17. Debaran Tak Jelas

1.2K 258 26
                                    

Parah.

Parah parah parah.

Jantung seorang [Full Name] berdebar tak karuan.

Kedua tangan gadis itu berada di dada bagian kiri, merasakan betapa berdebar jantungnya. Tak pernah-pernah ia merasakan debaran seperti ini, bahkan saat akan dimarah orangtuanya pun ia terlihat santai. Tak ada sedikit debaran yang muncul.

Ada apa ini?

"Eh, Asano Junior!" sapa [Name] ketika mendapati seorang lelaki bermahkota pirang stoberi hendak berjalan ke arahnya. Menyadari bahwa ada gadis bar-bar yang akan dilewati, Asano langsung putar balik dan melupakan tujuan awalnya. [Name] masih dengan debaran yang kuat menyusul lelaki itu, menyamakan langkahnya dengan Asano.

"Sombong kali, kau. Dipanggil tak nyaut."

"Apa sih, cewek ganjen?!"

[Name] menggerakkan kedua tangannya di depan dada, menyuruh Asano untuk tenang. "Kalem kalem. Mau nanya nih pak----"

"Gak ada tanya-tanyaan. Tanya tutormu sana!" Asano menjawab, ngegas.

"Idih, kebelet kawin apa?! Marah-marah mulu."

Lelaki beriris violet itu mendecih. Bukannya kebelet kawin, ia sudah risih saat tahu bahwa sang ayah tidak jadi menjodohkannya dengan gadis ini. Asano harus move on, tapi ia selalu bertemu dengan [Name]. Emang benar kata orang-orang, semakin kita ingin menjauh orang tersebut malah semakin sering muncul.

"Seriusan nih, berhubungan dengan kesehatan. Soalnya jantungku berdebar mulu, kenapa ya?"

"Kelainan kali," jawab Asano asal-asalan, membuat [Name] terkejut ala drama dengan wajah cengo dan satu tangan berada di dada.

"Serius?!"

"Kutu beraaaas!"

Entah kenapa, suara itu terdengar sangat riang di telinga [Name]. Kurang ajar tu laki, emang suka banget ngatain dia.

Eh, tunggu.

Ketika mataku dan matamu bertemu, jantungku makin berdebar tak karuan hingga mau lepas.

"Ah, tunggu tunggu! Jangan kesini!" [Name] memperingati dengan satu tangannya mengisyaratkan Karma untuk berhenti. "Gimana nih, Aga-chan?! Jantungku selalu berdebar kalau ketemu cacing kremi itu! Apa dia penyebab kelainanku?!"

Karma memutar kedua bola mata malas. "Asano, dia boleh buatmu, kok. Aku lelah punya anak tutor goblok kayak dia."

"Enggak, makasih. Aku takut kegoblokan dia tertular padaku."

"Kalian kok bangsat gitu sih?!" ujar [Name] menggerutu.

Private Tutor [✓] » Ansatsu KyoushitsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang