Chapter 09

281 14 0
                                    




Mungkin ini saat nya aku sendiri, hanya sekedar tuk menenangkan diri, meskipun itu membuat diriku ini tersakiti tapi mungkin ini cara yang terbaik.

Tak lama kemudian Prilly terbangun dari tidurnya dan langsung melihat sosok Ali yang sedang mengamati wajahnya.

"Ali, apa masih belum puas kamu mengamati wajahku dari tadi?" Tanya Prilly yang membuat Ali terkejut dan terisipu malu

"ah, iya..... siapa yang mengamati wajahmu, orang aku melihat jerawatmu yang ada dimana mana itu" ucap Ali

"apaaa...." Teriak Prilly dan menutupi wajahnya

"eh santai aja pril, aku Cuma bercanda kok" ucap Ali yang membuat Prilly semakin marah padanya

"hah, ish kamu mah gitu, tauk ah males aku sama kamu" ucap Prilly yang membuang mukanya tak menghadap Ali

"udah dong putri kesanyangan ku ini marahnya, masa pangeran tembem mu ini kamu cuekin" bujuk Ali

Prilly tak menjawab ucapan Ali, dia malah menangis entah kenapa, Alipun langsung membalikan tubuh Prilly dan dia terkejut melihat Prilly menangis.

"hey kamu kenapa nangis?" Tanya Ali sambil menghapus air mata Prilly

"hiks hiks, aku pengen pulang" ucap Prilly dan Ali hanya terkekeh melihat tingkah laku Prilly yang mengemaskan

"apa, kamu ketawain aku, emang aku itu kayak anak kecil yang manja yang bawel yang suka nyuruh nyuruh orang dan nyusahin orang, iya li aku tau kok, semua emang enggak ada yang ngertiin aku, kalau kamu enggak bolehin aku pulang aku enggak perduli, aku pulang sendiri juga bisa kok" ucap Prilly sambil melepas infus yang dipakai Prilly dan membuat Ali terkejut.

Saat Prilly ingin keluar dari kamar Ali langsung memegang tangan Prilly kuat dan membuat Prilly merintih kesakitan karena tepat bekas infus yang dia lepas tadi dan maka dari itu tangan Prilly mengeluarkan darah.

"Ali sakit, hiks....." ucap Prilly, Ali pun langsung melepaskan gengamannya dan Prilly langsung melarikan diri.

"Prilly tunggu" teriak Ali

Tapi Prilly tak menangapinya, dia terus berlari dan memberhentikan sebuah taksi dan langsung menuju rumah miliknya sendiri yang dibelinya dengan hasil kerjanya sendiri. Sedangkan Ali sudah kehilangan jejak Prilly, akhirnya Ali memutuskan untuk pulang ke rumah Prilly untuk mencari keberadaan Prilly tapi sayangnya tak berhasil, Ali sekarang sedang mengitari jalan ibu kota yang sedang sepi karena hari sudah mulai larut tapi Ali belum juga menemukan Prilly.

Ditempat yang berbeda Prilly sedang duduk di balkon rumah nya sambil menatap langit dan sesekali menatap tangannya yang terluka tapi sudah di obati.

"kenapa tuhan sekejam ini?, aku tidak mengingat apapun, tapi orang yang masih ku ingat malah melarangku untuk membuat aku bahagia" batin Prilly

Setelah itu Prilly memutuskan untuk masuk kedalam kamar dan tidur, tanpa Prilly sadari dari kemarin Prilly belum makan, entah besok apa yang akan terjadi.

Skip pagi hari

Ali sekarang sudah berada dirumah orang tua Prilly, dia menjemput bi Asih ntuk mengantarnya ke rumah yang dimaksud oleh bi Asih, bi Asih juga memiliki kunci cadangan untuk rumah itu karena Prilly lah yang memberikannya agar setiap sore rumah itu dibersihkan dan dinyalakan lampunya jika Prilly tidak pergi ke rumah itu.

Rumah Prilly

Pagi hari yang cerah ini Prilly terbangun dari tidurnya, dia merasakan tangannya sakit dan ternyata mengeluarkan darah, Prilly langsung duduk dan segera turun kebawah tapi saat dia ingin berjalan tiba tiba perutnya sakit, kepalanya sedikit pusing tapi Prilly tak menghiraukannya, dia tetap turun dan saat beberapa anak tangga Prilly turuni ada seseorang yang sudah ada dibawah mencari Prilly, siapa lagi kalau bukan Ali. Ali mencari Prilly kemana mana, dan saat Ali menoleh ke atas ada seseorang perempuan yang sudah berdiri disana dengan wajah pucat dan yang paling mengejutkan pergelangan tangannya berdarah, siapa lagi kalau bukan Prilly.

Ali yang melihat itu langsung bergegas menuju Prilly yang kelihatannya akan pingsan dan ternyata benar saat Ali berada tepat disampingnya Prilly tumbang, dengan segera Ali membawa Prilly ke mobilnya dan membawanya kerumah sakit.

Skip rumah sakit

            "dokter, suster tolong kekasih saya" teriak Ali yang saat itu begitu panic.

Kenapa Ali bilang kalau Prilly itu kekasihnya, karena saat itu Ali sangatlah panic, tetapi Ali dan Prilly belum pacaran, mereka hanya sebatas sahabat tidak lebih, mereka hanya memiliki komitmen kalau diantara mereka itu tidak boleh menyakiti.

Setelah dokter menangani Prilly, Prilly dipindahkan diruang rawat inap. Sekarang Ali sedang duduk disebelahnya sambil mencium tangan Prilly, beberapa saat kemudian Prilly juga belum sadarkan diri, Ali memutuskan untuk membelikan Prilly sebuah bunga didekat rumah sakit.

Saat Ali keluar, Prilly tersadar dan tidak melihat seorang pun disebelahnya, lalu ia menekan bel untuk memanggil suster.

            "iya ada yang bisa saya bantu?" Tanya suster

            "sus boleh minta tolong antar saya ke taman?" ucap Prilly

            "tapi nona masih sangat lemah" ucap suster

            "bantu saya dengan menggunakan kursi roda" ucap Prilly

            "baiklah nona, tunggu sebentar" ucap suster

Suster itupun mengambilkan korsi roda lalu kembali kekamar Prilly dan mengantarkan Prilly ke taman, setelah itu Prilly menyuruh suster itu meninggalkannya dengan keadaan hampir hujan. Dilain tempat terdapat Ali yang berjalan menuju ruang rawat inap Prilly dengan membawakan bunga untuk Prilly, tapi saat Ali masuk kedalam ruang rawat Prilly, Ali tidak menemukan sosok Prilly.

Sekarang Ali sedang mencari sosok Prilly tapi hasilnya nihil, Ali tidak menemukan Prilly dan saat itu juga Ali mulai panic karena hujan sudah mulai turun dengan derasnya dan saat Ali melewati taman terdapat beberapa orang bergerumbul.

"hey nona, cepatlah kemari, ini sedang hujan, nanti kau bisa sakit" ucap salah satu satpam

"kalau kalian semua berani berjalan mendekati aku, akan ku bilang kan bunda kalau kalian mengusik ketenangan ku" ucap Prilly

Saat itu juga Ali langsung menghampiri sumber suara dan terlihatlah bidadari kesayangannya sedang terguyur hujan, dengan wajah yang begitu pucat serta bibir yang sedikit bergetar.

            "jangan coba melangkahkan kaki mu kesini Ali" ucap Prilly saat Ali ingin menghampirinya.

            "kamu lagi sakit pril, ayolah jangan seperti anak kecil" ucap           Ali

Saat Ali berbicara seperti itu Prilly langsung berdiri dan ingin berjalan tapi saat beberapa langkah Prilly langsung jatuh ke tanah tak sadarkan diri, dan saat itu juga Ali langsung mengendong Prilly kembali ke ruangannya setelah itu Prilly di periksa dokter.

            "dok gimana keadaan Prilly?" Tanya Ali khawatir

"keadaan Prilly masih belum stabil, suhu tubuhnya sangat tinggi, tapi tenang saja mungkin besok pagi dia sudah agak lebih baik, tapi saya ingatkan jangan membuat Prilly terlalu banyak memikirkan sesuatu sebelum dia benar benar pulih, apa lagi sampai membuat hatinya sakit, itu akan membuatnya sangat drop" jelas dokter

"baiklah dok" ucap Ali

Dear PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang