Chapter 20

9.7K 865 55
                                    

Mengapa mencintai itu begitu sakit?

Setiap orang punya alasan berbeda dalam menjawab pertanyaan tersebut. Begitu juga dengan Sasuke.

Baginya Cinta itu tidak sakit sama sekali, namun yang sakit adalah hatinya yang mencintai. Sasuke sadar, dialah yang membuat cinta itu menjadi menyakitinya.

Kalau tidak mau tersakiti, tinggalkan. Lelah berjuang, lepaskan. Sederhana sekali.

Namun dia sudah terlanjur jatuh terlalu dalam, dan ya, yang tersakiti dalam hal ini bukan hanya dia saja. Jadi, apa salahnya berusaha.

.
.
.

Manik hitam itu kembali mengawasi sosok merah muda dibawah sana. Kenapa wanita itu sangat menyukai bunga? Padahal dirinya sendiri lebih indah dari sususan kelopak-kelopak berbau harum itu.

Bunga memiliki aroma serta cairan manis yang diinginkan lebah. Hanya karena itulah lebah mau mendekat dan bunga membutuhkan sang lebah untuk berkembang biak, karena itula bunga membiarkan sang lebah mendekat. Keduanya saling membutuhkan dan diikat oleh hubungan saling membutuhkan. Begitu pula manusia, hubungan terbentuk karena adanya suatu keinginan dari kedua belah pihak.

Tetapi, Mengapa Sasuke menginginkan wanita itu? Jelas-jelas Sakura tak memiliki apapun yang dibutuhkan Sasuke pada awalnya dan Sakura juga tidak memiliki apapun yang dibutuhkan dari pria itu.

Pernahkah kau mendengar Cinta itu tak butuh alasan? Apakah kau percaya? Sasuke percaya hal itu. Karena dia mencintai wanita itu tanpa alasan apapun. Jadi, dia tak akan punya alasan untuk meninggalkan Sakura.

Sasuke tidak pernah menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada kisah percintaannya. Jika, awalnya Sasuke tidak menyiksa Sakura, mungkin dia tidak akan jatuh cinta pada wanita musim semi itu.

Semua yang terjadi adalah takdir, Sasuke hanya perlu memperjuangkannya.

•••

"Kepalaku pusing Yuki"

Sakura memijat pelipisnya perlahan sambil sesekali meminum teh hangat yang dibuatkan Yuki untuknya.

Yuki menggeleng, tangannya memijat pundak wanita itu lembut, "Siapa suruh bermain hujan"

Sakura mengerucutkan bibirnya kesal, "Kan hanya sebentar"

Yuki kembali menggeleng dan melanjutkan pijatannya pada pundak Sakura. Wanita merah muda itu memang keras kepala, padahal Yuki sudah mengingatkannya untuk tidak bermain hujan. Sakura itu sudah dewasa, bermain hujan adalah kegiatan anak kecil.

"Terima kasih sudah merawatku, aku tidak tau aku pingsan semalam", ucap Sakura sambil menyesap teh hangatnya.

Yuki hanya tersenyum dan mulai memijat pelipis wanita itu. Dia ingin sekali memberitahu Sakura bahwa Sasukelah yang merawatnya, tetapi Uchiha itu menyuruhnya tutup mulut soal itu.

"Uchiha itu jahat sekali. Dia tidak mau menolongku, padahal dia yang menyuruhku masuk"

Yuki menggeleng pelan, emosi wanita ini sangat tidak stabil. Ya, mungkin karena bawaan itu.

Sakura belum mengetahui bahwa ada kehidupan lain ditubuhnya. Sebenarnya Yuki baru tahu kemarin, Sasuke yang memberitahunya dan ya, dia harus tutup mulut juga soal ini.

"Sudah habiskan saja tehmu"

Sakura mengangguk lucu, "Iya Yuki sayang~"

COFFEE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang