4. (H)er (N)ame

2.5K 359 26
                                    

'Dia' menatap kearah Renjun.

"Renjun, k-kamu ngapain disini?" Tanyaku pada Renjun yang sedang duduk membelakangiku.

Dengan cepat Renjun pun langsung bangun dari duduknya lalu memberi alasan bahwa ia meninggalkan botol minumnya didalam kelas. Sungguh tidak masuk akal, padahal aku melihat jelas bahwa dirinya sedang berbicara dan duduk berhadapan dengan diri'nya'.

Apa mereka punya hubungan? Apa Renjun juga bisa melihat?

"Jangan bilang kamu bisa lihat?" tanyaku sebelum Renjun benar-benar pergi dari dalam kelas. Renjun terdiam sambil menatap kearahku. "Bisa lihat apa?" tanyanya dingin. "Enggak, gak jadi"

"Aneh" Renjun pergi lalu menyisakan aku dan diri'nya' berdua didalam kelas.

Renjun memang seperti itu, misterius dan tidak bisa ditebak.

"Jadi apa tujuan kamu kesini?"

Perempuan itu menatap kearahku sambil menggigit bibir bawahnya dengan keras. "Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu, apa kamu enggak keberatan?"

"Mungkin enggak kalo kamu gak ngelakuin kesalahan kamu itu lagi. Jangan bicara disini, kita bicara ditempat lain aja" ucapku sambil berjalan keluar kelas.

"Hmm baiklah, terima kasih"

***

"Sebelum itu, aku mau minta maaf. Aku minta maaf karna perlakuanku yang menyebalkan" ujarnya ketika aku, Jessy, dan diri'nya' baru saja tiba di rooftop sekolah. "Hmm memang menyebalkan" jawabku.

"Maaf"

"Maaf mulu, kapan ceritanya?" Celutuk Jessy sambil berjalan diatas tembok pembatas rooftop sekolah, sedangkan aku duduk di bangku kayu panjang yang tersedia disana.

"Jes, jangan ngomong dulu. Biar 'dia' cerita dulu apa yang pengen dia omongin" sahutku kepada Jessy. "Ohh iya maaf"

"Hmm gapapa aku juga gak bakal ngomong banyak kok, aku cuman pengen minta bantuan aja ke kalian" ucap'nya' dengan tenang. "Bantuan apa? Balikin arwah penasaran kamu? Ngungkapin kematian kamu? Atau cari tau keberadaan kamu?" Tanya Jessy bertubi-tubi.

"Lebih tepatnya seperti itu, aku pengen kalian bantuin aku buat..."

"Buat apa?" Tanyaku penasaran.

"Aku tau, pasti buat nemuin jasad kamu?" Ucap Jessy lagi yang langsung aku hadiahi lemparan batu kecil yang aku sendiri pun sudah tahu pasti itu akan menembus kebadannya. Pekerjaan yang sia-sia.

"Apa? Nemuin jasad? Gak salah denger?" Ucapku tidak percaya. "Mana mungkin aku bisa nemuin jasad orang yang gak aku kenal? Jangankan aku? Buktinya polisi aja gak tau jasad kamu ada dimana"

"Apa jangan-jangan kamu bunuh diri? Dan gak ada satu orang pun yang tau keberadaan kamu ada dimana?" Kataku lagi sedikit menebak.

"Yapp 100 buat kamu Nana!! Bukan kah begitu Hye Na?" Celutuk Jessy membenarkan. "Apa? Hye Na? Jadi nama kamu Hye Na?" tanyaku kepada perempuan itu.

"Iya nama dia Hye Na, Nana" kata Jessy lagi.

Aku membelakkan kedua mataku. "Kamu dari sekolah mana?"

"Maaf aku harus pergi, sampai ketemu nanti" pamit Hye Na sebelum ia sempat menjawab pertanyaanku. "Ehhh Hye Na!! Jangan pergi dulu!" ucapku sedikit berteriak, tapi percuma saja karna dia sudah menghilang dari pandanganku.

"Ya Jessy, kamu tau dia dari sekolah mana?" tanyaku langsung kepada Jessy yang masih berdiri terdiam diatas tembok pembatas rooftop."Aku kurang yakin, tapi aku rasa dia dari sekolah Yongsan"

08:00 | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang