Aimee - @Andrina_K

272 61 12
                                    


Gadis itu berjalan menelusuri lorong barat sekolah. Mulutnya tak henti-henti mengumpat, membuat suara makhluk malam menjadi tak berarti. Kaos dan celana serba hitam itu menyatu dalam kelamnya cakrawala. Tidak ada satupun bintang berkeliaran di sana. Bahkan bulan pun malas menampakkan diri.

"Nana lakukan ini, Nana lakukan itu. Mentang-mentang ketua, seenaknya menyuruhku. Awas aja, Ian!" gerutunya.

Tangannya sesekali melempar kunci pemberian sang ketua, menangkapnya, dan meremas benda itu erat, hingga dipastikan akan meninggalkan bekas memerah di telapak tangannya.

Tanpa sadar dirinya sudah berada di depan pintu besi berjeruji dengan papan kayu bertuliskan 'Art'. Berbeda dengan ekstrakurikuler lainnya yang berada di sepanjang lorong dengan pintu kayu layaknya kelas, ruang seni berdiri sendiri di belakang tangga yang bersentuhan langsung dengan dinding sekolah. Berada di sebelah toilet rusak dengan bau tak sedap, ruangan 6x5 meter ini memiliki cerita kelam yang membuat tempat ini enggan didatangi, termasuk oleh anggota ekstrakurikuler.

Menurut para alumni, dulu ada murid baru yang mendaftarkan diri ke ekstrakurikuler seni. Gadis itu memiliki bakat luar biasa, terutama dalam media kanvas. Banyak lukisan ia sumbangkan untuk dipajang di sana. Bahkan, berkat talentanya, banyak siswa tertarik untuk bergabung.

Tetapi saat kelas 11, siswi namanya terlupakan itu didesak keluar oleh guru dan orangtuanya. Ia dipaksa belajar untuk olimpiade matematika tingkat nasional. Mereka menganggap gadis itu akan lebih sukses jika mendalami ilmu akademik, dibandingkan berkutat dengan kuas dan cat.

Karena stres, siswi itu memutuskan untuk gantung diri di ruang seni. Tapi sebelum mencabut nyawanya sendiri, ia melukis potret dirinya dalam kanvas. Lukisan itu sangat mirip dengan sang pelukis, bahkan terlalu hidup. Banyak orang berpikir kalau gadis itu memindahkan jiwanya ke dalam lukisan.

Pihak sekolah berusaha mengeluarkan lukisan itu dari ruang seni karena dianggap membawa sial. Namun bahkan sebelum memasuki tempat itu, kesialan sudah menghampiri mereka. Banyak rumor beredar mengenai beberapa orang tewas saat nekat melakukannya. Kini lukisan itu masih tetap di ruang seni, entah letak pastinya. Rupa sang gadis terlupakan di ingatan semua orang. Mungkin tergantung bersama lukisan lainnya. Tidak ada yang tahu.

Karenanya anggota seni tidak pernah lagi berkegiatan di ruangannya. Akibatnya Nana harus menelusuri lorong gelap untuk mencapai ruang seni demi kuas tambahan untuk projek pameran sekolah.

Setelah membuka gembok yang mengunci pintu besi hitam seperti penjara itu, Nana menyalakan senter di ponselnya. Angin entah dari mana berhembus dari depan, membuat bulu kuduknya tanpa sadar berdiri.

Suara gemerisik daun terdengar di telinga Nana tepat saat ia membuka pintu itu. Padahal jarak dari lapangan ke ruang seni cukup jauh. Belum lagi perawan tak sedap dan debu yang merasuki hidungnya. Siswi itu bahkan sempat terbatuk-batuk.

Bohong jika ia bilang tidak merasa takut. Namun, harga diri dan prinsip akan ketidak percayaannya pada hal-hal berbau mistis membuat kedua kakinya mampu bergerak masuk walau harus diseret.

Diarahkannya benda persegi panjang itu ke penjuru ruangan. Ruangan itu terbilang cukup besar dibandingkan ruang lainnya, tapi lebih suram. Kursi dan meja besi di sana tampak keropos termakan usia. Berbagai lukisan memenuhi dinding yang bahkan retak. Sementara karya lainnya banyak dibiarkan tergeletak di sisi ruangan tak berbentuk. Namun, yang paling menonjol dari semua itu adalah lemari kayu tua setinggi dua meter yang masih berdiri kokoh di pojok kanan ruangan. Tidak ada yang tahu isi lemari itu semenjak kuncinya dihilangkan oleh alumni bertahun-tahun lampau. Banyak yang bilang kalau di sana tempat lukisan terkutuk itu.

Ruangan itu sangat berdebu, membuat Nana harus terbatuk-batuk saat menelusuri setiap meja dan rak ruangan itu. Setelah sekitar lima belas menit, siswi kelas 11 itu akhirnya menemukan kuas ukuran 10 yang ia cari-cari.

Teror Dalam GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang