19

2.3K 161 18
                                    

"Naruto kun..."
Hinata terus mengigau dalam tidurnya. Ya.. dia demam. Demam karena luka di tanganya. Suhu nya berangsur-angsur turun. Tapi dia terus mengigau. Mungkin karena dia terlalu banyak pikiran. Neji dan Kakashi duduk disampingnya. Sesekali Neji mengelap keringat Hinata dengan handuk kecil.

"Hinata, apa kau begitu mencintai Naruto?" Kakashi bermonolog.

"Kenapa dari tadi kau terus memanggilnya?" Lanjutnya.

"Ya. Dia selalu memanggil Naruto bahkan sejak dia berusia lima tahun." Timpal Neji.

Kakashi menatap Neji yang masih menyeka keringat Hinata.

"Ah.. maaf Neji san. Ini semua salahku. Aku membuat keributan dirumahmu."

"Tidak apa-apa. Kakashi-san. Mungkin dengan begini, masalahnya akan selesai."

"Entahlah. Sejak Hinata masuk dalam kehidupanku, aku selalu merasa hangat dan bahagia. Aku mencintainya. Tiba-tiba saja aku memcintainya."

"Kakashi-san.. mungkin kau bisa menyelidiki dulu sebelum kau menyimpulkan kalau kau mencintainya ."

"Maksud mu?"

"Maaf. Tadi aku mendengar percakapanmu. Hinata bisa mengobati lukamu? Kalau memang begitu, itu belum tentu cinta. Kau hanya nyaman berada didekatnya. Dan kau ingin memilikinya."

"Mungkin.. aku jatuh cinta pada pandangan pertama."

"Aku tidak terlalu setuju dengan cinta macam itu."

"Hee?"

"Karena cinta membutuhkan waktu untuk saling memahami. Saat kau menerima bahagianya.. menerima sedihnya.. baru itu namanya kau mencintainya."

"Neji san... aku.."

"Mungkin kau hanya terobsesi. Mendapatkan cinta Hinata karena luka mu di masa lalu."

Kakashi menangkup wajah bermaskernya. Entahlah..perasaanya tak karuan.

"Aku menyayanginya.. dan aku telah menyakitinya."

Neji tersenyum. Dia menepuk bahu Kakashi yang duduk di sebelahnya.
"Percayakan Hinata pada Naruto. Aku juga begitu. Karena aku yakin, Hinata akan bahagia bersama Naruto. Kau menyayanginya kan ? Tentunya kau ingin melihatnya bahagia."

Kakashi menatap wajah Neji. Kemudian dia menunduk.

"Maafkan aku. Neji san."

Pintu ruangan terbuka. Naruto masuk perlahan takut mengganggu tidur Hinata  dia melirik Neji. Kemudian Neji bilang, semua baik-baik saja. Lalu Kakashi, Naruto memberikan tatapan benci pada Kakashi. Dan Kakashi hanya mampu menunduk.

"Sudahlah.." ujar Neji pada Naruto.

"Aku akan keluar sebentar. Sepertinya kita semua lapar." Kemudian Neji keluar dan meninggalkan Naruto bersebelahan dengan Kakashi.

"Aku akan ada di tempatku saat Hinata menangis karena kau menyakitinya." Ujar Kakashi tiba-tiba.

"Tidak akan pernah terjadi." Jawab Naruto.

"Aku mohon. Buatlah dia bahagia." Kakashi beranjak dari duduknya. Dia berniat keluar ruangan menyusul Neji.
Naruto terkejut. Apa ini artinya Kakashi menyerah? Seperti Shikamaru. Namun dia menyunggingkan senyuman lalu memanggil Kakashi.

"Kakashi.."

"Hn?"

"Kita teman?"

Mata Kakashi membola. Teman ? Dengan Naruto? Entahlah. Tapi Naruto kembali tersenyum dan berkata padanya.

How I Love You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang