Chapter 6

11.3K 913 26
                                    


"Siapa gadis itu? "

Sasuke mengerutkan keningnya kesal, "Anda kemari untuk berbisnis atau bertanya tentang pelayanku? "

Pria pucat di depan sasuke berusaha tersenyum sopan, "Maafkan atas ke tidakprofesionalan saya Tuan Uchiha, mari kita lanjutkan "

Ino kembali memaparkan mengenai bisnis yang akan mereka lakukan. Namun, sepertinya gadis merah muda yang mengantarkan kopi tadi mengambil alih seluruh konsentrasi milik Sai. Pria itu sama sekali tidak mendengarkan apa yang sedang di bicarakan di ruangan itu.

Sasuke menyadarinya dan entah mengapa dia merasa sedikit kesal.

"Jadi, bagaimana menurut Anda, Tuan Uchiha? "

Sasuke mengetuk meja menggunakan jari telunjuknya, "akan saya pikirkan"

"Kami mengharapkan kerja sama anda Tuan"

"Tentu. Jugo akan menunjukkan pintu keluarnya. Silahkan"

Ino mengangguk kemudian menyenggol Sai yang sedang melamun. Pria itu menggeleng pelan kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah sasuke, "Senang bekerja sama dengan anda Tuan"

Sasuke menyeringai tanpa menyambut uluran tangan pria pucat di depannya, "Aku bahkan belum menyetujuinya "

Sai menarik kembali tangannya kemudian tersenyum canggung, "Ahh, maafkan saya"

"Kalau begitu kami permisi Tuan"

Ino menarik tangan Sai untuk segera meninggalkan ruangan itu.

"Dia mempermainkan kita" ucap Ino kesal saat keluar dari ruangan sasuke.

Sementara Sai sibuk melihat setiap sudut Mansion milik sasuke, berharap dia akan bertemu gadis merah muda itu lagi. Namun, nihil. Gadis itu tidak kelihatan dimana pun.

"Apa kau mendengarku? "

"Ah I-iya, kau bilang apa tadi? " Sai menatap Ino yang berjalan di sampingnya bingung.

"Lupakan saja" wanita pirang itu mendengus.

•••

Akhirnya hari dimana Sakura akan dikirim ke klub itu tiba. Jantung gadis itu berdetak kencang saat maniknya memandang seorang pria dengan rambut hitam diikat dan dua buah kerutan di wajahnya. Sakura memandang takut pada pria itu yang sedang berbicara kepada Jugo, tepat di depan ruangan Sasuke.

Sakura merasa jantungnya berhenti berdetak saat manik pria itu bertemu dengan maniknya. Gadis itu menunduk untuk memutus kontak mata.

Pria itu mengabaikan Sakura dan segera memasuki ruangan sasuke. Saat pria itu telah masuk ke dalam, sakura berlari ke kamar kecil miliknya dan menguncinya dari dalam.

Sakura terduduk di lantai, gadis itu sangat ketakutan. Jantungnya berdetak kencang dan mengirimkan rasa sesak yang tidak nyaman. Ujung-ujung jarinya terasa dingin.

Dia berharap keajaiban akan datang padanya. Sangat berharap.

Lebih baik dirinya tinggal di Mansion ini seumur hidupnya, tidak peduli jika dia di siksa ataupun dijadikan budak. Dia sama sekali tidak peduli, asalkan jangan ke tempat itu.

Kemudian Sakura mendengar langkah kaki yang semakin mendekat ke arah kamarnya dan tubuh gadis malang itu mulai bergetar ketakutan. Sebuah gedoran keras di pintu kamarnya membuat sakura semakin ketakutan.

COFFEE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang