TERBONGKAR.

114 4 0
                                    

Yang kutahu, sekarang ia adalah seorang fashion designer dan pemilik dari brand terkenal Kate&Carol's Fashion. Mungkin karena itulah penampilannya bisa berubah drastis. Tapi, bagiku itu tidaklah terlalu penting. Yang penting bagiku, dia tetaplah Devhina Chrysant, cinta pertamaku, gadis baik yang unik dan pemberani.

***Chris's POV End***

>>>>>

Author's POV

Tidak terasa sudah hampir tiga bulan kerjasama antara brand fashion milik Devhina dan Marchel berjalan. Itu artinya, kontrak mereka akan segera selesai. Kurang lebih, hanya sisa tiga hari lagi waktu bagi mereka untuk bekerjasama.

"Ayo, semangat semuanya! Kita hampir menyelesaikan project ini, semangat! Semangat!" ujar Devhina yang memberikan semangat untuk seluruh crew di dalam studio, termasuk untuk para model dan juga assistennya sekaligus sahabatnya sendiri, Lisa yang dibalas teriakan semangat dan juga tepuk tangan mereka.

Kegiatan yang dimulai pukul sepuluh pagi itupun berakhir pada pukul empat sore. Seperti biasa, para crew sibuk membereskan properti, begitupun dengan para model yang sibuk mengganti busananya dan merapihkan diri. Tidak terkecuali Marchel. 

Setelah sekitar lima belas menit, Marchel pun keluar dari ruang ganti kemudian mennghampiriku.

"Hai." sapanya singkat masih dengan senyum tipis khasnya yang selalu terulas di bibirnya.

"Hai, kak." balas Devhina ramah.

"Apa aku mengganggu?" tanyanya.

"Ah, enggak kok. Ayo duduk kak." ajak Devhina yang diangguki oleh Marchel.

Mereka membicarakan banyak hal. Dari mulai pekerjaan hingga hal di luar itu.

"Kak, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Devhina.

"Mau tanya apa?" jawab Marchel.

"Waktu kita coffee break beberapa hari yang lalu, kakak bilang padaku kalau aku mengingatkan kakak pada seseorang. Boleh aku tahu siapa orang itu?" tanya Devhina ragu.

Lama mereka saling terdiam. Marchel seolah enggan untuk menjawab pertanyaan Devhina.

"Umm, it's okay kalau kakak enggak berkenan buat memberitahuku." lanjut Devhina lagi dengan senyum yang dipaksakan.

"Aku enggak tahu apa ini pilihan yang tepat bagiku untuk menceritakannya padamu." jawab Marchel pelan setelahnya.

"It's okay, kak kalau memang kakak ragu. Aku tidak akan memaksa. Tapi, kalau memang kakak butuh teman cerita, aku akan berusaha menjadi teman cerita terbaik yang bisa menjaga privasi seseorang." jawab Devhina sambil tersenyum tulus.

Devhina's POV

"Kamu mengingatkanku pada Marisa, adik perempuan satu - satunya yang kumiliki. Kalau sekarang ia masih hidup, mungkin ia sepantaran denganmu. Dulu, ia bercita - cita menjadi seorang perancang busana, ia sangat senang mendesain pakaian dan menjahit. Karya pertamanya adalah kemeja untukku dan gaun pesta untuk ibuku. Sekarang, semua benda itu tersimpan rapih di lemari pakaian kami, tidak pernah sekalipun kami pakai, karena hal itu hanya akan mengingatkan kami pada sosoknya, Marisa yang ceria, ramah, cantik, dan pintar. Kematiannya adalah luka terbesar dalam hidupku, aku sangat menyayanginya lebih dari apapun. Almarhum ayahku, menitipkan Marisa dan Ibu padaku untuk kulindungi dan sayangi seumur hidupku. Namun setelah kematiannya, aku merasa gagal. Aku gagal melaksanakan amanah ayah dan aku gagal sebagai seorang kakak. Ya, aku gagal, aku gagal dalam menjaga Marisa. Seharusnya aku tidak membiarkan ia bertemu dan bergaul dengan orang yang salah. Dia bertemu seorang pria, kemudian mereka menjalin hubungan hingga akhirnya Marisa sadar kalau selama ini ia hanya dijadikan pelarian. Namun, karena rasa cintanya yang sudah terlalu besar untuk laki - laki itu, ia menahan semua perasaannya sendirian dan bertingkah seolah ia tidak tahu apa - apa. Ia melakukan hal itu hanya supaya dia bisa terus ada di samping laki - laki itu..."

Let's Get MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang