6.Dekat .

809 69 0
                                    


"Arman!!
Papa minta kamu jangan macam-macam disekolah"
Ancam papanya karena melihat Arman yang hendak pergi ke sekolah. Arman hanya diam dan melangkahkan kakinya tanpa menoleh sedikit pun kearah papanya.

"Kamu nggak sarapan nak."
Itu suara ibunya. Sosok ibu yang jarang sekali ada waktu untuk Arman.
Dan tidak mengerti apa yang Arman mau.

"Enggak. "
Jawab Arman ketus kepada ibunya.
Anak durhaka memang si Arman itu. Kepada orang tuanya dia begitu ketus. Tapi tahukan kalian Arman hanya ingin kasih sayang yang lebih dari pada ini Semua.

Arman terus melangkahkan kakinya untuk pergi tanpa meladeni papanya yang sedang marah-marah padanya.

Dalam perjalan ia berteriak tidak jelas.

"Arghhh.... "
"Kenapa papa selalu marah-marah!!
Padahal tidak ada waktu untuk memberi kasih sayang.
Kenapa mama jarang pulang!!
Apa gue nggak berarti bagi kalian??!!"

"Arghh.... Arrgghhhh..... "
Wajah nya memerah .Dia terus melajukan motornya dengan cepat sambil berteriak mengeluh karena keadaan nya .

*Flash back on.

Pada waktu sekolah dasar. Arman kecil meminta mamanya dan papanya untuk pergi ke acara lomba yang ia ikuti. Yaitu lomba musical periode.
Arman yang ikut lomba piano
berharap mama atau papa bisa datang untuk menyaksikan nya diatas panggung.
Ketika gilirannya untuk tampil ia melihat keseluruh ruangan mencari mama atau papanya. Tapi.. Tidak ada satupun yang hadir.
Ia pun tampil dengan sempurna dan berhasil memenangkan lomba tersebut.
Semua orang bertepuk tangan kagum akan penampilannya yang memukau ,semua merasa senang dan terhibur
Tapi tidak bagi Arman, ia malah sedih karena mama dan papanya tidak ikut menonton nya.

Ia pulang membawa piala kemenangan nya dengan dada sesak.
Betapa dirinya tidak berarti daripada pekerjaan itu.

Tidak hanya itu kelulusan SD dan SMP nya pun bukan mama papanya yang hadir tapi bik Inah atau paman nya yang menggantikan keduanya.

Betapa Arman bukanlah hal yang sangat mereka sayangi daripada pekerjaan itu.

Semasa SMP ini barulah melunjak dan bertingkah nakal. Tidak seperti biasanya. Dia selalu pulang malam, bolos sekolah, berkelahi, balap motor dan sebagainya. Ini demi mendapatkan perhatian mama papanya saja.
Tapi apa yang ia perbuat malah membuat mama papanya muak dan marah-marah dengan nya. Ia memang sedikit senang ketika mereka perhatian. Setidaknya mereka tahu bahwa anaknya itu nakal.
Tapi semalam mama dan papanya bertengkar karena masalah Arman.

"Kenapa mama nggak ngurusin anak mama sih."
Arman yang baru pulang tidak sengaja mendengar mereka yang mengoceh.

"Kenapa mama disalahkan? . Kan papa mulu yang sibuk kerja. Lagian ada bik Tarsih juga yang ngurusin Arman. Mama akhir ini sibuk Pa."
Pembelaan mamanya membuat Arman berdecih.
Tangannya mengepal kuat.

Keduanya sama saja. Memang nya Arman ini anak bik Tarsih apa?
Yang Arman butuhkan hanya kasih sayang orangtua.
Tidak lebih.
Tapi apa katanya. Sibuk dan ada bik Tarsih yang ngurusin.
Benar-benar membuat darah Arman melunjak naik ke level yang pro.

*flashback off

.....

Aku berjalan menyusuri koridor ingin ke perpustakaan.

Brak..

"Maaf ya ning sengaja."
Ucap salah satu cewek yang dandanannya sudah seperti mak lampir.

Akupun menatapnya kesal.
" Apaan sih kamu."
Ucapku kesal kearah kembaran mak lampir itu

"Lo ngelunjak juga ya. "
Cewek yang serba pink itu juga melihat ku dengan tatapan meremehkan.

Ugly Girl (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang