29

4.6K 200 36
                                    

Alunan musik orkestra mengalun lembut mengiringi suara merdu Hinata yang berdiri di atas panggung aula universitas nya.

Neji menatapnya dengan penuh kebanggaan. Bagaimana bida.. Hinata mendapatkan gelar magister di usia 23th. Prestasi yang dia dapatkan benar-benar membuat univeraitas memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk Hinata. Neji memang jenius dalam bermusik. Namun keharusanya untuk meneruskan perusahaan membuat dia memilih sekolah bisnis ketimbamg sekolah musik seperti Hinata. Ya.. Neji bangga. Dia bisa mengantarkan keluarga satu-satunya ke gerbang keberhasilan. Menjaga Hinata sejauh ini sampai Hinata bisa meraih mimpinya. Neji berdiri saat Hinata menundukan kepalanya sebagai tanda hormat pada seluruh penonton yang menyaksikanya. Neji bertepuk tangan dengan senyuman lebar menghiasi wajah tampanya. Adikku.. dia adiknya... batin Neji.

Ya.. hari ini hari kelulusan Hinata. Dan Hinata sebagai lulusan terbaik dan termuda diantara lainya. Kushina dan Minato datang ke acara kelulusan tersebut. Sama.. mereka juga menghadiri saat acara kelulusan Neji.

Hinata membungkuk sekali lagi  saat musik orkestra yang merupakan hasil arransemenya selesai dimainkan. Tsunade.. sang kepala jurusan sekaligus dosen pembimbing Hinata mengalungkan medali sebagai penghargaan atas semua prestasi Hinata. Riuh tepuk tangan semua orang yang hadir mengiringi lemparan topi toga para wisudawa  pada siang itu.

"Naruto kemana sayang?" Tanya Kushina pada Minato yang sedang berdiri sambil tepuk tangan.

"Mana ku tahu? Dia kan anakmu" jawabnya enteng.

"Apa katamu? Aku memang mengandung dan melahirkanya. Tapi kau yang membuatnya." Balas Kushina dengan mencubit pinggang Minato.

"Hehe iya iya. Aku tidak tahu sayang. Tadi duduk disana bersama Neji. Tapi entahlah sekarang."
.
.
.
Shikamaru nampak merangkul Hinata saat berfoto. Neji memposisikan kameranya sedemikian rupa sehingga memdapatkan gambar yang indah dengan model adiknya dan lartner terbaiknya. Saat mereka sedang asik berfoto, seorang gadis berambut kuning pucat menghampirinya..

"Shikamaru sensei.. Hinata san." Sapa nya hormat dengan menunduk.

"Temari?" Shikamaru nampak terkejut. Dengan segera dia melepaskan rangkulanya di bahu Hinata.

"Ah.. Temari chan.. kau mau bicara dengan Shikamaru?"

"Ah.. i..tu.. aku.. hanya.. ingin memberikan ini untuk Shikamaru sensei."

Sebuah buket bunga dengan rangkaian bunga lily di sodorkan Temari untuk Shikamaru. Bukanya menerima buket tersebut, Shikamaru malah diam sambil menatap lekat ke arah Temari.

"Shika, kenapa kau tidak terima?"
Bisik Hinata pada Shikamaru yang terpatung.
Shikamaru melirik ke arah buket yang dibawa Temari. Dan tanpa basa-basi lagi, Shikamaru mengulurkan tanganya. Namun bukan untuk menerima buket binga tersebut. Melainkan untuk memeluk Temari.

"Terimakasih Temari.."

Dan temari seolah memarung mendapat perlakuan seperti itu. Dia hanya diam dengan wajah bingung. Namun kemudian dia menangkupkan tanganya di punggung Shikamaru yang lebar.

Hinata sempat meleleh melihat kejadian itu. Dia bersandar pada bahu Neji dengan air mata menitik di matanya. Ya.. banyak yang terjadi belakangan inim dan itu melibatkan Shikamaru juga. Dia bahagia jika akhirnya Shikamaru telah menjatuhkan hatinya pada seseorang.

Neji menggandeng tangan Hinata untuk menghampiri Minato dan Kushina. Kemudian dengan segera Hinata memeluk Kushina.

"Terimakasih baa_san. Kau selalu mendukungku."

"Jangan panggil aku baa san lagi.". Ujar Kushina seraya meraih tangan Neji untuk ikut bergabung dengan pelukanya.

"Panggil aku. Ibu."

Tangis haru pecah antara Hinata dan Kushina. Sementara itu dari kejauhan Naruto diam-diam mengamati adegan tersebut.

Naruto berjalan perlahan menaiki panggung. Dia sedikit memberi kode pada para pemain orkestra. Semua orang yang sedang sibuk berfoto dan mengucapkan selamat langsung saja mengalihkan pandanganya ke arah panggung. Naruto pun memegang mikrophon dan mulai menyanyikan sebuah lagu.

"Bumi...tak dapat berputar. Bila tak dibantu.. hembus nafasmu..
Matahari..tak dapat bersinar..bila tak dibantu..nyala matamu..
Dan dunia ku tak akan hidup..bila pintu hatimu tertutup..
Lagu ini.. sesingkat doa ku.. berharap meminta..engkau miliku.."

Lagu singkat. Begitu singkat Namun cukup membuat semua orang terpana dan terpesona dengan keberanian Naruto.

Musik masih mengalun .. lagu Naruto sudah selesai. Namun dia masih berdiri di atas panggung.

"Hinata" ujar nya dari atas panggung.
Sontak, semua mata tertuju pada Hinata yang berdiri terpaku di depan panggung. Beberapa orang berbisik-bisik. Membicarakan Hinata.. membicarakan Naruto..

"Aku tidak bisa bernyanyi. " lanjut Naruto.

"Dan ini konyol.. saat aku dengan lercaya diri berdiri disini untuk bebrnyanyi di depan kalian yang semuanya ahli bernyanyi."

Beberapa orang tersenyum dan terkikik geli. Benar.. Suara Naruto memang pas pasan.

"Tapi hari ini aku tunjukan padamu. Bahwa aku bisa bernyanyi untukmu. Menyanyikan lagu yang kubuat sejam lalu. "

Hinata mulai berkaca-kaca.

"Hinata, aku tak bisa hidup jika pintu hatimu tertutup."

".."

"Aku, ingin masuk ke hatimu dulu, lalu kututup hatimu rapat-rapat supaya tidak ada yang masuk lagi selain aku. "

"Begitu pun aku..."

Orang-orang mulai bertepuk tangan. Beberapa diantaranya menangis terharu.

"Hinata.. kau diberi banyak penghargaan hari ini. Dan aku..setelah ini aku akan memberimu tanda penghargaan yang istimewa. Yaitu sebuah mahkota.. mahkota sebagai ratu... di hatiku."

Cie cieeeeeeee sorak penonton begitu riuh. Muka Hinata merah padam. Namun dia bahagia..

"Hinata.. aku sudah mengatakan ini ribuan kali padamu. Dan hari ini akan ku katakan lagi."

"Suiit suiiit" riuh penonton.

"Hinata. Aku... mencintaimu."

Dan setelah itu Hinata berlari. Berlari ke arah panggung. Memeluk Naruto dengan tangis haru mengiringinya. Dan siapa sangka, Kakashi berdiri di depan rombongan orkestra. Memegang biola. Ya. Diam diam Naruto membicarakan rencana ini dengan kakashi. Dia ingin Kakashi membantunya membuat musik untuk lagunya. Dan karena ini kejutan, Kakashi menahan diri untuk tidak terlihat oleh Hinata. Namum saat melihat Hinata berlari memeluk Naruto, dia tidak bisa menahan diri untuk memainkan biolanya dari belakang. Dia maju kedepan. Melihat Hinata dengan wajah bahagianya. Melihat Hinata di pelukan pria yang dicintainya. Mengagumi Hinata untuk yang terakhir kaliya sebelum dia berganti marga. Kakashi masih menggesek biolanya. Mengeluarkan nada indah untuk mengiringi pelukan mereka. Naruto mengerling ke arah Kakashi. Mulutnya berkomat kamit mengucapkan terimakasih pada Kakashi.
Ya.. cita-cita Hinata untuk menikah dengan Naruto pun terwujud. Meskipun sempat melewati beberapa hal buruk, namun berkat kepercayaan , hal itu bisa dilalui dengan mudah.

Sebulan setelah kelulusan Hinata, pesta pernikahan mereka digelar. Sederhana namun meriah. Semua orang bersuka cita. Termasuk Kakashi. Dia pun terlibat dalam persiapan pernikahan Hinata dengan Naruto. Shikamaru pun nampak bergandengan dengan Temari.

Neji menggandeng tangan Hinata. Mengantarkan adiknya pada lelaki yang kinj menjadi suaminya. Sedikit tidak rela saat melihat Naruto merangkul dan mencium bibir Hinata. Adiku.. dia adik kecilku. Begitu batinya. Tapi akhirnya dia lega. Karena dia bisa mengantarkan adiknya menuju hidup yang bahahia.

TAMAT


Terimakasih semua pembaca setia fanfic ini. Alhamdulilah.. akhirnya selesai. Jangan kapok ngikutin ceritaku ya? Insyaalah habis ini bakal ada cerita baru yang masih membawa pair Naru Hina. Terimakasih buat yang udah mbaca dan yg udah nge vote. Apalagi komentar kalian.. masyaalllah.. komentar itu bener bener membantu gue buat berkembang. Makasih makasih maksih...
Sampai jumpa

How I Love You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang