2. Air Conditioner

3.6K 441 66
                                    

Srett...

Aku minta maaf soal tadi malam... -HN

⸙⸙⸙

Aku menghela nafas dengan pelan. "Aku belum tau nama kamu siapa, tapi semoga aja hari ini kita bisa ketemu lagi" kataku pelan sambil memegang sticky note baru yang 'dia' buat.

Ya, semalam aku dan Jessy mengecek kaca jendela kamarku dari dalam. Dan apa yang dikatakan Jessy memang benar, 'dia' ada disana. Dia menungguku dan dia juga yang mengetuk kaca jendela kamarku dari luar, tapi setelah aku dan Jessy menghampirinya diatas balkon kamarku tidak lama dia pergi.

Dia pergi setelah aku bertanya kepadanya siapa namanya dan dia hanya menjawab. "Aku harus pergi, maaf karna mengganggu waktu istirahatmu" hanya itu yang ia katakan, dan setelahnya aku jadi tidak penasaran lagi karna aku sudah tahu wujudnya seperti apa.

Dia cantik, dan manis.

"Lagi?" Tanya seseorang yang sudah aku akui pasti itu Jeno, dan benar saja itu Jeno. Kenapa orang ini senang sekali datang tiba-tiba sih? Bikin orang jantungan saja. "Hmm, tapi kali ini beda" jawabku dengan santai.

"Beda gimana? Kamu udah ketemu sama orangnya?" Tanya Jeno lagi yang langsung kubalas dengan dehaman kecil. "Hmm"

Setelah mengambil beberapa buku dan alat tulisku, aku langsung menutup pintu lokerku kembali lalu berjalan meninggalkan Jeno begitu saja pergi menuju kelas. "Hmm apaan sih Na, suka gitu ihh ham hem ham hem. Eiii tunggu dulu belom selesai ngomong, NANA!" Teriak Jeno yang menggema dikoridor sekolah.

Aku hanya tertawa ketika seseorang menegurnya dan memarahinya ketika Jeno berteriak di koridor sekolah, tapi walaupun begitu Jeno tetap tidak acuh dan terus memperhatikanku dari arah belakang.

Hingga akhirnya diriku sendiri pun menabrak seseorang yang tidak lain adalah si pintar Huang Renjun ketika aku hendak ingin masuk ke dalam ruang kelasku.

Dugghh...

Untung saja buku-buku yang ku pegang ini tidak jatuh, tapi jadinya dahiku dan dahinya bertemu dan membuat kepalaku menjadi sedikit pusing karna terbentur olehnya.

"Akkhh"

"Aaww" ringisku dan ringisnya bersamaan. "Aww sakit"

Renjun terkejut melihat kearahku. "Sakit banget ya Na? Maaf ya? Aku gak sengaja" ucap Renjun sambil memegang dahinya. "Iya gapapa" jawabku singkat, sama seperti dirinya aku juga memegang dahiku dengan pelan.

"Coba turunin dulu tangan kamu" suruh Renjun tiba-tiba. "Hah?" kataku karna aku tidak mengerti apa maksudnya.

"Kamu, turunin dulu tangan kamu" suruh Renjun lagi yang membuat diriku semakin bingung. "Kenapa emang-"

Fyuu~~

"Nana... Renjun... ikut saya ke ruang BK sekarang!!"

***

"HAH!! CIUMAN?!" kagetku dan Renjun bersamaan.

"Whahahaha ya ampun bu, saya gak salah denger nihh?" Ucap Renjun sambil tertawa, begitupun juga aku.

Pasalnya Bu Seulgi-guru BK kami, mengira bahwa Renjun baru saja menyiumku secara terang-terangan saat di depan kelas tadi, padahal tidak. Renjun hanya meniupkan dahiku saja agar tidak terlalu begitu sakit setelah terbentur oleh dahinya, makanya dia melakukan itu padaku.

Memang sih jika dilihat dari belakang terlihat seperti Renjun sedang menyium dahiku, tapi nyatanya tidak kok ini cuman salah paham saja. Dan mungkin Renjun juga salah karna meniup dahiku secara tiba-tiba tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan dariku.

08:00 | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang