TIA LO KENAPA?

165 24 4
                                    

"Jadi selama ini apa yang dikatakan afi itu benar?" batin tia.

"Gue harus perbaiki hubungan gue dengan si afi besok pagi." lirih tia kemudian menutup matanya dan tertidur dengan lelap.

___-

Keesokan harinya, tia terbangun lebih awal. Dia merasa tidak sabar bertemu dengan afisan dan langsung meminta maaf.

"Bii.." Teriak tia.

"Iya non." jawab bi minah sambil berlari menghampiri tia.

"Tia berangkat lebih awal ya bi." lirih tia.

"Wah non tia semangat sekali. Sarapan dulu non"

"Iya.." jawab tia sambil duduk dimeja makan.

"dijemput lagi sama den afi ya non?" Tanya bi minah sambil menyiapkan roti selai.

"Emm enggak deh, sekarang tia yang bakal jemput afi" ucap tia semangat.

Bi minah hanya tertawa sambil menyodorkan roti untuk tia.

"Makasih." lirih tia.

"Ngomong-ngomong, selama ini bi minah belum lihat si danil yang sering tia ceritakan ya?" Lanjut tia bertanya.

Bi minah hanya menggelengkan kepala.

"Kenapa bibi gak bicara?"

"Bibi bingung non" jawab bi minah dengan ragu.

"Emm ya udahh gak papa." lirih tia tanpa menanggapi lebih jauh.

"Emm danil itu siapa sih non? Katanya sering kerumah, tapi kok bibi belum pernah lihat" tanya bi minah.

"Ihh bi minah kepo"

Bi minah hanya tertawa kecil.

"Ya udah tia berangkat dulu yaa bi." Ucap tia sambil memeluk bi minah.

"Daaahh" tia berlari keluar rumah sambil melambaikan tangan

"Hati-hati non." pekik bi minah.

Tanpa berhenti berlari, tia langsung mengambil sepedanya dan mulai  mengayuh sepeda dengan kencang menuju rumah afisan.

Hingga sampai dirumah afi, tia terlihat terengah-engah dan mencoba mengatur nafasnya.

Setelah merasa baik, dengan semangat tia melangkahkan kakinya kedepan pintu rumah afi.

"Permisi.." Teriak tia sambil menekan bel.

Tidak lama ibu afi membukakan pintu.

"Eh tia" ucap ibu afi sambil tersenyum.

" Mahh." lirih tia kemudian bersalaman.

"Emm. Afisan nya ada mah?" Lanjut tia bertanya dengan semangat.

"Afisan? Dia sudah berangkat sekolah dari pagi sekali. Katanya mau kerumah pamannya hans dulu." jawab ibu afi

Seketika senyum tia hilang dari bibirnya.

"Oh sudah berangkat ya mah." lirih tia

Ibu afi menganggukan kepala.
"Emangnya afi gak ngasih tahu kamu dulu?" Tanya ibu afi

Tia menggelengkan kepala dengan lemas

"Ya udah tia berangkat dulu mah." ucap tia dengan kecewa.

"Gak mau mampir dulu?"

"Makasih mah, tia langsung berangkat sekolah saja" lirih tia dengan senyuman yang sayu.

"Hati-hati nak." teriak ibu afi.

Tia hanya menjawab dengan senyuman.

"Mereka pasti berantem" lirih ibu afi sambil menutup pintu.

Dengan rasa kesal dan kecewa, tia mengayuh sepeda dengan santai.

"Gue harus bicara di sekolah" lirih tia mencoba mengembalikan semangatnya.

Setibanya di sekolah, suasananya masih sangat sepi, hanya ada beberapa pekerja sekolah yang mulai beraktifitas.

"Pak..."teriak tia kepada satpam penjaga sekolah sambil berlari mendekat

"Waahh neng tia pagi sekali datang ke sekolah" ucap pak satpam

"Emmm. Kebetulan pak."

"Bapak sudah lihat afisan hari ini?" Lanjut tia bertanya.

"Afisan yang pindahan dari Thailand itu?"

Tia mengangguk dengan semangat.

"Jadi gara-gara laki-laki itu neng tia datang sepagi ini?" Goda pak satpam.

"Apaan sih pak gak lucu. Ayo dong pak  kasih tahu saya" bujuk tia.

"Emmm tadi pagi sekali dia datang dan nitipin ini ke bapak buat neng tia. Terus dia balik lagi, gak tahu kemana" ucap pak satpam sambil menyodorkan sebuah amplop berisi surat.

"Ohh makasih pak" pekik tia kemudian mengambil surat itu sambil berlari menjauh.

"Neng tia jangan bolos yaa" teriak pak satpam.

Tia hanya tertawa kecil dan berlari keluar gerbang.

Setelah didepan pintu gerbang, Perlahan tia membuka surat itu.

"Gue yakin sekarang lo sudah tahu siapa si danil sebenarnya. Karena itu, Sekarang temui gue di dekat danau belakang sekolah" (isi surat afisan)

Saat itu tia terlihat kaget dengan apa yang dituliskan afi.

"Permainan teka-teki apalagi yang lo mainkan" batin tia dengan kesal.

Tanpa berpikir panjang, tia langsung mengayuh sepedanya menuju tempat yang ditunjukan afisan.

"Awas saja kalau dia sampai berani mempermainkan gue." gerutu tia dalam hati.

Setelah sampai di danau, tia berjalan menelusuri sisi danau dan meninggalkan sepedanya dipinggir jalan.

"Afi.." Teriak tia

"Gue disini." jawab afi yang tengah terduduk dibawah pohon.

Tia langsung menghampiri afisan.

"Kenapa lo suruh gue kesini?" Tanya tia dengan terburu-buru.

"Karena lo sudah tahu kebenaran tentang si danil." Jawab afi dengan santai.

"Jadi lo mau gue minta maaf disini kan?" tanya tia

"Oke, gue minta maaf karena gue tidak percaya dengan semua perkataan lo selama ini." Lanjut tia

"Gue bukan mau lo meminta maaf, gue cuma mau tanya. Apa lo masih berteman dengan si danil?"

Tia menjawab dengan anggukan kepala.

"Sudah gue bilang dia itu jahat.  Kenapa lo masih berteman?" Afi mulai meninggikan nada bicaranya.

"Dia gak jahat fi. Dia datang cuma ingin mencari teman dan menjadi teman gue" pekik tia.

"Sebenarnya lo kenapa masih tidak percaya dengan perkataan gue?"

"Fi gue gak pernah merasa dia jahat. Dia tidak pernah mencelakai gue" sentak tia

"Lalu apa yang terjadi di pantai itu? Lo anggap apa?" Tanya afi.

"Itu semua cuma kecelakaan" lirih tia.

"Ahhhhh. Sekarang Terserah lo mau percaya sama perkataan siapa" ucap afi sambil memegangi kepalanya

Tia hanya terdiam membisu.

"Gue bingung" lirih tia kemudian meneteskan air mata

"Jangan salahkan gue, kalau gue pergi dari kehidupan lo." ucap afi sambil menarik tangan tia keluar dari area danau.

"Afi..." Lirih tia sambil menatap wajah afi yang sayu.

BERSAMBUNG.....

NEXT? Jangan lupa vote and comment🙂🤗

By Hendrawati

RUMAHKU CINTA & KEMATIANKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang