❀satu❀

51K 3.5K 878
                                    

•°•°•

"Kau gila, Mark!" Jeno, si tampan dengan eyes smile itu menepuk kasar bahu Mark. Sungguh, ia tidak percaya apa yang baru saja teman satu tingkat dan juga sahabatnya itu katakan.

"Kau menyukai Jaemin? Oh, astaga! Kau sudah mempunyai Haechan dan tidak–"

"Kau cerewet, Jen." Mark merespon dengan singkat, tapi mampu membuat Jeno berhenti berbicara.

"Aku tidak mencintai Haechan, and well, aku hanya kasihan melihat Haechan yang begitu semangatnya memintaku untuk menjadi kekasihnya."

Dahi Jeno mengkerut, membuat kedua alisnya saling bertautan.

"Kau– memanfaatkannya?"

"Yep!"

Dan Jeno mendengus mendengarnya.

"Kau parah sekali Mark."

Kemudian Jeno menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Laki-laki sebaik Haechan kau sia-siakan, tetapi laki-laki sedingin Jaemin kau malah mengharapkannya."

Kedua bahu Mark mengedik, dia menatap Jeno remeh.

"Hei, di dunia ini untuk mendapatkan cintaku itu tidaklah mudah, Jen. Tidak cukup dengan hanya membawakan bekal atau mentraktirku jalan-jalan dan kecan."

"Maksudmu?"

Mark menyeringai.

"Aku yakin kau pasti tahu yang lebih menyenangkan daripada hal ini."

Si lelaki dengan senyum eyes smile itu memutar otaknya. Dia sibuk memikirkan apa yang Mark maksudkan dengan hal menyenangkan.

"Oh! Jangan bilang kalau–"

"Astaga, Mark! Kau benar-benar." Jeno berseru keras. Menjauhkan tangan Mark dari punggungnya karena merasa risih.

"Kau benar-benar tidak berperasaan."

"Tepat sekali!" Mark berdiri dari duduknya dan menepuk punggung Jeno.

"Kau pintar sekali, dan aku yakin kau juga tidak ingin melewatkannya, 'kan?"

"Lalu, apa bedanya denganmu?" Mark bertanya balik dengan smirk di wajahnya yang tampan.

"Dengarkan aku, kau tidak ada bedanya denganku. Aku tidak berperasaan, dan kau itu sangat brengsek."

"Oh, kau membuka kartuku, bro!" Jeno tertawa.

"Baiklah. Lakukan sesuatu yang menurutmu sangat menyenangkan dengan Haechan. Kalau kau berhasil, aku akan memberimu apapun yang kau mau."

Jeno kemudian mengangkat tangan kanannya dan melakukan tos dengan Mark. Sahabat sejati bukan?

"Termasuk membuat Jaemin menjadi milikku?"

Jeno mengangguk dan tawa keduanya meledak di kelas mereka yang kosong.

•°•°•

"Kak Mark!" Seorang laki-laki manis dengan rambut dark brown nya yang sangat halus itu berlari kecil ketika mata berulang menemukan Mark sedang berjalan, sendirian di koridor sekolah lantai tiga. Dia Lee Haechan namanya, kekasih Mark.

Mark tersenyum dengan langkahnya yang terhenti. Menunggu Haechan sampai ke hadapannya.

"Hai, Haechan." Sambutnya dengan tersenyum.

"Kenapa kau berlari, eh? Kau bisa jatuh dan berdarah." Kemudian Mark menarik Haechan ke dalam pelukannya lalu mengusap kepala laki-laki itu sebentar.

"Ah, tadi aku akan ke kelasmu untuk mengantarkan ini." ketika pelukan itu terlepas, Haechan mengangkat sebuah kotak bekal yang ia pegang di tangan kanannya.

"Makan siang?" Mark menebak. Sebenarnya dia sudah sebal, tetapi dia harus berakting agar Haechan tidak curiga sedikitpun.

Haechan mengangguk kuat.

"Ya, dan aku memasakkan sesuatu yang aku yakin kakak pasti menyukainya." senyum dari bibir berbentuk hati milik Haechan itu selalu bisa membuat Mark merasa muak di dalam hatinya.

"Telur gulung dan croissant sandwich."

Dengan terpaksa, Mark kembali mengukir senyum.

"Whoa, itu pasti enak!" Serunya. Tangannya terulur untuk menerima kotak bekal itu dari tangan Haechan.

"Ini untukku semuanya, :kan?"

Haechan lagi-lagi hanya mengangguk dengan senyuman terbaiknya.

"Uh-hum. Itu untukmu."

"Lalu kau?"

"Aku sudah makan siang dengan Yangyang di kelas." Haechan menjawab.

"Oh, begitu. Baguslah." Mark mengusap kepala Haechan dengan lembut.

"Tapi sekarang aku ada latihan basket. Aku makan setelah selesai latihan, kau tidak akan marah, 'kan?"

Laki-laki itu tertawa halus, penuh dengan kasih sayang dan seandainya Mark bisa melihatnya.

"Kenapa harus marah? Kau kan selalu memakan habis masakanku setiap harinya. Jadi, aku percaya jika kak Mark tidak akan membuangnya." Haechan menjawab.

"Okay kalau begitu, kakak ke lapangan saja. Aku akan ke perpustakaan untuk bertemu dengan kak Jungwoo."

"Astaga, lucunya."

Mark mendekatkan wajahnya pada Haechan, mencium pipi halus Haechan dengan smirk tampannya.

"Kalau begitu, aku ke lapangan dulu, oke? Dan aku akan menjemputmu jam lima sore nanti."

Haechan terdiam. Wajahnya merona hingga ia tidak menyadari jika Mark telah pergi dari hadapannya. Tangannya menyentuh pipi kiri yang tadi Mark cium, mengelusnya pelan dengan perasaan tidak percaya.

Ini adalah ciuman pertama yang Mark berikan sejak sebulan lalu mereka resmi berpacaran. Dan Haechan merasa bahagia. Dia adalah kekasih Mark, dan ciuman ini sudah membuktikannya, bukan?

•°•°•

Tbc

Sebelumnya aku mau ucapin makasih buat kak @jolebiin (gabisa ke tag:/ ) karna uda mau bantuin aku minta ijin ke author sebenernya, huhu thanks banget kak❤

Hehe gimana? Di cerita yg kak jolebiin remake ini gs dan aku ubah jadi yaoi hehe

Hope you like it

Have a nice day y'all🍃

Don't forget to voment and

Laf yah!❤

sad movie ⑅ markhyuck versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang