Kembali bercerita tentangmu. Seorang tokoh lemah lembut yang kadang keras kepala dengan perasaannya. Sesosok jiwa yang kerap jatuh karena asumsinya. Juga sepotong angkuh yang selalu memenangkan egonya. Satu dua tiga hal yang tak bisa kuceritakan semuanya dalam satu paragraf pembuka di sub judul. Memang adanya, bahwa kamu adalah satu rangkaian bahasa tentang sebuah makna yang wajib dalam setiap doa.
Semburat cahaya matahari terpantul dari pancaran bola matamu, merefleksikan keanggunan dari sosok perempuan penulis sebuah kisah. Begitu nyata dengan komitmen yang terkadang semu. Aku sudi bagian ini, tentang candu dengan parasmu yang membawa kesejukan.
"Mari selesaikan pertemuan kali ini dengan seteguk filantropi."
"Tolong ambilkan gelas, sayang."
"Boleh kamu beri sedikit gula, agar segala pahit kita tersamarkan."
Prosa malam yang cukup mengukir seni antara dua bait berbeda yang sedang bergelut dalam pikirannya masing-masing.
"Selamat malam." Ucapku.
Subang, Indonesia
2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebah
Teen FictionKita telah melewati berbagai peran yang diberikan oleh Tuhan pada skenario terbaiknya. Berikut dengan luka, jatuh, keluh, kesah, pun dialog-dialog gelap yang mengantarkan pada akhir kisah lalu. Kita pun perlu mereda terhadap ego kita masing masing...