Kita Berjarak (Lagi)

18 1 0
                                    

Seperti waktu yang selalu kamu benci,
Pagi ini kita berjumpa lagi dengannya.
Pagi yang meninggalkan sedih, berikut
dengan tangis yang lirih. Mengapa
Semuanya harus seperti ini?

Dimulai dengan obrolan yang lebih hangat dari biasanya, diakhiri dengan lambaian tangan yang meninggalkan secara pelan. Ragaku tersungkur saat tangismu jatuh di pipi, dalam diam aku terdesak sambil mengusap isak.

Hingga tiba saat aku harus berangkat, meninggalkan tatapan teduh dibalik kaca dengan sisa tangis di mata. Jika aku boleh memberi tahu yang terjadi setelah aku membalikkan badan, mataku berkaca-kaca, dadaku sesak. Sudah kubilang sebelumnya, aku lemah dengan perpisahan.

Aku belum siap untuk berjarak lagi. Aku belum berani untuk memulai segalanya yang jatuh. Janjiku tegar, tetapi hatiku tidak. Perpisahan selalu berat untukku.

Dengarlah sayang, aku hanya pergi sebentar. Jaga dirimu baik-baik, kita akan bertemu lagi meski bukan besok pagi. Tetap menjadi kamu seperti bait pada awal lagu.

"Aku pergi dulu." Kataku.

"Sampai bertemu." Jawabmu diantara desing angin yang menerbangkan segalanya.

Subang, Indonesia
2019

RebahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang