Hmmm. Hay babi eh salah baby.
Ad sedikit penjelasan.
Aku bakal mempersingkat cerita ini, biar kalian gk bosan."Masa udah beberapa part jimin sama eundae gitu2 aja". Iy kan?
Jadi sebenarnya mereka tuh ada perkembangan. Cuma terlalu selow, sampe gk berasa. Dan aku ngerasa kayaknya kalian bakal bosan kalo begini teroos. Jadinya aku bakal memperjelas ceritanya dengan mempersingkat.
Kita bakalan mulai masuk konflik, di saat eundae mulai ngode, dan mungkin beberapa part ke depan lagi, bakal langsung eundae meminta penjelasan hubungan mereka. Aelah labil ih. Tapi gitu deh. Intinya itu.
Lanjut kuy.
Eh tiati banyak TYPO!Borahae/I purple you🎶
...
"hallo?"aku menjawab dengan suara pelan. Rasa gugup pasti ada. Tapi aku mencoba biasa saja.
"ah...nee.. Nee.."
"aish.. Gwaenchanha..ahahha.. Nee"
"apa yg dia katakan?"seoyoung langsung bertanya begitu jimin menutup teleponnya.
"dia salah menekan tombol"entah mengapa raut wajahku berubah kecewa.
Aku tau aku bukan siapa2 yg pantas merasa kecewa.
"aigoo.. Eundae.. Kamu tidak merasa bosan?"seoyoung menatapku lekat.
Aku tidak menjawab, dan membiarkan dia menyelesaikan ucapannya.
"kamu dan jimin, hanya begitu begitu saja. Tidak ada kemajuan. Kamu tau, beberapa pria tidak peka. Jadi cobalah duluan. Jimin mungkin saja juga menyukaimu, tapi karna dia tidak peka dengan sikapmu yg selalu gugup di depannya, maka dia berpikir kamu tidak memiliki perasaan lebih. Cobalah berusaha lebih keras."
Aku merenungi perkataan seoyoung. Ada benarnya juga.
Tapi aku tidak pernah terlibat dalam hal seperti ini. Aku harus memulainya dari mana."bersikap normal lah. Maksudku, bukan berarti bertingkah seakan kamu tidak menyukainya. Bersikap lah sesuai kemauanmu. Sesuai bagaimana otakmu, menyuruhmu bertindak. Jika saat kamu berbicara dengannya dan kamu merasa ingin tersenyum, maka tersenyumlah. Jika kamu merasa ingin tertawa tertawa lah. Bahkan mungkin jika merasa ingin berteriak, lakukanlah. Perjelas perasaanmu. Mungkin jimin akan mengerti. Jangan di tahan"seoyoung seakan mengerti kebingunganku.
"kamu tau? Mencintai pria kadang tidak rumit. Begitu juga cara membuat mereka mencintaimu. Kadang kamu hanya perlu memeluk mereka dengan erat. kadang kamu hanya perlu tersenyum. Kadang kamu hanya perlu perhatian. Bukankah itu mudah? Jadi mau mencobanya?"seoyoung menatapku, dengan senyuman.
Aku mengangguk pelan lalu ikut tersenyum.
***
Sepeninggalan seoyoung, aku merenungkan semua perkataannya.
Ada benarnya juga. Aku harus lebih mempertegas semua ini. Tapi ragu kembali menghantuiku.
Memangnya siapa aku yang meminta kejelasan dari semua ini? Aku bukan siapa2 jimin. Kenapa aku bertingkah seolah memiliki peran besar dalam cerita jimin?-batinku.
Aku selalu benci jika sudah seperti ini. Mengapa aku selalu ragu. Jika sudah yakin akan suatu keputusan, pasti ada saja sesuatu yg membuatku kembali ragu dan takut untuk bertindak.
"hufft.."aku menghembuskan napasku, melegakan tubuh dan pikiranku.
"kenapa semuanya malah jadi rumit? Kenapa aku harus memperjelas? Bagaimana jika jimin tidak menerima perasaanku, dan akhirnya kita berakhir seperti kedua orang yg tidak pernah saling kenal. Aish. Entahlah"
![](https://img.wattpad.com/cover/185773941-288-k843962.jpg)