"Sayang, mama mau arisan hari minggu dulu ya." ucap sang mama.
Diana yang tengah asyik membaca komiknya hanya mengagguk.
"Ko sepi ya?" tanya Diana pada dirinya sendiri.
"Kakak.." Diana berteriak, tetapi tidak ada yang menyahut.
Diana menaiki tangga kearah kamar Riana, ia sedikit menguping. Riana terdengar sedang berbicara entah dengan siapa. Diana langsung membuka pintu kamar Riana tanpa mengetuk.
"Riana" panggil Diana.
Riana menoleh, setelah melihat siapa yang masuk ke kamarnya tanpa permisi Riana kesal.
"Apasih?"
"Lagi ngapain?" tanya Diana.
"Lu ga liat? Gua lagi live ig. Udah sana."
Diana memang melihat ponsel Riana menyala dengan kamera depan yang terus merekamnya.
"Udah sana pergii" usir Riana lagi. "Kalo lu kesepian nonton aja tuh masha and the bear."
"Maksud lu apaan sih?"
Riana yang tengah membenarkan rambutnya ke arah kamera kembali menoleh dengan wajah kesal.
"Kan lu suka anime."
"Riana sayangg.. Masha and bear itu bukan anime." Diana tertawa keras.
"Diana sayangg.. Bisa ga lu keluar, tutup pintu, jangan ganggu gua." ucap Riana dengan suara yang dilembukan.
Diana menutup pintu kamar Riana, kembali ke sofa panjang ruang tamu berkutat dengan komik kesukaannya. Tak lama, Andrew menghampiri nya sambil menyesap soda kaleng.
"Tadi aku panggil kagak nyaut" ucap Diana.
"Kenapa?"
"Nggak." jawab Diana. "Gua aneh deh sama Riana, anak nyebelin, sok asik, sok cantik kayak dia ko bisa jadi selebgram ya." lanjutnya.
"Riana tuh emang terkenal, ga kayak lu yang kerjaannya nontonin anime, baca manga, cosplay."
"Aneh gitu, banyak juga yang askfm sama aku nanya-nanya soal dia."
"Channel youtube nya juga banyak subscriber, nih kakak juga salah satu subscribernya."
Andrew menunjukkan channel youtube Riana pada Diana. Diana menoleh, keningnya jadi mengkerut.
Andrew mengacungkan ponselnya tinggi-tinggi saat Diana berusaha merebutnya.
"Apaan sih dek?"
"Yaudah sini, liat dulu." Diana sampai melompat-lompat kecil berusaha meraih ponsel kakaknya ini.
Andrew sebenarnya tidak tahu mengapa Diana ingin merebut ponselnya.
"Yaudah gua juga punya ponsel sendiri, bisa liat sendiri." ucap Diana.
Andrew terkekeh, "Apaan sih sebenernya? Kenapa ga daritadi aja ambil ponsel kamu?"
Diana meraih ponselnya, mencari di aplikasi youtubenya, channel youtube milik Riana. Ia ternganga.
"RI-A-NAAAAAA" Diana berteriak membuat Andrew refleks menutup kedua telinganya.
Diana berlari menaiki tangga, kembali masuk ke kamar Riana tanpa mengetuk.
"Apaan lagi?" Ucap Riana sambil sedikit ditahan karena tak mau viewersnya terganggu.
"Jadi waktu itu lu coret-coretin muka gua, lu vidioin lu apload ke youtube?"
"Iya." ucap Riana terdengar santai.
"Hapus ga?"
"Ogahh." ucap Riana kemudian memeletkan lidahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Soon As Possible
Teen FictionEvan Dominic, kalau menceritakannya mungkin aku akan kembali menitikkan air mata. Lelaki satu ini adalah lelaki ketiga yang mampu membuatku tak ingin kehilangannya setelah ayah dan kakakku Andrew. Namun, banyak rahasia yang ia tutupi dariku. Dibali...