Aku hanya menutup mata sebentar sebelum akhirnya membuka mataku lagi dan segera bangkit dari tempat tidurku.
Kenapa aku melakukan itu?
Itu karena sebuah petir tiba-tiba saja menyambar. Suaranya sangat nyaring sekali. Sepertinya petir tersebut menyambar disekitar daerah rumah Onee-chan.
Oops! Apakah kalian mengira aku takut dengan petir?
Te.......tentu saja ti......tidak!
Si........siapa juga yang takut dengan petir kecil tersebut. Bagiku petir itu bagaikan kotoran yang ada di toilet. Jadi aku tidak menghiraukannya sama sekali.Baik, baik, aku mengaku, aku memang sedikit takut dengan petir. Ingat ya! se - di - kit. Jadi aku tidak terlalu takut dengan petir sampai-sampai aku tidak bisa tidur.
Sebenarnya aku memiliki sedikit trauma dengan petir. Hal itu terjadi pada saat aku masih SD. Pada saat itu sedang hujan deras. Aku yang rajin belajar ini sedang membaca buku pelajaran biarpun besok tidak ada ulangan. Aku membaca dan membaca hingga akhirnya akupun bosan. Jadi aku berjalan kearah jendela kamarku dan menatap keluar jendela yang sedang terjadi hujan. Tiba-tiba saja sebuah petir menyambar tepat didepan jendela. Kau dengar aku? Tepat didepan jendela. Karena suaranya yang sangat nyaring. Telingaku tidak bisa digunakan selama sebulan. Orang tuaku juga sama, tapi mereka sakitnya hanya sehari karena mereka pergi ke dokter. Hppphhhh!!!
Ngomong-ngomong karena sekarang aku sedang berdiri. Aku ingin melihat ruanganku karena tadi aku langsung melompat ketempat tidur, aku belum melihatnnya.
Hoo~ kamar tidur ini terlihat sangat megah! Apakah Onee-chan itu orang kaya? Apakah bekerja sebagai komandan itu menghasilkan banyak uang? Atau.......
Aku melihat-lihat sekitar dan menemukan sebuah cermin. Cermin itu indah sekali. Aku berjalan kearah cermin tersebut dan berhenti didepannya. Wajahku menghadap ke cermin.
Ohhhhhh! Aku Mencintaimu! Kurasa ini kedua kalinya aku merasakan cinta. Yaitu cinta kepada diriku sendiri. Kenapa aku bisa secantik ini? Biarpun aku tidak terlalu peduli dengan kecantikkan sih. Tapi tetap saja.....
Ok, ok, mari kita alihkan dulu pikiran kita dari topik tersebut. Aku melihat cermin bukan untuk melihat seberaba cantik diriku tapi untuk melihat bagaimana bentuk tubuhku.
Oh, aku sudah tahu kalau rambutku panjang dan berwarna hitam. Tapi aku tidak tahu bahwa aku ternyata sangat cocok dengan rambut ini.
Lalu pakaianku, pakaian ini masih sama dengan yang kupakai saat aku mati di dunia nyata. Seragam sekolah. Tapi saat aku datang ke dunia ini celanaku entah kenapa berubah menjadi sebuah rok. Bukankah itu aneh? Aku yakin ini pasti perbuatan KAMI-sama. Sebenarnya apa yang ingin dilakukannya kepadaku?
Dan wajahku, wajahku ini kehebatannya sama dengan loli-loli di anime yang menjadi favorit para wibu psikopat, wibu normal dan wibu yang mengaku bahwa dirinya otaku
Pokoknya semua orang deh. Bahkan diriku sendiri.DOOOOOOOOOM
Diluar, terdengar suara petir yang menyambar untuk kedua kalinya bersamaan dengan suara....
"Kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!"
Siapa yang mengeluarkan suara tersebut? Tentu saja itu bukan aku! Sebenarnya aku juga ingin berteriak sih tapi aku berhasil menahannya.
Aku segera berlari menuju pintu ruangan ku, membukanya, lalu pergi menuju sumber suara. Ternyata sumber suranya sangat dekat. Ruangannya hanya bersebelahan dengan ruangan ku. Aku langsung membuka pintunya dan melihat Onee-chan yang terlihat sedang ketakutan berada dibawah selimut sambil duduk diatas tempat tidurnya. Dia terlihat seperti menggigil, tubuhnya bergetar.
Aku pun segera mendekatinya.
"Onee-chan apa kau tidak apa-apa?"
(Aiko)Onee-chan mengangkat kepalanya yang tadinya menghadap kebawah dan melihat kearahku. Saat dia melihatku, dia tersenyum manis.
"Onee-chan tidak apa-apa kok."
(Tante Polwan)"........"
Aku tidak bisa berkata apa-apa. Kebohongannya terlihat jelas bagiku. Kenapa kau berkata tidak apa-apa jika kau masih bergetaran seperti itu.
Aku tidak tahan lagi dan mengangkat selimutnya. Selimut tersebut terlempar sampai ke atap. Lalu segera kupeluk Onee-chan yang tadinya ada di dalam selimut dengan lembut. Selimut itu pun jatuh dan menimpa kami berdua.
Onee-chan yang tampak terkejut terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu tetapi dihentikan oleh ku yang bertanya......
"Apakah kau benar-benar tidak apa-apa? Onee-chan?" (Aiko)
"Ya" (Tante Polwan)
"Bukankah barusan tadi Onee-chan berteriak?" (Aiko)
"Tidak" (Tante Polwan)
"Onee-chan, lalu kenapa kau bergetar ketakutan?" (Aiko)
"......."
"Uuwwwaaaaaa!!!!" (Tante Polwan)"Onee-chan?" (Aiko)
"Aku....*hik.takut.....*hik.ayahhh........
ibu.........*hik.mereka berdua ditelan oleh petir*hik" (Tante Polwan)"Yosh, Yosh. Petir itu sekarang sudah tidak ada jadi Onee-chan tidak perlu takut lagi." (Aiko)
"Ta....tapi! Aw! Aw! Aw! Aw!"
(Tante Polwan)Aku menarik kedua pipinya menggunakan skill Full Control agar aku tidak menyakiti pipinya, tapi ternyata masih sakit.
"Ah! Maaf Onee-chan!" (Aiko)
"Tidak apa-apa kok. Terima kasih Aiko-chan, kamu telah menghiburku."
(Tante Polwan)"Oh! Aku senang Onee-chan sudah baikan. Jangan sedih lagi ya! Sini biar aku elapin air matanya." (Aiko)
"Ehh! Tidakkkk! Jangan!!!"
(Tante Polwan)Onee-chan tiba-tiba berdiri dan langsung berlari keluar ruangan.
Pada saat di depan pintu keluar....."Ojou-sama! Apakah kau tidak apa-ap..." (Maid)
*Boom*Onee-chan menabrak maid yang berada di depan pintu dan mereka berdua jatuh ke lantai. Akan tetapi Onee-chan tidak bangun lagi setelah terjatuh. Maidnya pun segera berlari kearahnya dan memanggilnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya
"Oujo-sama! Oujo-samaaaaaa!" (Maid)
Malam telah berganti dan matahari yang seharusnya tiada muncul lagi dari ufuk timur. Sinarnya menerangi ruangan seorang gadis, membuat gadis itu terbangun dari tidurnya. Gadis tersebut duduk dan melihat sepuncuk surat diatas selimutnya. Gadis itu pun membuka surat tersebut dan membaca isinya.
"Onee-chan, terima kasih karena telah membiarkanku menumpang di rumahmu.
~Aiko "Gadis tersebut pun segera bangun dari tempat tidurnya. Dan berjalan kearah jendela. Diluar jendela, dia melihat seorang yang sedang keluar dari rumahnya dan berjalan kearah pagar. Gadis itu pun berteriak......
"Selamat Jalan!!!" (Tante Polwan)
Sapaannya pun dibalas
"Baik!!!" (Aiko)
Dan Aiko pun pergi melanjutkan petualangannya!
(Note : Note ini tidak terlalu penting)
KAMU SEDANG MEMBACA
Statusku Jadi Double Ketika Naik Level
FantasiDikhianati, lagi, lagi, dan lagi. Oleh teman, keluarga, bahkan pacarku sekalipun. Semua orang sama.....Mereka semua mengkhianatiku. Aku berjanji setelah aku matipun aku tak akan percaya pada siapapun lagi. Dan begitulah..... Akupun mati...... Aku...