20. Kemana si jahil?

560 58 6
                                    

"Dalam pikiranku aku menyesal bertemu dengan mu yang tiada  menaruh rasa padaku. Tapi jauh dalam lubuk hatiku aku tidak pernah menyesal karena mengenal mu."

📜📜📜📜📜📜📜
.....

"Arman!!"
"Apa kamu ada di sana? "
Suara seseorang mengalihkan pikiran gue.

Suara si jelek.
Kenapa dia kesini?
Gue terkejut bukan main setelah tahu kalo si jelek bakalan kesini.
Dari mana dia tahu kalo gue ada di sini?

"Arman!
Jika kamu ada di sana tolong bukain pintunya. Aku mau bicara!"
Gue membiarkan dia berteriak memanggil gue di balik pintu itu. Ada keresahan dalam hati gue mendengarnya seperti itu.

Suara nya berhenti .Sepertinya dia sudah menyerah dengan aksi nya yang mengira gue disini.

"Kenapa lo kesini? "
Tanya gue padanya berharap dia masih si balik pintu itu.

"Aku mau bicara sebentar man."
Balasnya setelah mendengar suara gue.

"Tolong bukain pintu nya. "
Pintanya kepada gue. Ternyata ia tidak menyerah, seketika gue tersenyum mendengar nya

Gue merasa kasihan padanya. Ingat hanya kasihan bukan karena gue menginginkan dia kesini okay!

Krekk...

"Arman?"
Tanyanya sambil menatap mata gue dengan mata seakan dia bersalah.

Deg deg..

Mata gue juga melihat lurus kearah nya.

"Aku nggak tahu salah ku apa. Tapi aku merasa tidak enak hati karena kurasa kamu menjauhi ku.
Apa aku punya salah padamu? "
Tanyanya dengan nada memelas.
Sungguh sebagai lelaki gue nggak tega melihat nya kayak gitu.

Gue menggelengkan kepala tanda tak setuju dengan pikirannya yang menyebutkan dia bersalah. Seharusnya gue yang minta maaf padanya. Atas sikap gue yang tiba-tiba menjauh.

"Aku heran kemana pergi nya Arman yang jahil itu. "
Ungkapnya dengan jujur. Membuat gue tersenyum mendengar nya.

"Heii.. Lo suka ya dijahilin sama gue ? Hmm? "
Tanya gue padanya. Dia menerbit kan senyuman di bibirnya setelah mendengar gue berkata seperti itu.

"Ya nggak suka lah. Tapi aku merasa aneh aja kenapa si jahil itu nggak jahilin aku lagi. "
Ucapnya seraya tersenyum lebar.
Dia kalo tersenyum kayak ada gulanya. Gue tahu,pasti Bik Tarsih ngidam makan kue manis-manis.
Gue akui dia memang jelek dengan wajah yang penuh bekas jerawat dan masih ada jerawat satu atau dua di wajahnya. Tapi matanya,  senyumnya, tingkahnya, gue suka .

"Nampaknya lo kangen sama gue ya lek? "
Tanya gue sambil menampilkan senyuman pepsodent gue .
Gue pernah ditawari ikut casting iklan pepsodent. Karena kenalan ayah gue yang mampir kerumah.

Tapi gue menolak karena gue nggak mau jadi model iklan Pepsodent. Ada iklan yang lebih keren gitu buat gue. Masa iklan Pepsodent sih?
Kan gak cocok buat muka tamvan kayak gue.
Cocok nya gue tuh jadi model iklan minyak wangi Fox gitu kan keren..
Kalo itu mana mungkin gue nolak.

"Nggak lah. Aku nggak mungkin kangen sama kamu."
Elak nya cepat.

"Terus apa kalo bukan kangen? "
Tanya ku ngelantur sambil mengangkat alis menambah kesan mengesalkan.

"Emm.. Rasa manusiawi? "
Tanya nya balik padaku dengan tatapan bodohnya.

"Ck,bodoh. "
Gue berdecak sebal dengannya.
Kemudian menarik tangannya dan menyuruh duduk di bibir rooftop saat pertama kali gue ngajak dia kesini.

Kami sama-sama terdiam sejenak.

"Darimana lo tau kalo gue disini? "
Tanya gue menuntaskan rasa penasaran.

"Dari Ferdi , katanya kalo Arman nggak ikut mata pelajaran MTK berarti dia ke rooptop. Pas aku liat di kelas kalian,kamu nggak ada. Jadi aku tau kamu disini. "
Jelasnya sambil menatap lurus ke arah pemandangan di sekitar sekolah.

"Ohh.. "
Gue mengangguk mengerti.
Ternyata dia bertanya ke Ferdi buat nyariin gue. Gue terharu karena ada yang nyariin gue.

"Emang nya lo nggak ada mata pelajaran yang masuk?
Sampai nyariin gue kesini?"
Tanya gue padanya lagi. Rasanya nyaman kalo ngomong sama dia kayak gini. Jadi gue tanyain apa saja buat jadi topik.

Dia tersenyum tipis.
"Kalo ada mata pelajaran yang masuk. Aku pasti nggak bakalan nyariin kamu Man. Aku kan anak teladan nggak kayak kamu yang telatan. Hhh.. "
Ucapnya sambil tertawa.
Sebahagia itukah dia kalo gue anak telatan bukan teladan. Gue memicingkan mata kearahnya.

"Oke... Lo memang lebih pintar dari gue. "
Ucap ku padanya mengakui kalo dia memang lebih pintar secara teori.

"Nggak juga,Kamu juga pintar kalo kamu mau. "
Ucapnya merendah kan diri setelah gue puji.

"Kamu tau?"
"Sebenarnya laki-laki itu lebih pintar dari perempuan. Karena perempuan lebih banyak menggunakan perasaan, 9 persen perasaan 1 persen akal.
Kalo laki-laki mereka lebih banyak mengandalkan akal dari pada perasaan,9 persen akal 1 persen perasaan. "
Jelas nya ke gue secara teori. Seperti Mario kukuh aja ni anak. (Mario Teguh, Arman..)

"Tapi.. Kebanyakan laki-laki mereka tidak mau belajar dengan materi. Mereka lebih suka senang-senang dan melakukan kegiatan yang disenanginya daripada harus berkutat pada materi pelajaran. Karena itu banyak perempuan yang meraih prestasi secara materi daripada laki-laki. "
Ocehannya membuat aku mengantuk.
Apa bener yang dijelaskan si jelek itu? Ah gue kagak peduli.Mata gue hampir terpejam saking ngantuknya.

"Man. Kamu denger nggak sih? "
Tanyanya memastikan apakah gue menyimak pembicaraan nya apa tidak.

Gue ngangguk ngangguk aja seolah gue mendengar nya ,daripada jadi berabe.

"Kalo gitu, lo mau nggak ngajarin gue MTK? "
Tawar gue sambil melihat kearahnya. Entah kenapa pikiran itu terlintas di otak gue secara tiba-tiba. Gue mau dia ngajarin gue pelajaran itu buat persiapan UAS nanti. Gue nggak mau lagi nilai gue anjlok. Mungkin karena itu gue mau dia ngajarin gue. Bukan karena gue mau dia deket-deket sama gue .

Dia menoleh kearah gue. Dan pandangan kami bertemu . Sedetik, dua detik, tiga detik ,empat dan lima detik. Dengan cepat gue memutuskan sambungan listrik itu.

Deg deg...

Nah ini mulai tak terkontrol lagi. Entah kekuatan apa yang dimiliki si jelek. Kenapa dia mampu membuat jantung gue kagak normal?
Apa benar ini yang dinamakan cinta, Seperti yang dikatakan perawat itu.
Ah mana mungkin. Sama si jelek?
Gue menggelengkan pikiran aneh gue.

Setelah dia mengangguk mau dengan usul gue, hubungan gue dan si jelek baik-baik saja. Walau tidak ada kata maaf yang terucap di mulut gue.

Next...

....

Hallo guys..

Maaf ye kalo Author telat up nya..🙏 Soalnya Author baru selesai UAS minggu ini.
Terimakasih untuk para Reader's yang selalu menunggu cerita ini buat  Update.
Author nggak nyangka banget ternyata cerita ini banyak minat nya daripada cerita Author sebelum nya.
Thanks a lot lot lot.. Buat kalian semua.😊

I love you so much.. 🤗

Jangan lupa kasih votment nya ..

Ugly Girl (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang