7. Paintings

2.4K 287 74
                                    

"Nana, aku mau ngomong sesuatu deh"

"Apa Jes, ngomong aja"

Pagi ini aku dan Jeno disuruh bu Taeyeon-guru fisika kami untuk pergi ke perpustakaan bersama untuk aku membantu Jeno mempelajari pelajaran fisika karna Jeno terpilih sebagai perwakilan lomba fisika antar sekolah.

Hebat bukan? Seorang Lee Jeno yang terkenal dengan pesona cool-nya, kepintarannya, dan juga jago bermain basketnya itu, tidak disangka-sangka akan terpilih sebagai perwakilan lomba fisika antar sekolah disekolah kami.

Aku sangat senang mendengarnya, terlebih lagi jika Jeno yang akan memenangkan lomba fisika tersebut nantinya. Bahkan bukan hanya diriku saja yang senang, tapi Jessy pun juga ikut senang ketika mengetahui Jeno akan mengikuti lomba fisika tersebut.

Maka dari itu, Jessy juga ikut datang untuk menemaniku dan Jeno belajar fisika bersama diperpustakaan. "Kayaknya ada yang gak beres deh" ujar Jessy lagi.

"Apanya yang gak beres? Kamu tuh kalo ngomong jangan setengah-setengah kenapa, emangnya aku dukun apa bisa baca pikiran kamu?" Omelku kepada Jessy saat kita berdua sedang menunggu Jeno yang sedang pergi mengambil buku fisika di rak perpustakaan.

"Ckk jadi gini nih, kayaknya ada yang gak beres deh sama gebetan kamu itu" ucap Jessy random. "Gebetan? Siapa? Ehh aku gak punya ge—"

"Renjun, kamu suka kan sama dia? Jujur sama aku" potong Jessy cepat. "Ya Jessy, sejak kapan aku ngomong aku suka sama Renjun? Aku gak pernah ngomong ya?" jawabku sambil tertawa.

"Iya kamu emang gak ngomong, tapi keliatan tau dari cara interaksi antara kamu sama Renjun kemaren"

"Ckk terserah kamu lah Jes, terus apa yang gak beres sama dia?" Tanyaku penasaran. "Kayaknya dia bisa nge—"

Ucapan Jessy seketika terhenti ketika ia melihat Jeno sudah datang dengan beberapa buku tebal dipelukannya. "Aigoo kasihannya pacarku ini, fighting Jeno~ya" ucap Jessy yang membuatku tersenyum karna melihat tingkah lucunya itu.

"Aigoo kasihannya pacarku ini, fighting Jeno~ya" kataku membeo.

"Oii sejak kapan kita pacaran? Udah cepet sini ajarin aku" suruh Jeno yang sudah siap dengan beberapa buku fisikanya dan juga buku catatanya yang ia bawa dari dalam kelas.

"Bukan aku yang ngomong" Jeno menoleh kearahku lalu menyipitkan kedua matanya dengan cepat. "Jessy, Jessy yang ngomong kayak gitu" kataku menjelaskan.

Jeno tersenyum. "Iya iya terserah kamu, bilang aja sama dia makasih"

"AAA!!! OMG JENOO, HIKSS TERHARU BANGET AKU TUHH, JADI MAKIN SAYANG DEHH" Teriak Jessy dengan girangnya. "Udah Jes jangan teriak-teriak" kataku sambil tertawa kecil, berusaha agar orang-orang tidak marah karna aku sedang tertawa di perpustakaan.

"Oke-oke aku diem sekarang" kata Jessy yang setelahnya dia langsung diem didepanku sedangkan aku langsung menoleh kearah Jeno yang sudah asik dengan buku catatannya.

"Ada yang bingung gak Jen?" tanyaku kepada Jeno. "Belum, yang ini aku masih ngerti" jawab Jeno dengan tenang.

Aku mengangguk kecil. "Kalo aku ngobrol sebentar sama Jessy boleh gak?" tanyaku karna aku masih penasaran dengan perkataan Jessy tadi yang belum sempat ia selesaikan. "Jangan berisik tapi" jawab Jeno mengizinkan.

"Iya" kataku sambil menoleh kembali kearah Jessy. "Ayo Jes lanjutin lagi yang tadi" suruhku kepada Jessy.

Jessy mengangguk sebelum akhirnya ia membenarkan posisi duduknya lalu menyilangkan kedua tangannya diatas meja. "Jadi gini, kayaknya ada yang gak beres deh sama Renjun. Kalo kata aku, kayaknya dia bisa nge—"

08:00 | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang