PENASARAN

112 22 0
                                    

Setelah tia kembali, afisan terlihat sedang terduduk diam diatas ranjangnya, sedangkan yang lain berbenah membereskan semua barang-barang afisan.

"Eh Kenapa dibereskan semuanya?" Tanya tia ketika melihat semua orang sibuk berkemas bahkan infusan sudah tidak lagi terpasang pada lengan afi.

"Kita pulang nak, afisan sudah diperbolehkan pulang" lirih ibu tia.

"Oh ya?" Ucap tia dengan semangat.

Semua orang menganggukkan kepala.

"Emmm. Lo sudah baikan?" Tanya tia dengan wajah yang berbinar

"Gue rasa, gue sudah baik" jawab afi dengan lembut.

"Emmm. Gue minta maaf ya?" Ucap tia tiba-tiba sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Kenapa lo minta maaf?" Tanya afi sambil kebingungan namun tetap meraih uluran tangan tia

"Tak lah." ucap tia dengan wajah polosnya.

"Gue bantu lo ke kursi roda ya?" Lanjut tia.

"Gak usah, badan gue berat nanti malah jatoh" tolak afi.

"Taklahh, gue kuat kok. Yuk." lirih tia kemudian memapah afisan.

"Makasih"

Tia menganggukan kepala sambil tersenyum.

"Tia, kamu mau pulang sekarang?" Tanya papah tia.

"Tia mau antar dulu afi kerumahnya bareng yang lain saja." jawab tia.

"Ya sudah, papah sama mamah duluan yah"

"Iya. Hati-hati." Lirih tia sambil melambaikan tangan.

Tia terlihat tersenyum bahagia ketika kedua orang tuanya berjalan berdampingan. Ternyata setelah kejadian dua minggu yang lalu, kedua orang tua tia sudah mulai akur kembali. Terlebih setelah ibu tia memutuskan untuk berhenti bekerja, semua yang dulu pernah hilang dari hidupnya kini sudah kembali lagi padanya.

"Wajah Lo kayak baru pertama kali lihat orang tua lo gandengan saja." Ucap afisan tiba-tiba.

Seketika tia tersenyum lirih kearah afi.

"Dih kenapa lo senyum gitu?"

"Emangnya kenapa? Lo suka sama senyuman gue ya" goda tia.

Afisan langsung membulatkan matanya meski terlihat menyembunyikan senyuman.

"Ke PDan banget lo." ketus afi.

"Tapi Aneh, Kenapa pas dia senyum kayak gitu gue rasa sudah lama kenal dia" Batin afi ketika pandangannya mulai memperhatikan tia.

"Emm makasih." lirih tia sambil tetap tersenyum manis hingga tanpa sadar kedua mata mereka beradu.

Seketika saat itu afi mulai merasakan perasaan yang membuatnya semakin kebingungan.

"Sebenarnya lo kenapa sih? Tadi lo bilang maaf, sekarang lo bilang makasih. Memangnya Apa yang sudah gue lakukan?"

Telihat tia langsung tertegun dan kaku.

"Emm.. " guman tia.

"Kenapa? Ayo jawab" ucap afi sedikit memaksa.

Sebelum tia menjawab pertanyaan afi, kedua orang sahabatnya mengajak mereka untuk segera pergi ke mobil.

"Bro semuanya sudah siap. Sekarang kita pulang." ucap hans.

"Bokap gue mana?" Tanya afi ketika pembicaraannya berhasil teralihkan

"Bokap dan nyokap lo lagi ngurus pembayaran. Lagian mereka juga bawa mobil. Kita disuruh pulang duluan." Jawab hans.

"Oh.." lirih afi.

Ketika mereka sudah keluar ruangan, mereka sedikit tersentak dengan teriakan gadis kecil dari arah belakang

"Kak..." Teriaknya sambil berlari menghampiri tia.

"Eh Siska, kenapa kamu disini?" Tanya tia.

"Anak saya maksa mau ketemu sama kamu.." jawab ibu siska yang terlihat berjalan dibelakang anaknya.

Tia hanya tersenyum dan berjongkok menghadap gadis mungil itu.

"Kakak mau pulang yah?" Tanya siska dengan polos.

"Iya"

"Kenapa pulangnya cepat?"

"sebab kakak yang sakitnya sudah sembuh, tuh." Ucap tia sambil menunjuk kearah afi.

"Yah.. siska juga mau pulang kak." Siska terlihat menundukan kepalanya.

"Siska harus sembuh dulu, baru bisa pulang. Makannya kamu cepat sembuh ya, nanti akak yang antar kamu pulang." ucap tia sambil mengusap lembut kepala siska.

Afi terlihat tersenyum ketika mendapati tia yang tengah mencoba menenangkan gadis kecil yang sangat polos

"Emm nanti akak pasti kesini lagi kok buat jenguk siska." lanjut tia

"Janji?" Lirih siska sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji" ucap tia kemudian meraih jari kelingking siska tanda mengucap janji

Setelah mendapatkan janji tia, siska langsung berlari kearah afisan.

"Abang sudah sembuh ya?" Tanya siska dengan semangat

Afisan terlihat menganggukan kepala dan tersenyum.

"kak tia pasti sangat senang kan? Tadi dia nangis sebab abang sakit dan katanya sudah lupa sama kak tia"ucap siska dengan polos

Seketika Afi langsung mengalihkan pandangannya kearah tia sambil mengerutkan dahinya.
Sedangkan tia mencoba menghentikan siska untuk berbicara lebih jauh.

"Ehh sudah. Abangnya harus istirahat dan pulang dulu ya" ucap tia dengan terburu-buru.

"Emm ya udah. Tapi nanti abang kesini ya sama akak tia, kita main bareng" lirih siska sambil memeluk afi kemudian kembali berlari memeluk tia

"Makasih semuanya" lirih ibu siska kemudian membawa anaknya menjauh.

Tia semakin terlihat kaku dan kebingungan, terlebih ketika afi memandangnya dengan tatapan yang tidak biasa.

***
Setelah sampai dirumah afi, tia masih saja terlihat kebingungan dan gelisah.

"Lo istirahat dulu ya.." lirih niki ketika afi sudah terduduk diatas kasurnya

"Oke" ucap afi.

"Yaudah kita ada diluar, kalau lo butuh apa-apa tinggal teriak saja" lanjut niki sambil tersenyum.

"Oke makasih."

" Tia.." lirih afi hingga membuat langkah semua orang terhenti.

"Emm. Gue mau bicara sama lo sebentar" lanjutnya.

Niki dan hans langsung kembali melangkahkan kakinya keluar kamar, meninggalkan tia bersama afi berdua.
Sedangkan disisi lain tia terlihat enggan menghampiri afi.

"Gue gak bakal macem macem, gue cuma mau bicara sama lo. Gue mohon lo duduk dulu disini" Lirih afi

Tia menganggukan kepala kemudian duduk disamping afi.

"Setelah gue sadar tadi, entah kenapa gue merasa ada satu hal yang saat ini gue lupakan, dan gue rasa itu sangat berarti. Tapi saat ini gue gak tahu apa yang sudah gue lupakan." Ucap afi tiba-tiba tanpa basa-basi.

Tia hanya terdiam dan tertunduk.

"Dan lo tahu? ketika gue lihat lo, ada sesuatu pada diri lo yang membuat gue kebingungan seperti ini." Lanjut afi.

Seketika tia langsung menatap afi dengan kaget.

"Apa sebelumnya gue pernah bertemu sama lo?" Tanya afi dengan selidik

BERSAMBUNG.....

NEXT? jangan lupa vote and comment☺️☺️

By Hendrawati.

RUMAHKU CINTA & KEMATIANKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang