❀enam❀

24.3K 2.8K 901
                                    

•°•°•

Haechan benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuannya empat belas tahun lalu untuk mendapatkan nilai sempurna agar dapat menggunakan alasan untuk meneruskan study di luar negeri. Bahkan, hanya Yangyang dan Jungwoo yang mengetahui apa alasan yang sebenarnya. Yangyang tidak sengaja mengatakannya kepada Jungwoo dan hal selanjutnya yang terjadi adalah Jungwoo yang hampir membunuh Mark Lee.

Setelahnya Haechan menjaga kandungannya. Haechan melahirkannya dengan baik bayi yang Mark titipkan di rahimnya, entah Mark tahu atau tidak keberadaan bayi tersebut.

Seorang pria tampan yang sekarang berumur tiga belas tahun. Pria remaja yang tumbuh dengan baik. Tampan sekali, jika Haechan boleh mengakui setiap detiknya. Kulitnya putih, matanya yang tajam seperti mata Mark, tubuhnya tinggi, dan kesamaan-kesamaan lain.

Jisung, namanya Park Jisung. Haechan memutuskan untuk mengubah marganya menjadi Park setelah meninggalkan seluruh kenangan buruknya. Park merupakan marga milik ibunya.

"Papa!" Dan teriakkan pagi hari dari mulutnya selalu menjadi kebiasaan baginya. Memanggil Haechan hanya untuk hal yang tidak terlalu penting.

"Dimana dasi sekolahku?"

Haechan menghela nafas. Ia meninggalkan apa yang sedang dia masak di dapur dan menghampiri Jisung.

"Papa mencucinya kemarin. Jadi papa menaruhnya di dalam lemari." Jawabnya. Membuka lemari Jisung dan menemukan sebuah dasi panjang di tumpukkan kaos kakinya.

"Sini, papa pakaikan."

Jisung tampak diam saat Haechan memakaikan dasi ke lehernya. Menyimpulkannya dengan hati-hati. Jisung tumbuh tanpa kasih sayang ayah ataupun kakek-nenek dan keluarganya yang lain selain dari Haechan saja. Itu membuatnya sedikit manja dan seenaknya. Salah Haechan karena terlalu memanjakannya.

"Yeay! Selesai." Haechan berseru. Menepuk pipi dan bahu Jisung pelan sambil tertawa.

"Kau tampan. Tampan sekali." pujinya dengan jujur.

"Aku tampan tapi tidak mungkin mirip dengan papa." ujarnya agak ketus, berbalik membelakangi Haechan dan meraih tas ranselnya.

"Aku malu jika di sekolah aku hanya akan ditanya tentang keberadaan ayah. Jika aku tidak menjawab, aku akan di katai anak haram. Papa memang kejam!"

Haechan mematung, matanya tak berkedip sama sekali menatap punggung Jisung.

"Jisung..."

"Papa tidak pernah tahu, aku tidak memiliki teman sama sekali karena mereka menganggapku menjijikan. Papa senang kan aku begitu?" Jisung berbalik badan, menatap Haechan dengan tajam. Haechan menahan napasnya sejenak, itu adalah tatapan milik Mark, sama persis.

"Jisung―"

"Tidak usah. Papa tidak usah minta maaf." Jisung melangkahkan kakinya meninggalkan sang papa di kamarnya. Namun saat berada di ambang pintu, Jisung melirik Haechan dengan ujung matanya.

"Karena aku tidak akan memaafkan papa sebelum papa memberitahuku dan menunjukkan padaku siapa ayah Jisung."

Runtuh sudah pertahanan Haechan saat itu.

sad movie ⑅ markhyuck versTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang