Author POV
"Jadi, untuk acara festival Hoshi tahun ini, sekolah kita akan mengadakannya selama dua hari. Untuk rangkaian perlombaan, kita akan menyiapkan 7 macam jenis perlombaan, yaitu Teater, Karate, Menulis Essay, Fashion Show, Stand Menarik, Basket, dan Menulis serta Membaca Puisi. Dan semua lomba itu akan dilaksanakan full di hari pertama festival, kecuali untuk lomba Stand Menarik, karena itu akan diperlombakan selama dua hari festival. Untuk serangkaian acaranya, tahun ini kita akan menambahkan film layar lebar pada waktu siang hari. Lalu seperti tahun-tahun sebelumnya, akan ada penerbangan balon impian di sore hari, lalu di malam puncak akan ada pentas seni dan pesta kembang api sebagai penutup. Dan serangkaian acara itu dilaksanakan full sampai malam di hari kedua festival. Ada yang ingin ditanyakan?" Samuel menjelaskan dengan penuh wibawa, sembari menatap satu per satu anggota rapat yang hadir pada hari ini.
"Bagaimana dengan panitia, apa kita boleh mengikuti perlombaan yang ada? Seperti misalnya basket?" tanya Daren, tanpa basa-basi.
Samuel berdeham, "Tidak. Kecuali lomba Menulis Essay. Selain itu kita tidak diperbolehkan mengikuti perlombaan apapun. Kalian pasti sudah mengerti apa alasannya. Pekerjaan panitia festival tidak sedikit. Semua harus benar-benar dipersiapkan dengan matang dan terencana. Bagian kita untuk tampil hanya pada saat malam puncak. Jadi persiapkan diri kalian untuk menampilkan bakat terbaik yang kalian miliki. Bisa dimengerti?"
Daren dan semua yang ada di ruangan itu mengangguk.
"Ada lagi yang ingin bertanya?" tanya Samuel kemudian.
"Saya." ucap Keila, mengacungkan tangan.
"Silahkan."
Keila mengangguk, "Apa tahun ini kita akan melibatkan SMA Ganesha dan SMA Rajawali?"
"Ya. Seperti tahun sebelumnya, kita akan melibatkan SMA Ganesha dan SMA Rajawali dalam perlombaan dan segala rangkaian acaranya. Ada lagi yang ingin bertanya?"
"Saya." Nasla ikut mengacungkan tangan.
"Ya." Samuel menjawab tanpa minat.
"Apakah pada malam puncak itu mewajibkan hadir bagi seluruh siswa?" tanya Nasla, mencoba bersikap tenang saat semua pasang mata di ruangan itu menatapnya intens.
"Tentu." jawab Samuel singkat.
"Lalu bagaimana jika ada yang tidak bisa hadir?" tanya Nasla lagi.
"Kau berniat bolos pada acara penting itu?" bukan Samuel yang menjawab, melainkan Shila. Perempuan yang beberapa minggu terakhir ini terus mengusik kehidupan Nasla.
"Aku tidak-"
"Dan kenapa kau bisa ada disini?! Apa kau tidak tahu jika hanya anak OSIS yang boleh mengikuti rapat tahunan ini?" ucap Shila, memotong ucapan Nasla dengan tatapan sengit.
Nasla diam. Mulutnya ingin menjawab kalau Bu Devia lah yang memintanya ikut dalam rapat ini kemarin, namun otak pintarnya dengan tegas melarang.
"Kenapa kau diam? Keluar dari ruangan ini sekarang!" usir Shila dengan tajam.
"Nasla akan tetap disini sampai rapat hari ini selesai. Bu Devia sendiri yang memintanya ikut dalam kepanitiaan festival Hoshi." Samuel menjelaskan, dengan matanya yang menatap lurus ke manik hazel milik Nasla.
"Hah?!"
"Apa aku tidak salah dengar?!"
Bukan hanya Shila, tapi anggota yang lain pun merasa terkejut mendengar penuturan dari ketua osis mereka.
"Maaf aku terlambat." ucap Devia tepat saat tubuhnya baru saja memasuki ruangan. Dan semua yang ada di dalam ruangan langsung menunduk memberi salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Vs Kutu Buku
Teen FictionNasla Azarea Winatha, gadis polos nan lembut itu memutuskan untuk tidak menjadi dirinya yang dulu. Disaat semua kebahagiaan serasa dicabut dari garis takdirnya, gadis itu dengan enggan menjadi dirinya yang sama. Ia berubah. Sikapnya menjadi dingin d...