Up lagi ni. O iya, makasih ya yang udah baca sampai part sekarang, makasih juga yang udah ngevote dan coment, dan makasih yang udah tambahin cerita kita ke reading list. Jangan pernah bosen ya....
Happy Reading,
❤❤
Sifat, sesuatu yang mungkin akan sulit untuk di rubah. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Layak nya sebuah es yang terus terpapar sinar matahari.
Sedingin-dinginnya sebuah es, lama kelamaan es itu juga akan mencair. Tidak dengan cepat, memang. Karena semuanya butuh proses.❤❤
Feli dan yang lain sekarang sedang berada di depan sebuah jam besar yang ada di London, Big ben, namanya. Sekarang Feli dan kedua sahabatnya sedang berdosa untuk di ambil gambar sebagai kenang kenangan.
"Kakak ikut." David langsung berlari agak mendorong mereka. Dan karena itu membuat pose mere gagal.
"Ih kakak!"
"Maaf, yaudah yuk ulang."
"Woy, ini udah 5 kali foto tapi gak ada yang bener!" protes Bryan selaku potografer.
"Eh, Lang, Van ikut yuk." ajak David. Revan langsung menarik Elang. Revan menarik Elang membuat Elang berdiri di samping Vinsya. Dan Revan langsung menyempil di antara David dan Feli dan langsung merangkul pundak Feli. Jadi sekarang posisinya, Elang paling pinggir kiri, sebelahnya ada Vinsya, sebelahnya Rain sebelahnya Feli yang di rangkul Revan. Dan David paling pinggir kanan.
"Woy tangan lo." ucap Feli melihat ke Revan.
"Udah cuma sekali kok, buat foto doang."
"Woy lo berdua jangan pacaran terus, pegel gue, mana gue gk ikut lagi." Bryan berteriak dari posisi nya. Tatapan mereka langsung terpusat ke Feli. Dan saat itu juga Bryan langsung mengambil gambar dengan hasil semua menatap Feli tapi Feli menatap Revan.
"Belum siap!" teriak Rain.
"Biarin , jadinya lucu kok." ucap Bryan. Bryan berjalan ke arah mobil, tentu nya hasil pinjaman, karena mereka tidak membawa mobil ke london. "Cepet naik! dingin di luar." teriak Bryan dari kursi pengemudi. Bryan memang menjadi supir mereka. Tak ada pilihan lain, mereka langsung naik ke mobil.
"Gue mau lho ke pedesaan." ucap Revan.
"Waktunya gak cukup bambang." jawab Bryan dari kursi pengemudi. "Makanya tadi jangan kelamaan fotonya." ucap Bryan lagi dengan nada kesal.
"Sensi amat sih, Lo." balas Elang. "Ngomong aja lo mau foto juga." ucap Elang.
"Tadi gue cuma foto satu kali. Percuma dong ke London jauh jauh terus bareng bareng, cuma foto sebiji." jawab Bryan.
"Yaudah nanti lo foto yang banyak dah." jawab David.
"Nanti gue foto yang banyak, biar tu foto isinya gue semua, kalian gak usah, eh maksudnya gue sama Rain." ucap Bryan sembari melihat ke arah kaca dan menaikkan alisnya yang kebetulan Rain sedang menatap ke kaca juga. Rain langsung mengalihkan ke jalanan luar.
"Tapi Rainnya gak mau." ucap Revan dengan tertawa yang duduk di bangku paling belakang bersama Elang.
"Gak ada yang bisa bolak pesona seorang Bryan." ucap Bryan bangga.
"Masa, pede banget. Nyatanya Rain gak jatuh ke lo juga." ucap David. "Iya Rain." David menengok ke Rain.
"Kalo belum sekarang, nanti juga jatuh." gumam Bryan.
❤❤
Setelah itu mereka berjalan jalan di Southbank yang letaknya di sisi sungai Thames. Sekarang mereka sedang berfoto bersama, dan tentu bersama Bryan. Setelah itu, Feli, Vinsya, dan Rain membuat manusia salju mereka sendiri. Baru saja Rain akan menyelesaikan bagian kepalanya, tanpa sepengetahuan mereka tiba tiba ada sebuah bola salju yang terlempar dengan kencang dan menghantam manusia salju yang mereka buat dan langsung rusak begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Most Wanteds
Teen Fiction3 murid baru bertemu dengan 3 Osis saat baru pertama kegiatan MPLS. Dan dalam pertemuan mereka, di awali dengan rasa kesal dan tak suka. Apakah rasa tak suka itu akan berubah atau justru bertambah?