Hamil Anak Setan 01

47.2K 924 58
                                    

Bagaimana jadinya jika seorang gadis yang tengah bahagia hendak melangsungkan pernikahan dirinya dengan sang pujaan hati. Dan seminggu sebelum pernikahan berlangsung saat ia terbangun dari tidur perutnya membesar layaknya orang hamil 8 bulan?

Bagaimana reaksinya, dan juga tanggapan keluarga serta para tetangga?

Akankah dia mampu dan kuat menghadapi kenyataan yang tak terduga itu?

Oke, langsung saja kita mulai kisahnya.

Cekidot.
.
.
.

***

"Bagaimana undangannya sudah selesai dibagikan?" Nurmala bertanya pada salah satu sahabatnya yang dipercaya membagikan undangan pernikahannya.

"Tenang sudah beres, tinggal beberapa lagi yang belum." Jawab Rena.

"Tolong dong, buruan selesaikan nyebar undangannya. Kan tinggal seminggu lagi pernikahan aku."

"Yaelah, woles kali. Ngebet banget keknya pengen nikah. Udah kebelet yak?" Goda Rena sambil cengengesan.

Nurmala menepuk bahu Rena lumayan keras sehingga ia mengaduh.

"Paan sih, main tabok aja. Sakit tauk!" Rena sewot sambil mengusap usap bahunya yang terasa panas.

"Habis kamu gitu. Maaf deh!" ucap Nurmala kemudian.

Lantas mereka berdua kembali pada topik utama yakni membicarakan perihal kesiapan pernikahan Nurmala dengan Bara. Apa saja yang belum terealisasi.

Rena mengamati jam yang melingkar pada pergelangan tangannya. "Udah hampir jam sembilan malam. Aku pulang dulu ya, Nur."

"Oh, oke. Tapi jangan lupa besok buruan kelarin nyebar undangannya."

"Yaelah, iya Nyoya Bara. Siap!" ucap Rena sambil hormat pada Nurmala.

Nurmala mengantar kepulangan Rena sampai ambang pintu.
Kemudian ia masuk kamar, menyempatkan berbincang dengan calon suaminya via chat whatsapp.

[Sayang, aku tidur dulu ya, gak tahu kenapa mataku jam segini udah lengket banget.] Terselip emotikon cium jauh di akhir kalimat.

[Iya Sayang. God night. Mimpiin aku ya, jangan mimpiin yang lain oke!] Begitu juga dengan Bara ia menyelipkan emotikon cium jauh di ujung kalimat.

Lantas keduanya menyudahi berbalas chat. Nurmala pun langsung tertidur dengan pulasnya.

Lewat tengah malam entah kenapa tiba-tiba tenggorokan Nurmala terasa kering. Sehingga membuat dirinya terbangung dari tidur.

Setelah menggeliatkan tubuhnya, lantas ia duduk membersihkan sudut matanya.

Hoaaam!

Menguap, lalu terdiam sejenak. Ada rasa yang tak biasa pada tubuhnya. Mendadak baju yang ia kenakan terasa sesak, padahal sebelumnya terasa sangat longgar.

Mengusap perutnya terasa buncit. Tak percaya dengan apa yang ia rasa, Nurmala memastikan dengan melihat perutnya. Dan memang benar terlihat buncit layaknya orang hamil 8 bulan.

Masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. Nurmala bergegas turun dari ranjang berdiri di depan kaca, dan memang benar penglihatannya tak salah.

Lantas ia pun menjerit histeris. "Aaarrrgggh!" Melempar kaca tersebut dengan kotak riasnya sehingga pecah berkeping menimbulkan suara gaduh. Lantas seluruh penghuni rumah pun terbangun dan tergopoh ke kamar Nurmala.

"Nur, kamu kenapa? Ada apa? Buka pintunya!" pekik seluruh keluarga yang berada di depan kamarnya sembari menggedor-gedor pintu.

Namun, Nurmala tak menyahut ia masih shock terduduk di lantai, dan bengong tatapan matanya kosong lurus ke depan.

"Apa yang terjadi pada perutku?" lirih Nurmala. Kemudian mengusap perutnya, dan kembali terbengong.


Next ➡

Next gak nih?


Hamil Anak Setan (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang