Normal POV
Fuyu keluar dari ruangan Shibusawa dengan santai, berjalan menuju tempat mereka bertemu tadi, sebuah ruangan yang hanya berbentuk bundar dan juga disana yang paling terang. Namun Fuyu berhenti disebuah lorong yang sangat gelap dan hanya beberapa titik yang tertembus cahaya dari bulan merah yang sudah mulai tampak.
"Jangan kira aku tidak tahu," gumam Fuyu dan melompat kebelakang karena lantai yang dipijaknya mulai memunculkan jarum bayangan runcing.
Fuyu terus menghindari serangan-serangan yang kadang tidak terduga sampai sosok Fuyu sudah terpojok di ujung lorong. Sosok bayangan hitam dengan mata putih dan ada sebuah Kristal merah di kepalanya itu membuat Fuyu menyeringai.
Sosok itu mencekik Fuyu hingga terangkat, dan Fuyu dapat mendengar bahwa pintu milik Shibusawa kembali terbuka. Tepat saat bayangan milik Fuyu akan menusuk Fuyu, Fuyu sudah menusuk kristal itu sampai pecah dengan pisau yang disembunyikannya. Namun tetap saja, pedang itu sudah meluncur dan mengenai bahkan menembus perut Fuyu.
Shibusawa berjalan santai menuju tempat Fuyu berbaring di lantai dan tidak bergerak.
"Sudah kubilang bukan, tidak ada yang bisa melampaui ekspetasiku," seru Shibusawa dan segera kembali bersiap. Namun Shibusawa tidak tahu bahwa ada sosok yang melesat masuk kedalam ruangan Shibusawa.
***
Sedangkan Atsushi seperti sedang berada di alam lain, dirinya bisa melihat sosok kepala panti yang berdiri dibelakangnya.
"Meskipun kau tidak punya keberanian atau martabat. Kau sudah kehilangan kemampuanmu. Berpisahlah dan lanjutkan hidup," serunya.
"Jangan cemas, takkan ada yang berharap apa-apa darimu."
"Aku tak mau mendengarmu," seru Atsushi seraya mencoba untuk berdiri. Atsushi berjalan menuju sebuah pintu yang berada dihadapannya, sebuah pintu berornamen macan.
"Setelah kau tahu, kau tidak bisa kembali lagi. Kalau kau sampai ke pintu itu, pintu itu tidak terkunci," serunya seraya berjalan menjauhi Atsushi.
"Pergilah atas tekadmu sendiri, dan matilah."
***
Shibusawa melihat bola kekuatan yang semakin membesar diatas.
"Kemampuan penyatuan dan kemampuan pembatalan. Dengan dua kemampuan berlawan yang bersatu, sesuatu yang baru terlahir," seru Fyodor yang membawa kepala tengkorak itu seraya berjalan mendekati Shibusawa.
"Bahkan dengan kemampuan spesial Dazai, apa yang sebenarnya kau inginkan—ingatanmu yang hilang—takkan pernah kembali," seru Fyodor.
Shibusawa terkejut dan segera berdiri menjauhi Fyodor,"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Jangan cemas, aku akan mengisi kekosongan itu untukmu," seru Fyodor dan ia langsung melukai leher Shibusawa hingga dirinya terjengkang menabrak pintu dibelakangnya.
"Itulah kematian."
"Kau ingat sesuatu?"
"Begitu ya...sensasi ini, aku mengingatnya," gumam Shibusawa.
***
"President tidak memahami kemampuanmu. Kemampuanmu itu langka, bahkan di seluruh dunia."
"Satu-satunya kemampuan special yang bisa membuat orang iri. Tapi mungkin, karena masa mudamulah, kemampuanmu jadi terkunci terlalu dalam. Aku bisa mengeluarkannya, bahkan dengan kabutku," seru Shibusawa.
Shibusawa seperti masuk kedalam ingatan masa lalunya, dimana dirinya melihat dirinya sendiri sedang bersama dengan seorang pria yang duduk terikat dengan beberapa alat disekelilingnya. Shibusawa hanya bisa melihat masa lalunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memorize; The Dead Apple [Dazai Osamu x OC]✔
FanfictionBOOK 2 MEMORIZE [DAZAI OSAMU X OC] Kisah yang masih berhubungan dengan Goliath dan Pandora. Serta ability milik Fuyu sendiri, Sakusei-sha. Rumor mengenai pembunuhan berantai manusia berkemampuan khusus. Kabut putih yang muncul secara misterius, dan...