Entah darimana aku bisa jatuh cinta. Semuanya terasa mengalir begitu saja. Tak butuh waktu lama untuk membuat kita menyatu. Kadang merasa aneh, kita yang belum pernah bertemu sama sekali, seolah sudah bertemu berkali-kali.
Banyak orang berkata bahwa dirimu selalu dingin kepada orang yang mencoba mendekatimu, tetapi mengapa tidak denganku?
Aku sangat ingin waktu itu kita duduk berdua di sudut ruang. Membicarakan tentang prinsip dan masa depan.
Pembicaraan sempat terjeda, aku merasa ada sesuatu yang tidak dapat kueja.
Jika kamu sekarang membaca ini, ketahuilah bahwa sebuah kita harus punya prinsip yang sama. Jangan kamu paksakan, itu terlampau riskan.
Jujur saja, aku pernah ragu karena prinsipmu. Tapi, jatuh cinta dengan pola pikirmu. Sempat berfikir untuk meninggalkanmu, atau tetap bersamamu sebagai judul setiap sajakku.
Kamu seperti sebuah perangkap. Jebakan yang dikirimkan Tuhan untuk mengujiku dengan segala istimewamu.
Atau, mungkin kamu dermaga yang ditunjukkan sebagai destinasi akhir dari perjalanan panjang diatas samudera penuh amarah?
Aku lelah mengira-ngira. Semoga semesta merestui kita.
Semoga.
Bandung, Indonesia
2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebah
Genç KurguKita telah melewati berbagai peran yang diberikan oleh Tuhan pada skenario terbaiknya. Berikut dengan luka, jatuh, keluh, kesah, pun dialog-dialog gelap yang mengantarkan pada akhir kisah lalu. Kita pun perlu mereda terhadap ego kita masing masing...