OLD FRIEND 2

71 4 1
                                    

"Iya, gak papa kok.. santai aja." wait, kayanya aku familiar sama suara ini. Tunggu.. jas dokter????

"Chris???" ucapku sambil sedikit mendongakan kepalaku untuk melihat siapa orang yang baru saja kusenggol bahunya.

>>>>

"Hai. Kamu gak papa?" tanya Chris padaku.

"Iya gak papa kok. Maaf ya aku gak sengaja." ucapku yang merasa gak enak padanya. Terlebih kita belum pernah berkomunikasi sama sekali.

"Iya, gak apa - apa. Ada apa, kok kayanya kamu gelisah gitu?" ucapnya dengan wajah tersenyum dan ramah padaku. Ternyata benar kata teman - temanku dia mungkin memang benar - benar mempesona tapi entah kenapa aku tetap tidak bisa merasakan perasaan seperti yang dirasakan teman - temanku padanya.

"Hei, kamu gak papa?" tanyanya lagi yang sontak menyadarkanku dari lamunanku.

"Eh, iya, gak papa kok. Maaf sekali lagi ya.. aku terlalu sibuk mencari - cari ponselku di tas, tapi kok gak ada ya.. aku takutnya jatuh." terangku.

"Oh gitu, kamu tadi dari toilet ya? Sudah coba cari di sana?" tanya Chris

"Sudah, hilangnya sejak aku di sana."

"Yaudah, yuk aku bantu cari di tempat acara tadi, mungkin kalau jatuh masih ada di sana." ajak Chris masih dengan senyum menawannya.

"Apa gak merepotkan?"

"Gak dong, sesama teman harus saling membantu.. yuk, nanti semakin lama malah semakin susah ditemukan."

"Makasih banyak ya." ucapku sambil memperlihatkan senyum terbaikku.

Kami pun berjalan bersama menuju tempat tadi reunian berlangsung. Sepanjang jalan kami habiskan dengan mengobrol bersama sampai aku gak sadar kalau kami melewati Lobby dan ada Lisa yang dari tadi menungguku.

"Dev, oi."panggil Lisa yang sontak membuatku menolehkan kepala ke asal suara.

"Lu mau kemana? Sini, nih hp lu tadi ketinggalan di meja.. kebiasaan deh." omelnya seperti biasa. Aku pun hanya bisa nyengir - nyengir menahan malu di depan Chris. Sementara, si pak dokter itu hanya tersenyum seperti biasa.

"Hah, syukur deh.. gue pikir jatoh, makasih ya hehe." ucapku pada Lisa.

"Lain kali hati - hati ya." ucap Chris padaku masih dengan senyum di bibirnya itu.

"Iya, maaf ya.. makasih juga hehe." 

"Iya, gak apa - apa kok. Oh iya, ini kartu namaku, sewaktu - waktu kalau kamu perlu bantuanku hubungi nomer telephone di kartu itu ya." ucap Chris sambil menyodorkan sebuah kartu berwarna putih padaku.

"Ah, iya makasih ya. Oh iya, ini juga kartu namaku, mungkin sewaktu - waktu kamu memerlukan seorang designer untuk nyonya Chris.. pastikan kamu menghubungiku." ucapku tidak mau kalah sambil menyodorkan selembar kartu namaku.

"Owh, sayang sekali sang 'nyonya' masih belum kutemukan. Hahaha." ucapnya yang membuatku tertawa.

"Oh, maaf.. aku gak tau haha. Baiklah kalau begitu hubungi aku saat kamu membutuhkan sepasang gaun pernikahan dan juga tuxedo, okay? Tenang saja, akan ada diskon teman.. haha" ucapku dengan senyum yang merekah.

"Hahaha pasti." jawabnya masih dengan senyum yang terpatri di bibirnya.

"Okay, aku pamit pulang duluan ya, sekali lagi terima kasih.." pamitku.

"Sama - sama.. gk perlu sungkan gitu, ah iya.. kamu pulang sendiri? Naik apa?" tanyanya.

"Ah enggak kok. Aku bareng Lisa, pake mobil dia pulang pergi." jelasku

Let's Get MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang