Aku? [2] (Johnny)

190 16 6
                                    


Sesuai apa yang sudah diucapkan, sang ayah membawa Young Ho pergi ke kediaman temannya di Paju.

Sedari tadi Young Ho hanya menggaruk lehernya yang terasa gatal sekaligus panas. Pagi tadi, saat dia bercermin, dia melihat ada sebuah garis berwarna merah yang melingari lehernya, tampak seperti sayatan. Bahkan sesekali darah menetes dari sana. Karena tidak tahan akan rasa gatalnya, Young Ho menggaruknya terus menerus. Dan kini garis berwarna merah itu semakin melebar, dan panasnya semakin bertambah. Young Ho terlihat seperti memakai kalung jika orang-orang tidak tahu kalau itu adalah luka.

Mereka melakukan perjalanan menggunakan mobil milik ayahnya. Ayahnya yang menyetir. Sedangkan ibunya berada di sampingnya menemani Young Ho supaya dia tidak melamun.

Tak butuh waktu lama, mereka kini sudah sampai di Paju. Ayahnya turun dari mobil dan masuk ke dalam Hanok atau rumah tradisional Korea. Tak lama, pria paruh baya itu keluar dan segera menuntun Young Ho untuk masuk ke dalam bangunan kuno tersebut bersama ibunya.

"Oh, Cucuku. Bagaimana ini bisa terjadi?"

Entah sejak kapan kakek dan nenek Young Ho ada di sana, Young Ho juga tidak peduli. Yang ia pedulikan hanya rasa gatal di area lehernya.

"Baiklah, tidak ada waktu lagi. Cepat, Nak. Ikuti aku." Ucap seorang wanita yang usianya mungkin sudah hampir setengah abad tapi dengan perawakan yang masih anggun. Cara bicaranya juga sangat lemah lembut.

Young Ho pun mulai masuk ke sebuah ruangan di rumah itu. Ruangan itu hanyalah satu-satunya ruangan yang tertutupi dengan pintu yang cukup tebal. Sedangkan ruangan lain di rumah itu hanya tertutupi dengan tirai.

Young Ho duduk tepat di hadapan wanita tua itu. Menatap wajah tenang wanita yang ia harap bisa membantunya melalui masa sulit ini.

"Tutup matamu. Jangan sampai pikiranmu kosong. Baca doa apa saja yang kau bisa. Jika kau mendengar suara apapun itu, jangan buka mata. Biarkan saja. Aku juga belum tahu seperti apa yang terjadi padamu. Aku harap aku bisa membantumu."

Young Ho menutup mata. Dia mulai membaca doa apa saja yang ia bisa. Senyap. Tidak ada suara sedikitpun. Bahkan suara wanita itu pun tidak terdengar.

Tak lama, Young Ho mendengar suara seperti geraman, rintihan, bahkan isakan. Terdengar seperti orang kesakitan. Tapi kali ini Young Ho tidak akan membuka mata. Dia sudah sangat takut melihat sosok yang waktu itu sempat ia lihat dari balik matanya yang terbuka sedikit. Dan kali ini Young Ho tidak ingin melihat lagi.

Dan juga, dia saat ini memang tidak peduli apapun. Karena rasa gatalnya benar-benar membuatnya hilang akal. Jemarinya terus menggaruk asal daerah leher yang gatal dan panas.

Tapi ada satu yang Young Ho pikirkan sejak semalam. Johnny tidak menghubunginya sejak dia lari mengejar Kris semalam. Apa dia tidak peduli lagi padanya? Itulah yang Young Ho pikirkan.

Brak Brak Brak

Young Ho tersentak saat tiba-tiba suara pintu di dobrak terdengar. Pintu ruangan ini yang cukup tebal itu dapat Young Ho rasakan bergerak-gerak akibat pukulan itu. Tapi mungkinkah itu pukulan dari tangan manusia? Young Ho pikir itu tidak mungkin.

Karena semakin takut, Young Ho menambah bacaan doa yang ia tahu. Dan memejamkan matanya semakin erat.

"Anak muda, buka matamu." Itu suara wanita itu, Young Ho sangat tahu.

Dengan ragu dan waspada, Young Ho membuka perlahan matanya dan mendapati ruangan itu kosong. Hanya ada dirinya dan wanita itu. Young Ho menghembuskan napas lega sejenak. Sebelum suara geraman itu kembali terdengar dari arah kiri telinganya.

Dengan gerakan cepat, Young Ho memutar kepalanya kearah kiri. Young Ho terkejut hingga kedua matanya melebar dan bola matanya seakan ingin keluar dari tempatnya.

Creepy Pasta Idol // EXO, RV, NCT, SMRGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang