Chapter 5 (jam istirahat)

135 39 7
                                    

Rembulan telah menyapa, semuanya terlihat indah, kecuali derikan jangkrik yang menyebalkan ini.

Ting!
Bel rumah ditekan seseorang.

"bi idah, tolong buka pintunya ada tamu" suruh Yafiq.

"iya den"

"ehhh Ibu, pulangnya larut sekali"

"iya, dimana anak-anak? Mereka sudah makan?" tanya sang ibu.

"eh gini eh blm bu begi..." Bi Idah gelagatan.

"wah bi, saya gamau kalo anak-anak kelaparan" sang majikan berseru galak.

"kami tidak ingin makan jika ibu belum datang jadi kami menahan lapar" Yafizan menghampiri sang ibu.

Yafiq pun sama, ia menghampiri ibunya.

"Sini Yafiq, Yafizan dengarkan ibu, kalian kan sudah besar, jadi ibu tidak usah pulang sore dan siang untuk menyambut kalian pulang sekolah, memasak makanan, atau membangunkan kalian pagi-pagi. Sekarang ibu sedang sibuk untuk perusahaan kita, karena sebentar lagi kalian harus menggantikan posisi ibu disana, jika kalian ingin balas dendam pada ayah kalian. Buktikan yang benar dan berhenti bermanja- manjakan diri. Mengerti?!"

"baik bu" si kembar menjawab serentak.

"sebagai gantinya kita akan makan malam masakan ibu!" sang ibu tersenyum, beranjak masak didapur.

"yeaaaaay!" Yafiq melompat kegirangan.

"dih!" Yafizan melihat sang kakak, seperti musuhnya yang sukses.

°°°

Pagi hari yang cerah, burung berkicau merdu.

"Yafiq, Fizan... Banguuuun!, jika tiga kali ibu memanggil tidak bangun, ibu akan siapkan sapu" teriakan yang menggelegar membangunkan seisi rumah, termasuk ayam tetangga.

"e-e iyaaaa bu ini aku bangun" Yafiq terperanjat dari kasurnya.

"Ngapain bu masak? Ibu harus menjadi orang sibuk, aku akan membiasakan makanan buatan bibi" Yafizan keluar kamar, menghampiri sang ibu.

"oh begitu ya, baiklah..." sang ibu menghentikan kegiatan memasaknya.

"eh bu, jangan dengar anak onta ini" Yafiq membungkam mulut Yafizan dengan tangannya.

"Apa?! Ibu onta?" sanh ibu mengerutkan dahinya.

Yafizan mengangkat bahunya.

"Maksudnya jangan dengarkan dia, Ibu masak aja" Yafiq melotot kepada Yafizan.

"oh gituu" sang ibu mengangguk paham.

Masakan telah tersaji di atas meja makam, memanjakan mata setiap orang yang nelihatnya.

"bi idah, tolong panggil pak budi dan pak yono biar kita makan bersama"

"iya bu"

"Yafizan" panggil sang ibu.

Yafizan menoleh.

"Rubah sikapmu nak, jangan menjadi manusia arogan dan pembawa amarah, nanti kamu lelah"

"Hm"

"ibu sering menasehati mu tapi selalu saja kamu mengulanginya. Ada apa? Lupakan hal yang dulu sayang"

Yafizan menghela nafas.

"ya, nak"

Yafizan menghentikan kegiatan makannya. Yafizan merasa muak, ia beranjak pergi menuju kamarnya.

"hmmm..."

"si otak batu itu susah untuk dinasihati bu, biarkan saja, nanti juga baik sendiri. Tidak udah dipikirkan" Yafiq sedikit kesal.

"iya sayang" sang ibu tersenyum.

"waaaaaah enak meren ini ya" pak Yono datang membawa kebisingan, ia memang cerewet.

"pasti laaaah" pak Budi pun sama.

Mereka sampai di sekolah.

"heh zan tungguin gua dong!" teriak Yafiq.

Yafizan menoleh, "apa?"

"dengerin dong apa yang diomongin ibu, kasian dia"

"gua males kalo udah ngomongin masalah yang dlu lebih baik gausa ngomong deh" Yafizan berlalu menginggalkan Yafiq.

"anak itu" Yafiq menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yafiiiiiiiiq! Tunggu dong!" Seseorang memanggil.

"eh Nina?"

"kenapasi? Kemarin whatsapp mu ga aktif?" Nina mengelembungkat pipinya.

"oh? Aku main game"

"lebih penting game ya?"

"aku duluan ya"

"eh Yafiq? iiiiiiih!" Nina mengejarnya.

"eh kamu?" Yafiq bertemu seorang gadis cantik yang telah meminjamkan topi, menyelamatkannya dari amukan petugas upacara.

"iya? Ada apa?" Melody melepas earphone yang sedang dipakainya.

"aku mau mengembalikan topinya tapi aku lupa tidak membawanya" Yafiq memegang lehernya, sedikit gugup.

"gapapa, ambil saja"

"jangan gitu dong, kan gabaik"

"yasudah, aku mau masuk kelas dulu 5 lima menit lagi mau ada bel" Melody melangkahkan kakinya.

"nanti istirahat aku cari kamu dikantin yaaaa" teriak Yafiq membuat banyak pasang mata menatapnya.

Melody menoleh, tersenyum.

"eh? Anak baru itu so so an mau deketin Yafiq" Ina berbicara ketus.

"iya tuh kita bilangin deh ke nina, ko lu tau dia anak baru?" timpal sahabatnya.

"dia sekelas sama gue"

"oh Yauda gua ke kelas duluan deh"

°°°

"hey yafizaaaaaaan!" panggil Ina.

Yafizan menoleh, berhenti sejenak.

"bareng ya" Ina menyamakan langkahnya, ia menatap Yafizan yang lebih tinggi darinya.

"zan, kan kelompoknya harus ada lima orang, lo udh puny...."

"udah!"

"boleh ikutan kelom...."

Yafizan mempercepat langkahnya. Meninggalkan Ina sendiri.

"hm, gapapa ko gapapa" Ina mengelus dadanya.

°°°

Triiiiing!
Bel istirahat berbunyi.

"waktu yang ditunggu akhirnya selesai! Aha" wajah Yagiq berseri-seri.

----------------------------------------------------------------------

Halloo, readers yang yafiq sayangi dan yafizan cintai, jangan lupaa vote, dan coment bila ada kesalahan, jan lupa follow juga yaa, pembaca yang manis:)

A Love Of TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang