Medusa

3K 250 50
                                    














♡♡ENJOY♡♡










Siapa uang tidak mengetahui medusa, mahkluk mitologi dari yunani dengan rambut yang terbuat dari ular, jika menatap matanya secara langsung maka dalam hitungan detik kau sudah berubah menjadi batu.

Masih banyak yang tidak mempercayai keberadaannya namun ada juga yang mempercayainya, mereka yang mempercayainya keberadaan medusa percaya jika makhluk itu sudah mati, dengan cara kepala terpenggal.

Tapi tidak ada yang pernah mengetahui jika ia memiliki putra, darah dagingnya sendiri yang ia lahirkan.

Anaknya terlahir ketika ia bertemu dengan penjelajah yang tersesat, medusa menemukan cintanya ia tidak pernah mati.

Ia bertemu dengan penjelajah buta yang mencintai dirinya, bahkan rela menyerahkan kehidupan awalnya demi hidup dengan dirinya.

Anak mereka tidak seperti anak lainnya, ia terlihat normal seperti ayahnya, rambut hitam mengkilap dan freckles yang tersebar di pipinya.

Putra mereka juga menuruni kecantikan dari sang ibu juga mata emasnya, namun mata emas itu juga memiliki kekuatan sepertinya.

Kekuatan yang dapat merubah siapapun yang menatapnya menjadi batu, kekuatan yang membuat dirinya harus tinggal di tengah hutan dan di asingkan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"S-sedikit lagi."

Felix meregangkan tanyanya agar dapat meraih appel yang berada di ujung ranting pohon.

Seharusnya ia sadar ini ide yang buruk, ia bahkan tidak yakin bagaimana cara ia akan turun jika sudah mendapatkan appelnya.

"Yes, dapat." Felix berteriak senang ketika sudah mendapatkan appelnya,
I

a bahkan tidak sadar dengan suara patah dari batang ia taiki.

"Tinggal memikirkan cara tur-

BRUK

Felix mendarat dengan keras, punggungnya bertubrukan dengan tanah secara langsung.

"S-sial." Felix bangkit dengan hati-hati, ia sangat yakin jika tulangnya ada yang patah saat terjatuh tadi.

"Still worth it." Ucap felix sambil menatap apple yang ia genggam.

Dengan perlahan felix mencoba untuk berdiri, namun terjatuh pada akhirnya. "Sepertinya duduk sebentar tidak masalah." Ucap felix, ia menyentuh punggungnya yang masih terasa nyeri.

Felix menutup matanya untuk merasakan angin, cuaca hari ini sangat pas untuk bermain di luar, meskipun ia tidak seharusnya berada di sini.

Srek srek.

Felix terkejut ketika mendengar suara dari arah semak-semak, apa sekarang ia sudah terlihat oleh orang lain.

Saat ini felix seharusnya berlari, tapi ia tidak bisa membuka matanya sekarang, ia tidak ingin apapun yang berada di semak semak itu berubah menjadi baru karenanya.

"S-siapa di sana?" Felix berucap takut-takut.

"Jika kau mencoba untuk merampok ku maag saja tapi aku hanya memiliki apple." Ucap felix, ia mulai bangkit dan mendekatkan dirinya dengan pohon.

We Love FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang