Jaerin sudah merasa muak dengan tingkah laku teman sekelasnya Hoseok, Hoseok orang yang baik. Tapi kebaikannya di rasa-rasa sangat amat mengganggu keseharian Jaerin
Beberapa hari belakangan
*Minggu, Pagi hari Hoseok datang ke rumah membawakan Jaerin buku tugasnya yang tertinggal di sekolah*
Dengan sapaan senyum hangat, Jaerin mempersilahkan Hoseok masuk ke dalam rumah dan menjamunya sebentar
Itu pun pertama kalinya Jaerin membawa teman masuk ke dalam rumahnya, ia merupakan introvert jadi cukup sulit baginya untuk mendapat teman akrab
Jaerin menyajikan secangkir teh hangat apda Hoseok, "Silahkan di nikmati. Maaf aku hanya punya teh"
Hoseok hanya menggeleng. Ia meraih cangkir itu dan meneguknya perlahan sembari memperhatikan sekeliling rumah
Menyadari tatapan Hoseok yang aneh, Jaerin pun memulai pembicaraan, "Apakah tatanan rumahku aneh?"
"Hmm tidak hanya saja aku tak terbiasa dengan warna tembok yang terlalu colorful"
Dalam hati tentu saja Jaerin merasa Hoseok adalah orang yang aneh, bagaimana bisa temen sekelasnya mengomentari rumahnya seperti itu
"Apa kau suka warna monoton?"
Hoseok menyengir, "Hmm tidak"
"Lalu warna sejenis apa yang kau suka?"
"Warna darimu", tepat saat itu Jaerin merasa sedikit canggung. Ia merasa risih bila seorang laki-laki terlalu terang terangan seperti itu. Tapi bagaimanapun ia juga tak mau jika mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati orang lain
Akhirnya perbincangan itu diakhiri dengan tawa yang terkesan dipaksa
*Senin, Hoseok kembali datang ke rumah dan memberi Jaerin bunga tulip ungu*
"Terima kasih tapi untuk apa (bunganya) ?" Tanya Jaerin terheran heran
"Untukmu, aku pamit dulu" Hoseok pergi tanpa mengatakan hal lain
*Selasa, Hoseok datang membawa bunga mawar serta cokelat*
"Aku mendapatkannya gratis dari toko, jari kumohon terimalah" ungkap Hoseok dengan senyum cerah
Jaerin merasa sedikit ragu-ragu, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "baiklah, terima kasih"
Hoseok pulang begitu pintu ditutup Jaerin
*Rabu, Hoseok datang membawa sebuah boneka teddy bear ungu*
Hoseok menekan bel beberapa kali, tapi Jaerin tak kunjung membukanya. Ia hanya berdiri dari balik pintu masuk
Jaerin merasa Hoseok terlalu sering mengunjungi rumahnya dan membuatnya terganggu
Ia mengabaikan suara bel itu hingga Hoseok akhirnya benar-benar pergi
*Kamis, seseorang datang tapi kali ini bukan Hoseok melainkan Jimin, sepupu Jaerin, yang datang*
"Ibuku menyuruhku memberikanmu rantang makanan ini, ayah dan ibumu mungkin akan kembali lusa" ucap Jimin dengan nada lesunya
"Wah bibi memang pengertian. Masuklah"
Jaerin mempersilahkan Jimin masuk dan membuat seseorang di seberang jalan kesal
*Hari ini Jaerin sudah sangat lelah memikirkan tingkah Hoseok, ia sudah sangat stress dengan ujian sekolahnya jadi ia tak mau Hoseok membuat pikirannya terbebani*
Jaerin berjalan di pekarangan rumahnya dan merasa ada sesuatu yang ganjil, ia mencium bau anyir dari dalam rumah dan benar saja saat pintu masuk terbuka seluruh dinding rumah nya telah terhias siratan darah segar
Jaerin menjerit kencang dan membuat seseorang ikut terkejut
Jaerin mendapati tubuh tak berdaya Jimin yang bersimbah darah di lantai, sedangkan seseorang tengah memegang sebuah pisau dan....
"Jim.....Jaaaa-aantungg"
"Aku Mencintaimu" ucap seseorang yang wajah dan tubuhnya penuh dengan cipratan darah
"HOSEOKKK!!!", Kata terakhir yang diucapkan Jaerin sebelum akhirnya pisau tajam berdarah itu menghunus jantungnya
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Scream [BTS Creepy Pasta]
HorrorKumpulan Oneshot BTS dengan tema horor, misteri, dan thriller [Budayakan Vote dan Comment. Akan lebih baik jika mem-follow Author] Highrank #26 in Horror (04082018) #34 in Horor (04082018) #47 in Mystery (04082018) #44 in thriller (04082018) [NC] N...