Chapter 34

8.5K 669 94
                                    

Update mulu ni Authornya kagk bosan kali ya wkwkwk

Update mulu ni Authornya kagk bosan kali ya wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










































Manik hijau Sakura terbuka. Hal pertama yang menyapanya adalah putihnya langit-langit dan aroma obat-obatan yang menyengat. Kepalanya berdenyut keras saat dia berusaha menggerakkan kepalanya. Mengingat sesuatu, buru-buru wanita itu menyingkap selimut khas rumah sakit yang menutupi bagian dada hingga kakinya. Tangannya segera meraba perut datarnya, mengabaikan kepalanya yang berdenyut parah saat dia bagun tadi. Masih disana. Anaknya masih disana. Sakura tidak bisa menahan senyumnya. Wanita merah muda itu memeluk perutnya sendiri tanpa menghentikan senyumnya.

Kriet!

Sakura mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang baru saja terbuka, menampilkan sosok gagah Sasuke yang mengenakan setelan hitam. Pria itu tampak gelisah dengan napas memburu. Sasuke segera menghampiri Sakura yang terduduk di atas ranjang dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Sangat erat, Sasuke rasanya ingin menyatukan tubuh wanitanya itu dengannya. Sesekali dia mengecupi kepala merah muda itu tanpa berniat melepaskan pelukannya.

Wajah Sakura yang tenggelam di dada pria itu hanya menampakkan wajah bingung namun hanya sesaat sebelum wanita merah muda itu membalas pelukan Sasuke sama eratnya. Tangannya meremas kuat bagian belakang pakaian pria hitam itu. Sasuke tidak peduli jika setelan mahalnya kusut, yang dia pikirkan hanyalah Sakura, Sakura dan Sakura.

Tanpa kata-kata, keduanya hanyut dalam dunia milik mereka berdua. Saling menumpahkan rasa rindu, khawatir dan lega. Tanpa kata, keduanya mengerti diri pasangannya.

Berharap kebahagian karena penderitaan dan perjuangan mereka sudah terlalu berat. Namun keduanya belum berniat menyerah pada tantangan sebesar apapun, karena cinta mereka lebih besar dari tantangan apapun itu.

•••

"Yo, adik ipar." Itachi mengangkat sebelah tangannya saat mendapati Sakura yang terduduk di ranjang sambil disuapi oleh adiknya.

Sasuke memandang tidak suka pada kehadiran kakaknya itu. Mengganggu momen saja.

"Suamimu ini menyeramkan ya, hahahahha.... " tawa Itachi memenuhi ruangan bernuansa putih itu.

Sakura hanya bisa tersenyum kecil pada Itachi. "Ada apa kak?"

Sasuke dengan cepat memandang Sakura. Dia agak kecewa, Sakura memanggil Itachi dengan sebutan kakak, sementara wanita itu bahkan tidak mau memanggilnya 'sayang' atau 'suamiku'. Jangankan itu, namanya saja jarang disebut.

"Tidak ada, aku hanya ingin menjelaskan semuanya atau Sasuke sudah memberitahumu?"

Sakura menggeleng sebagai jawaban, "Aku akan menanyakannya nanti, kepalaku pusing, kak."

COFFEE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang