagi kenangan ketika pertama kali dihadapkan pada gadis berjilbab lebar itu. rasanya saya ingin berteriak pada waktu untuk mengembalikan saya pada masa itu, sebentar saja, disana saya ingin memberikan banyak kebahagiaan untuk dia. sesak ya, seperti ini rasanya kehilangan. afsya yang hanya tinggal kenangan, tidak ada lagi omelannya yang berentet hanya karena saya yang selalu sembarangan menaruh kunci mobil. atau sikap saya yang kadang menjengkelkan dimata dia.
Sekarang saya sendiri disini, tua dan kesepian. meskipun saya memiliki anak-anak, tapi semuanya tak sama lagi. kebagian itu tidak lengkap rasanya tanpa afsya. tidak ada kekasih yang akan memeluk saya kala gundah begini. hanya foto berbingkai itu yang rajin saya hadiahi senyuman, seolah-olah ada nyawa afsya difoto itu.
Salah satu hal yang selalu saya syukuri pada kekasih hati saya itu, dia selalu mensyukuri apapun keadaan kami. teringat kembali, ketika kami baru menikah, saya membawanya tinggal di kontrakan kecil yang tak jauh dari kampus, juga rumah sakit tempat saya bertugas. waktu itu pertama kalinya saya melihat senyum bahagianya yang tulus .
Disaat wanita di luar sana mencintai gelimang kemewahan . afsya tidak sama sekali, mengingat lagi hal ini makin membuat saya mencintai dia. di kontarakan yang kami tempati itulah berjuta kenangan tersimpan rapi tentang kami. afsya yang tidak pernah sekalipun melewatkan diri untuk membuat makan siang untuk saya, atau menyiapkan baju kerja, sembari bersenandung kecil.
Seperti pada pagi itu, ketika saya bangun tidur, afsya sudah menyelesaikan pekerjaan nya di dapur, sementara lantai sudah ia sapu dan pel dengan bersih. biasanya kalau di hari weekend begini, dia memang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah.
Setelah mencari keberadaannya, akhirnya saya menemukan afsya di halaman belakang hendak menjemur pakaian. masyaallah, benar-benar bidadari surga. tidak salah ucapan pakde bahar, bahwa istri adalah tempat pulang paling nyaman, tidak pernah saya merasakan kebahagiaan yang membuncah setiap pulang bekerja, hanya dengan melihat senyum nya saja, sudah cukup membuat saya tenang.
Diam-diam saya mendekati afsya yang tengah fokus dengan pekerjaan nya, perlahan-lahan tubuh saya sudah berada tepat dibelakang afsya. saya mengusak pelan kepala nya, refleks ia mendongakkan wajahnya ke atas untuk menatap saya .
"Astaghfirullah, pak suami ini ngagetin aja, untung afsya gak jantungan. " omel nya dengan wajah serius, diam-diam saya mengulum senyum. wajah cemberut afsya lucu sekali, ingin rasanya pipi tembam itu saya gigit .
"Kamu lagi ngapain?."
"Mas liatnya afsya lagi ngapain ini ."
"Butuh bantuan??"
"enggak usah mas, dikit lagi selesai kok, mendingan mas sarapan aja, afsya udah masakin soto ayam."katanya menolak lalu meneruskan pekerjaannya. tapi belum selesai , saya buru-buru mencegah. tangan nya yang siap menjemur, saya tarik pelan, bersama dengan dirinya yang saya duduk kan di kursi yang tidak jauh dari tempat menjemur.
"mas, mau ngapain, cucian nya belum selesai loh aku jemur semua." ujarnya kebingungan.
"jemur nya udahan, kamu diam disini aja, biar saya yang lanjutin." jelas saya, tak menunggu lama, saya segera berlari kecil kearah keranjang baju yang teronggok . satu persatu mulai melanjutkan pekerjaan afsya tadi.
"kalau kerjaan aku , mas ambil alih, terus aku ngapain dong." Keluhnya, dasar afsya ini, paling tidak bisa berdiam diri sejenak saja.
Saya membalikkan badan, menatap kearah afsya yang tengah duduk dengan memasang wajah cemberutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUR'AIN (Bidadariku)
Spirituelles"Mas, tidak ada yang lebih indah selain Jadi Bidadari mu" APS Dan Pria es Batu , senantiasa mengajarkan Kita untuk menerima segala Bentuk kekurangan Fisik pada Pasangan Kita. Pernah Dengar ungkapan 'cinta sejati Itu Menyembuhkan'. Ya, se...