❀empat❀

22K 2.8K 341
                                    

•°•°•

Suatu hari saat siang, Haechan begitu terkejut saat melihat Mark berada di depan kelas Jaemin. Kedua tangan mereka saling bertautan, lalu wajah mereka yang mengukirkan senyum kebahagiaan tak bisa terhindarkan.

"Kelas akan sangat membosankan tanpamu, Jaemin." Mark berucap dengan manis yang terdengar jelas oleh Haechan.

"Seharusnya, aku meminta wali kelas untuk memindahkanmu ke kelasku. Jadi, kelasku tidak akan membosankan."

"Kau manja sekali, eh." Jaemin berjinjit, mencium bibir Mark sekilas kemudian tersenyum dengan sangat cantik dan anggun.

"Ayo! Masuklah ke kelasmu, Mark sayang. Kita bisa bertemu lagi sepulang sekolah."

Mark mengangguk dan membiarkan Jaemin masuk ke kelasnya. Setelah memastikan Jaemin duduk dengan baik, Mark berjalan menuju kelasnya sendiri dengan Haechan yang mengikutinya.

Haechan merasakan sakit? Ya, sakit sekali. Sangat sakit.

Hati Haechan bagaikan tercabik saat ini. Tapi, setidaknya dia harus mendapatkan penjelasan dari Mark tentang apa yang telah terjadi selama tiga minggu ini dan hubungannya dengan Jaemin.

Di kelas, hanya ada Mark dan Jeno yang sedang berkunjung ke kelas Mark. Haechan menunggu mereka diluar, karena sepertinya mereka berdua sedang mengobrol serius sekali.

"Kau bajingan, Lee! Tapi kau hebat. Setelah memperkosa Haechan, kau benar-benar meninggalkannya dan dengan entengnya membawa Jaemin pada dekapanmu." Itu suara Jeno, Haechan mendengar jelas itu suara Jeno. Hatinya menjerit kesakitan.

"Haechan. Si bodoh itu tidak membuatku senang sama sekali. Dia memang pantas aku tendang, yah walaupun aku akui tubuhnya memang membuatku puas."

"Hey Mark, kau mau menceritakan bagaimana tubuh Haechan?"

"Sialan kau."

Gelak tawa itu, sangat ringan dan tanpa beban. Haechan tersenyum getir dengan air mata yang mulai menetes dari mata beruang nya.

"Gila, Lee! Benar-benar gila dan hebat!" Jeno berseru.

"Kau belum menghubungi atau bertemu Haechan?"

"Cih, untuk apa bertemu dengannya? Dia hanya akan menangis dan dengan cerewetnya memintaku menjadi miliknya sampai aku tua. Menjijikan dan itu sangat menyedihkan. Aku tak peduli apa yang terjadi padanya, yang terpenting sekarang adalah Jaemin sudah menjadi kekasihku. Biarkan saja si Haechan itu mengemis padaku sampai dia mati."

Kedua kaki Haechan melangkah menjauh dari kelas itu. Suara tawa Mark dan Jeno bahkan sangat nyaring sehingga selalu terngiang di telinga Haechan.

Sekarang kau lebih memilih Yangyang atau Mark, heh?

•°•°•

Pengorbanannya selama satu tahun untuk mengetahui dan mendekati si tampan bernama Mark Lee terasa sia-sia. Bahkan, Haechan membutuhkan satu bulan untuk mengobrol dengan Mark Lee. Kemudian, satu bulan lagi untuk melakukan pendekatan dengan Mark Lee. Satu bulan lagi untuk membawakan bekal. Dan perasaannya baru Mark balas setelah sekian lama.

Haechan di lambungkan keatas langit oleh Mark. Dengan kalimat cinta, perlakuan baik dan lembut, kasih sayang yang seolah-olah tidak pernah putus, dan skinship yang wajar.

sad movie ⑅ markhyuck versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang