31. cantik (End)

1.2K 51 1
                                    

Ningsih pov

Aku mungkin adalah salah satu gadis yang beruntung, memiliki seorang yang mencintai apa adanya. Tanpa melihat fisik.
Di era sekarang ini,kebanyakan laki-laki melihat fisik dan penampilan yang dimiliki oleh wanita.
Walaupun masih ada juga yang sama seperti Arman.

Dia memang orang yang nakal, sombong dan kesombongannya hanya pada harga dirinya. Demi cinta ia mengalahkan egonya.

Tapi aku tak tahu rahasia cinta, bisa saja orang yang melihat fisik jatuh cinta pada wanita yang bukan tipe mereka. Karena cinta itu sebuah misteri.

Cinta itu tidak terdefinisikan. Hanya orang orang yang paham cinta yang bisa mengerti arti dari sesungguhnya apa itu cinta.

......

"Dorr.. "

Seseorang mengejutkan diriku ditengah-tengah lamunanku. Membuat aku mau tidak mau berteriak memanggil ibu akibat dari saraf yang terkejut.

"Apa sih!!"
Ucap ku sedikit kesal dengan orang ini.

"Jelek amat sih kalo si jelek ini lagi marah ."
Ucap orang itu pura-pura merengut karena dimarahi ku.

Tak lama kemudian dia tersenyum.

"Ya udah.. Lo mau gue ngapain suapaya lo nggak marah lagi sama gue."
Ucapnya karena tidak direspon oleh ku.

"Aku pengen kamu nggak sering bolos Arman."
Ucap ku.

"Yee.. Itu mah udah kebiasaan gue dengan teman-teman.
Nggak bisa di ubah lagi lek."
Ucapnya dengan wajah polos.

"Ya udah aku tetep marah."

"Eh. Jangan marah dong. Gue bakalan berusaha biar nggak bolos lagi deh."

Aku mulai tersenyum mendengar keputusan yang sedikit sulit dipercayai ini. Yah anggap saja ini perkataan dari hatinya. Walaupun sebenarnya tidak.

Aku marah dengan dirinya karena dia bolos dengan Ferdi, Daniel, David dll.
Mereka membuat Arman ku dihukum hari ini dan membuat aku menjadi cemas.
Karena itu aku sebagai kekasih yang baik hati tidak mau ada kejadian seperti ini lagi.

Ini baru beberapa minggu semenjak ia bangun dari rumah sakit. Aku masih khawatir dengan dirinya kalau dihukum secara berat oleh bapak guru .

"Janji??"
Ucapku menyodorkan jari kelingking.

"Janji.:
Ucapnya dan membalas dengan jari kelingking nya.

"Woii..
Caelah gue pangling liat lo berdua. "
Ucap seeeorang yang tiba-tiba datang.

"Ngapain lo muncul disini?
Ganggu orang lagi pacaran aja."
Ucap Arman kepada David selaku penganggu.

"Sadar woi.. Ini tempat umum. Gue berhak berada dimana aja. Mau di kelas kek, di taman kek, di atap kek. Bebass... "
Ucap David membahana.

"Iya juga. Gue lupa ini di taman sekolah. Ah kalo bersama dia gue rasa dunia milik berdua."
Ucap Arman tersenyum menang.

"Cihh.. Dasar bucin kronis . Apalah daya gue yang hanya seonggok debu di tembok. "
Ucap David  berdecih. Setelah itu ia minggat karena Arman mengusirnya.

"Oke. Penggganggu sudah pergi nih."
Ucap Arman mengerling nakal.

"Apaan sih man?"
Aku merasa malu dengan tingkah nya yang aneh ini. Apakah kepalanya belum sembuh ya akibat benturan kecelakaan kemarin.
.......

"Ningsih.. Ini buat lo. Gue harap lo suka."

Ucap Putra yang merupakan cowok kelas sebelah ningsih.

Ugly Girl (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang