17

2.2K 171 50
                                    

"Kau.. menciumku Naruto kun?"
Hinata merasa tidak percaya  dia menyentuh bibirnya memastikan kalau tadi bukan mimpi.

"Aku hanya ingin mencium calon istriku."
Naruto mengelus helaian indigo Hinata. Menatap Hinata lekat untuk membiarkan Hinata merasakan ketulusanya.

"Hinata.. berjanjilah bahwa kau akan tetap mencintaiku.."

"Tentu Naruto kun.."

"Meskipun ada ribuan lelaki tampan mengelilingimu, berjanjilah bahwa hatimu hanya untuku. Hinata, sungguh aku terlanjur terjatuh pada hatimu.. aku selalu mendengarkan dan membayangkan ocehanmu dulu dengan senang hati. Kenapa? Karena aku pun sangat mencintaimu."

"Naruto kun juga.. kau juga harus menjaga hatimu. Karena cintaku lebih besar darimu."

"Kau percaya diri sekali Nona."

"Naruto kun tidak boleh melirik gadis lain selain aku."

"Kau pikir aku mau melirik siapa hem?"
Naruto menempatkan kepala Hinata pada dadanya yang bidang.

"Aku lihat, sekertarismu itu berfoto bersamamu di koran minggu lalu."
Hinata semakin menempel pada Naruto.

"Shion? Karena tugas nya sekertaris maka dia selalu ada disampingku ketika aku ada pekerjaan."

"Aku cemburu."

"Hahaha.. tidak mungkin kau cemburu pada ibu beranak tiga kan Hinata?"

"Haaaah? " Hinata melonjak dari pelukan Naruto karena kaget.

"Bahkan usianya lebih tua dari Neji."

"Pantas saja. Dia menggunakan make up tebal untuk menutupi keriputnya kan ?"

"Hahaha mulut mu itu pedas sekali Nona. Sebaiknya ku dinginkan lagi mulutmu. " goda Naruto sembari mendaratkan bibirnya di bibir Hinata.

Tanpa sepengatuhan mereka, Kushina yang tidak sengaja lewat dan melihat adegan itu pun terkekeh. Ya.. dia dan Minato sangat menyukai Hinata. Apa lagi ketika orangtua Hinata meninggal, ingin sekali dia merawat Neji dan Hinata dirumahnya m. Namun Neji menolak dengan alasan harus menjaga rumah peninggalan orang tuanya. Melihat Naruto dekat Hinata, Kushina begitu senang. Karena tidak ada alasan untuk tidak menerima gadis sebaik Hinata. Kushina berdiri bersembunyi di balik pintu sambil senyum-senyum sendiri. Tanpa sadar, Minato berdiri di belakangnya.

"Kau ingin seperti mereka Kushina?"

"Aiih.. Minato kun. Aku terkejut. Kau sudah pulang rupanya.."

"Lihat, anak kita sudah dewasa."

"Hey.. dia sudah 28 tahun.. bahkan terlalu tua untuk dewasa."

"Kita nikahkan saja mereka."

"Sudah jelas pasti."

Pasangan paruh baya itu pun tersenyum sambil menikmati pemandangan yang menurut mereka "indah".

"Naruto kun.. sebaiknya aku pulang."

Naruto pun tersenyum.

.
.
.
.
Di kediaman Hyuga, Neji baru saja memarkir mobilnya di halaman rumah . Ini sudah jam 5 sore, waktunya dia pulang dan menghabiskan waktunya dengan Hinata. Kou menyambutnya dan meraih tas yang dibawa Neji.
"Kou, apakah Hinata sudah pulang?"

"Sepertinya Hinata ada dirumah Naruto tuan muda. Tadi Ayame mengatakan hal itu pada saya lewat telepon."

"Ah..baiklah. bisakah kau buatkan aku lemon tea? Aku sangat lelah."

"Baik tuan muda."

Kou pun berlalu ke dapur. Sedangkan Neji duduk bersandar di sofa ruang keluarga. Matanya terpejam.. sesekali dia memijat pangkal hidungnya karena merasa pusing kelelahan.

How I Love You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang