Chapter 03

391 24 1
                                    

Kebahagianku hanya sesaat, disaat aku mengalami kebahagian itu kenapa aku merasakan kesedihan?

Keesokan harinya Prilly terbangun dengan merasakan sakit dikepalanya, entah mengapa hari ini dia merasa tak enak badan. Tapi dia tetap memaksakan untuk masuk sekolah.

"bi sarapan apa pagi ini?" Tanya Prilly sambil duduk dikursi meja makan

"nasi goreng non" ucap bibi Asih

"mama sama papa enggak pulang bi?" Tanya Prilly

"enggak non, katanya banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggal, dan akan pulang mungkin 1 bulan lagi non" ucap bibi Asih sambil menyiapkan sarapan pagi untuk Prilly

"pasti alasannya selalu kerja dan kerja, sampek sampek kedua anaknya aja enggak diurusin" ucap Prilly sambil memakan makanannya

"sabar non, papa sama mama non kan kerja untuk cari uang untuk non juga kan, non jangan sedih kan disamping non sekarang ada sahabat sahabat non yang baik sama non, dan dirumah ini juga ada bi Asih, bi Wati, bi Iyem, dan bi Inah, jadi non gak usah merasa kesepian" ucap bi Asih

"tapi enggak sampai segitunya juga kalik bi, sejak kecil aku selalu ditinggal terus dengan kedua orang tua ku, mereka selalu menyibukkan dirinya dengan pekerjaannya sendiri, apa pekerjaannya lebih penting dari pada kedua anaknya, sampai sampai Raja saja dititipkan ke oma sama opa, uang mereka juga enggak bakal habis kan bi kalau meluangkan waktunya sebentar untuk kedua anaknya, hanya meminta waktunya 5 menit saja apa mereka sanggup untuk memberikannya, memang mereka selalu menuruti kemauannku bi, bahkan barang barang yang mewah mereka bisa belikan untukku tapi itu enggak berharga sama sekali kalau mereka enggak ada disamping aku bi" ucap Prilly sambil mengeluarkan air mata

bi Asih pun langsung memeluk Prilly dari pinggir. Bi Asih memang sangat dekat dengan Prilly dari pada pembantu yang lainnya karena bi Asih sudah mengasuh Prilly sejak kecil.

"udah non, non enggak usah nangis, loh non badan non kok anget, non sakit?" Tanya bi Asih karena merasakan kalau tubuh Prilly hangat

"enggak kok bi, Cuma enggak enak badan aja, yaudah ya bi aku mau berangkat dulu" ucap Prilly

"non gak usah sekolah saja ya, nanti biar saya ijinkan ke guru piket non" ucap bi Asih

"enggak usah bi, aku udah agak mendingan kok, yaudah ya aku berangkat dulu asalamualikum" ucap Prilly sambil bersalaman dengan bi Asih

"aku harus kasih tau den Ali nih kalau non Prilly sakit" ucap bi Asih, kenapa bi Asih bisa mengetahui tentang Ali karena.....

Flashback on

Ali mendatangi rumah Prilly tanpa sepengetahuan Prilly, untung saja saat itu Prilly tidak ada dirumah.

Tok tok tok ada yang mengetuk pintu rumah Prilly dan bi Asih membukanya.

"anda siapa ya?" Tanya bi Asih

"saya temennya Prilly, nama saya Ali" ucap Ali

"oh temennya non Prilly, tapi non Prillynya lagi enggak ada rumah" ucap bi Asih

"yaudah enggak apa apa kok bi, oh iya bi Ali mau minta bantuan ke bibi boleh" ucap Ali

"boleh den" ucap bi Asih

"saya mau bibi laporin semua kegiatan Prilly selama ada dirumah, dia mau pergi kemana dan lagi ngapain, mau ya bi" ucap Ali

"memang buat apa den, maaf ya den saya belum begitu kenal dengan den Ali jadi saya sedikit ragu" ucap bi Asih

"ya tuhan bi, bibi beneran gak kenal aku, aku anak dari keluarga Syarief bi, masa bibi enggak percaya sama aku sih" ucap Ali

"yatuhan den Ali maaf bibi enggak tau kalau aden anak dari keluarga Syarief, ayo den masuk dulu saya enggak enak dari tadi bicara didepan pintu, apalagi aden anak dari keluarga Syarief" ucap bi Asih

Dear PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang