2

3 0 0
                                    

"Di, bantuin mama!" titah sang mama yang tengah menyiapkan makan malam.

"Bantuin apa ma?"

"Susun piring nya yah diatas meja." sambil menyerahkan piring kepada Diana.

"Ma kenapa sih ga pake jasa pembantu aja?" tanya Diana.

"Pembantu itu mahal sayang, lagipula mamah ga bisa sembarang pilih orang jagain rumah."

"Selalu aja, mahal.. Mahal.. Mahal.. Mama kan punya duit banyak, mama tuh irit atau pelit sih?" tanya Diana jengkel.

"Mama ga mau ada pembantu karna nanti lu makin males dek." Ucap Andrew terkekeh.

"Apa sih kak, gua ga males ko ini buktinya bantuin mama."

"Alesan, wibu sih susah.."

"Gua bukan wibu, berenti ngomong gitu"

"Eh, Diana gaboleh teriak teriak." ucap Riana.

"Apa, ngomong apa sekali lagi?" ucap sang mama kesal.

"Udah ah, mending nonton."

"Jadilah wibu abadii!" ucap Andrew.

"Makan dulu Di.." teriak sang mama.

"Aku lagi jaga berat badan ma"

Diana memandangi laptopnya, ini episode terakhir film anime kesukaan nya.

Sampai akhir film ia baru bergerak untuk mencarger laptopnya setelah hampir dua jam seperti patung yang tak bisa mengalihkan wajahnya dari laptop

----------

"Hiks.. Hiks.."

Andrew terkejut, malam malam seperti ini siapa yang menangis, pikirnya.

Andrew terus menelusuri asal suara, sebenarnya ia agak takut mengingat ini malam jum'at.

Tetapi andrew semakin terkejut mengetahui suara tangisan itu berasal dari kamar Diana. Andrew langsung membukanya, ia melihat adik nya sedang menangis sambil memeluk lututnya.

"Hey, hey.. Kenapa dek?" Andrew mengelus puncak kepala Diana lembut."kamu dibully lagi? Huh?"

Diana mendongak, menatap kakaknya dengan mata sembab. Ia menggeleng

"Kenapa dek? Gapapa cerita aja."

"Huaaaaaa,, kenapa endingnya gini sih kak?"

"Apa maksud kamu?"

"Film yang aku-- aku tonton, ending nya ga sesuai harapan."

"Lahhh dikira apaan." Andrew menoyor kepala adiknya.

"Aw, sakit tahu. Tadi tuh aku kira dia mau jadian sama si badboy, tapi ngga. Sakit hati aku tuh."

"Dek, tadi aku kira kamu dibully lagi tau ga."

"Ngga ka, gatau sih kedepannya. Aku harap ga kayak di SMP dulu."

"Kalo sampe kejadian lagi, jangan segan ceritain sama kakak ya, kakak gabakal biarin lagi."

"Iya.."

Mereka saling diam sampai terdengar suara gemuruh dari perut Diana, mereka berdua tertawa.

"Makanya, jangan sok sok an diet lu." Andrew mengacak rambut Diana.

As Soon As PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang