"Di, buruan. Gua belum ngerjain tugas." ucap Riana dari dalam mobil.
"Dimana-mana juga ngerjain tugas tuh di rumah, sok sibuk sih lu." ucap Diana tengah memakai sepatunya.
"Tau tuh." ucap Andrew.
"Eh asal kalian tau aja, subscriber gua banyak banget gua harus bikin konten everywere, anytime."
"Sok narsis sih lu, yimyam."
Diana melangkah berjalan menuju mobil, ia menoleh saat mendengar suara motor berhenti di depan pekarangan rumahnya.
"Dery?" tanya Diana.
"Untung belum berangkat, bareng yuk." ajak Dery.
"Heuhh, kalo tau gitu berangkat dari tadi gua. Jalan ka" ucap Riana.
"Emang gua sopir lu."
Andrew melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumahnya.
"Kamu ngapain sih?" tanya Diana.
"Udah buruan naik, lu gamau telat kan?"
Diana berdecak, akhirnya mengalah. Mau bagaimana lagi, Andrew sudah pergi mendahuluinya.
Dery melajukan motornya saat Diana sudah benar-benar naik diatas motor.
"Lu cantik Di, gua suka." ucap Dery.
"Gua emang cantik, lu jangan harap gua baper. Lu bukan orang pertama yang ngomong gitu ke gua."
"Apaan sih, geer lu. Gua bukannya mau bikin lu baper, gua emang jujur."
"Ya iya." jawab Diana.
"Iya apa?"
"Au ah."
"Lu gaje dari kapan sih Di?" tanya Dery.
Diana gemas, ia memukul helm yang dipakai Dery membuatnya meringis.
-------------
Diana menghampiri Rere, ia terkejut melihat Rere tengah menangis.
"Re, lu kenapa?"
"Di, lu tau ga?" Rere terisak.
"Ya engga lah,"
"Lu mau tau?" tanya Rere
"Iya, tapi ingus lu itu lap dulu."
"Emang iya ada ingus."
"Ya ada, tadi malahan sampe bentuk bubble gitu."
"Dusta, lu mah ga bisa serius apa Di?" tanya Rere
Diana duduk disamping Rere, memberinya tisu yang sebenarnya memang milik Rere, Rere mengambil dan menyapukan air matanya.
"Kenapa sih?" tanya Diana.
"Gua sedih Di. Lu tau kan Rio sering chatingan sama gua? Lu juga tau kan kemarin gua weekend an sama dia?"
"Iya, tau."
"Pas gua makan di McD, ada cewe nyamperin kita. Lu tau dia siapa?" ucap Rere.
"Pacarnya?"
"Ko lu tau sih, gaasik ah."
"Pacarnya? Jadi Rio udah punya pacar?"
Rere mengangguk, "sumpah Di, dia ngaku belum punya pacar. Gua ga salah kan?"
"Iya gua tau ini bukan salah lu, nanti gua omongin dia oke."
Rere mengangguk, Diana mengelus punggung sahabatnya ini. Dalam hati Diana geram sekali dengan Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Soon As Possible
Teen FictionEvan Dominic, kalau menceritakannya mungkin aku akan kembali menitikkan air mata. Lelaki satu ini adalah lelaki ketiga yang mampu membuatku tak ingin kehilangannya setelah ayah dan kakakku Andrew. Namun, banyak rahasia yang ia tutupi dariku. Dibali...