26

2.6K 172 28
                                    

Kou terduduk melamun di meja makan . Sepi.. rumah ini sangat sepi meskipun banyak orang didalamnya. Biasanya rumah itu hanya diisi dirinya dan kedua majikanya, Neji dan Hinata. Dan hari ini, ada Naruto dan Shikamaru yang bermalam dirumahnya. Seharusnya menjadi pemandangan yang ramai dan menyenangkan. Tapi kenyataanya, suasana rumah begitu suram. Neji dan Naruto bahkan tidak tidur semalaman menunggu kepulangan Hinata. Kou berdoa sepanjang waktu agar tidak terjadi apa-apa pada Hinata. Bagaimanapun juga, Kou sudah merawat Neji dan Hinata sejak dulu. Dia dan keluarganya mengabdi pada keluarga Hyuga sejak usianya masih kanak-kanak.
"Nona.. semoga kau baik-baik saja."
.
.
.
"Aku mohon Iruka.. kosongkan jadwalku hari ini. Hinata masih belum pulang. Aku akan menunggunya pulang.." neji berbicara memelas pada orang yang ada diseberang telponya. Dia nampak mondar-mandir sambil memijat pelipisnya.

"Tidak Iruka.. aku bilang aku tidak bisa. Tolong kau urus semuanya. Aku benar-benar tidak bisa sekarang....tuut." Neji menutup ponselnya dan membantingnya ke sofa.

Naruto memperhatikan Neji. Sebenarnya bukan hanya Neji.. Naruto pun dikejar pekerjaan. Tapi mana ada yang bisa konsentrasi bekerja disaat seperti ini.

Shikamaru mengucek matanya. Memperhatikan sekitar..masih sama kacau nya dengan semalam. Beberapa gelas bekas kopi memenuhi meja ruang keluarga. Dia mendekati Naruto yang masih duduk melamun.

"Naruto, Hinata belum pulang?"

Naruto hanya menggeleng.

"Dengar Naruto. Aku akan membunuhnu jika sampai terjadi sesuatu dengan Hinata."

Neji mendengar ucapan Shikamaru dengan segera dia menghampiri mereka berdua.

"Sudah .. ini bukan saat yang tepat untuk bertengkar."

Naruto entah kenapa seperti kehilangan daya untuk bicara. Dia hanya diam.

"Hinata .." gumamnya.
.
.
.
Hinata masih merenungi sikapnya. Benar. Dia terlalu gegabah. Kakashi masih duduk disampingnya. Menunggu Hinata mengucapkan sesuatu yang dia nantikan, yaitu... pulang.

"Kakashi kun..."

"Hnn."

"Aku benar-benar bodoh kali ini."

"Aku.. sebaiknya kau angkat telpon atau kau menelpon Naruto. Dia sangat kawatir. "

Sesaat setelah Kakashi mengatakan hal terasebut, ponsel Hinata kembali berdering. "Neji_nee san" .. tulisan itu terpampang di ponsel Hinata. Hinata mengambil nafas panjang. Dia melirik Kakashi sejenak.

"Angkat. Dia pasti sangat menghawatirkanmu. Hinata."

Hinata mengangguk. Mengambil ponselnya dan menekan tombol hijau disana.

"  Moshi-moshi..."

"Hinata.. Yukkata... akhirnya kau mengangkat telfonku."

"Maafkan aku.. kak."

"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya. Aku baik-baik saja."

Hinata terdiam sejenak.. merasa ragu untuk menanyakan sesuatu.

"Kak... umm. Apa kak Naruto ada bersamamu?"

"Naruto.. ya.. dia baru saja pulang. Aku menyuruhnya dan sedikit memaksa."

"Bagaimana kondisinya?"

"Kacau.. Hinata. Demi Tuhan. Aku belum pernah melihat Naruto seperti ini."

"....."

"Hinata?"

"........"

"Kau masih disana?"

How I Love You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang