Berjibaku

135 10 0
                                    

Hampir seluruh mata Amerika menonton televisi dan tak bisa lepas dari pengaruh media. Lihatlah sekarang, beberapa orang pun memilih berhenti di dekat layar televisi terdekat yang sedang menayangkan CNN dengan bintang tamunya yang tersohor dan penuh skandal.

"Dad, kemarilah... Kau harus lihat ini."
"Elena jangan berteriak seperti itu pada Daddy mu."
"Sudahlah Mom, lihat ini. Adrian ada di Televisi. Dia pasti akan menyelamatkan reputasi kita."
"Aku tidak yakin."
"Apa maksudmu Dad?"
"Aku mengakhiri hubungan politis kami."
"Dad apa kau sudah gila? Dia satu-satunya yang bisa membersihkan nama baikku jika kami menikah."
"Hanya jika, Elena. Lagipula kau sendiri yang mengatakan bahwa dia tak menyukaimu kan?"
"Dad. Aku membencimu."
.
.
.

"Selamat pagi pemirsa. Berjumpa lagi dengan saya Nolan Hugh di acara CNN. Pagi ini saya ditemani seorang bintang tamu yang sudah tak asing lagi bagi media kita, apa kabar Mr. Gareth?"
"I am fine, Nolan. Boleh aku memanggilmu begitu?"
"Sure, jika aku diijinkan memanggil Anda, Adrian."
"Yes, please."
"Kembali ke tema pembicaraan kita pagi ini. Amerika kembali berdegup kencang sebelum masa pemilihan kongres. Ditambah lagi dengan munculnya beberapa skandal yang kurang menyenangkan. Bagaimana tanggapan Anda secara pribadi?"
"Aku secara pribadi adalah anak lelaki yang lahir dan tumbuh besar di Amerika. Kau pasti tahu jenis kenakalan dan kebrengsekan kami di masa remaja, mungkin terkecuali kau Nolan...
"Well, thanks for that." Sela Nolan dengan diimbangi tawa sederhananya.
"Dan aku tidak memungkiri, bahwa aku pernah menjadi bagian dari kata nakal dan brengsek dalam satu kalimat."
"Jadi Anda tak menyangkal video itu?"
"Yeah. Bahkan istriku juga tahu. Dan yang patut ku sayangkan adalah anak-anakku, aku hanya bisa berharap mereka tak malu melihat kenakalanku di masa lalu."
"Pembicaraan kita menjadi menarik saat Anda menyebut tentang istri dan anak-anak. Boleh aku sedikit ingin tahu?"
"Sure. Jangan pura-pura Nolan, kau boleh memutar bukti pernikahan kami di akhir acara."
"Ok, akan ku pegang janjimu Sir. Kembali ke topik sebelumnya, apakah Anda tahu mengenai skandal yang juga menyeret nama putri tunggal Senator Mc Cluskey? Maksud ku, selama ini saya dan seluruh masyarakat tahu kedekatan kalian. Apakah mungkin dalang dibalik semua ini adalah rival politik kalian?"
"Well, rival atau bukan, tidak jadi masalah. Karena yang terpenting adalah aku tidak menyembunyikan apapun dari masyarakat. Aku memiliki keburukan di masa lalu, YES. Tapi hari ini aku ingin semua orang tahu, bahwa aku tidak menyangkal satupun pemberitaan itu. Perihal rival, sejujurnya aku tidak masalah mereka bermain kotor atau tidak, karena pemilihan kongres ini, jika bisa kupinjam dalam bahasaku, bukanlah prioritas utama. Karena yang utama bagiku adalah menjaga keluargaku agar tetap aman."
"Kembali ke topik keluarga, sebelum ini publik tak pernah mengenal keluarga Anda. Boleh tolong cerita sedikit?"
"Istriku adalah mantan asisten pribadiku saat aku baru tiba di NYC. Kami bertemu, jatuh cinta, dan bertunangan. Kami berhubungan layaknya pasangan muda, bertengkar, sempat berpisah, dan menikah saat kami berbaikan. Meskipun sebelum menikah, dia sudah melahirkan anak-anakku."
"Dan Elena Mc Cluskey, bagaimana hubungan kalian? Sempat terdengar rumor bahwa kalian bertunangan."
"Sebagai pria kita pasti membutuhkan wanita di samping kita bukan? Tapi sebelum aku melangkah ke jenjang yang serius, aku harus meluruskan status hubunganku dengan istriku, saat itu. Jadi aku berangkat ke Brazil, untuk menemuinya sekalian keperluan bisnis. Akhirnya sampailah aku pada suatu kesimpulan bahwa cinta itu tidak bisa dibohongi. Aku masih mencintainya seperti dulu, bahkan lebih besar karena aku bisa melihat diriku dalam seri junior. So, we got married."
"Just it?"
"Yah.. terdengar sederhana tapi setidaknya kami berpisah lebih kurang 4 tahun. Dan beberapa diantara kolega bisnis maupun teman-temanku tahu, seberapa banyak perubahan yang terjadi padaku dalam kurun 4 tahun itu. Bagiku, Elena adalah seorang adik... Tidak bisa lebih."
"Sehubungan dengan pemilihan Anda nanti, ada yang disampaikan kepada masyarakat Amerika, mungkin?"
"Well, masyarakat Amerika sekalian yang tidak terlalu kucintai, karena aku masih mencintai istriku, sorry aku bercanda. Kalian memiliki hak pilih dan gunakan sebaik-baiknya. Karena masa depan Amerika ada di tangan kalian."
"Hanya itu? Anda tak meminta mereka memilih Anda?"
"Hey... Setelah semua pemberitaan ini, apa aku masih pantas menyatakan bahwa aku layak dipilih? Well biarkan masyarakat berpikir dan memilih."
"Baiklah pemirsa sekalian. Itulah tadi bincang-bincang singkat bersama Mr. Adrian Gareth. Selamat pagi dan selamat beraktivitas. Salam CNN."
.
.
.

Selesai menutup sesi wawancara dan camera off, Nolan dan Adrian saling bersalaman dan bersenda gurau santai. Hanya beberapa kali Nolan bisa berinteraksi dengan anggota kongres namun santai layaknya teman lama.
"Such a pleasure talk, Sir."
"That's my pleasure too. Jika kau ada waktu, jangan sungkan untuk mampir."
"Thanks Sir. Senang rasanya jika seluruh pejabat di negeri ini bisa terbuka dan bisa bersikap apa adanya seperti ini."
"Tapi justru sikap seperti inilah yang membuatku tak akan lolos."
"Well, saya rasa kesimpulan Anda terlalu dini. Jika berkenan, kami langsung undur diri."
"Terima kasih Nolan."
"Sama-sama Sir."

Pintu ruang kerja Adrian terbuka dan sambutan berupa tepuk tangan riuh terdengar di seluruh ruangan. Karena terharu, bahkan salah seorang juru tulis yang Adrian pekerjakan pun menangis.
"Sir, hari ini saya tahu dan semakin yakin. Bahwa pilihanku untuk mengabdikan diri padamu adalah hal yang benar."

"Apapun yang terjadi nantinya, saya berharap Anda tetap bersedia menjadi pemimpin kami."

"Saya sudah salah menilai Anda dulu, tapi sekarang saya menyesal. Karena seharusnya sedari dulu saya bertemu dengan Anda."

Dan begitu banyak tangis haru menguar diantara mereka. Adrian pun memeluk mereka satu persatu sebagai sebuah tim yang solid.
"Aku tidak menjanjikan apapun pada kalian. Apabila kemenangan ini bisa kita raih, maka hal itu adalah bukti kesuksesan kalian, bukan aku."
.
.
.

Elena melemparkan semua barang-barang yang semula tertata rapi di ruang kamarnya. Dia berteriak seperti orang gila, hal terakhir yang memuaskan hatinya adalah dengan melempar sebuah lukisan melalui jendela kaca. Lukisan penari Jamaika itu pun mendarat dan remuk setibanya di lantai dasar.

Senator Mc Cluskey tidak melakukan apapun untuk menenangkan putrinya. Dia hanya terduduk rapi dan manis, memikirkan bagaimana menjatuhkan Adrian tanpa sisa. Dia tak terima saat  Adrian bergelimang pujian namun tak menyisakan apapun bagi dirinya. Perlahan dia pun menekan tombol telepon dan menghubungi seseorang, sebut saja teman lama. Ini adalah peruntungan Senator Mc Cluskey untuk menyelamatkan dirinya dan citra keluarganya di hadapan publik, pada putaran terakhir.
.
.
.

Tidak Terduga (The Red Line) - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang