Ghost

3.2K 336 117
                                    




♡♡ENJOY♡♡

Felix tidak pernah mengira jika hal pertama yang ia lihat saat bangun dari koma adalah lelaki yang tidak ia kenal.

Ia sangat yakin jika ia belum pernah melihat lelaki ini sekalipun dalam hidupnya, tapi kenapa lelaki itu ada di kamar rawatnya dan kenapa ia tersenyum tapi matanya mengeluarkan air mata.

Felix menggerakan tangannya pelan, ia ingin meraih lelaki itu.

Tapi lelaki itu malah menjauh dan memencet bell kamar yang ada di samping kasur felix.

Felix mencoba berbicara, tapi tenggorokannya begitu kering ia bahkan sulit mengeluarkan suara.

Tidak lama terdengar suara pintu terbuka.

"Ada yang bisa saya bant-

Suster itu menutup mulutnya ketika melihat felix, dengan cepat ia berteriak. "DOKTER DOKTER PASIEN KAMAR 0310 SUDAH SADAR."

Kuping felix sedikit mendengung karena suara teriakan, ia masih belum terbiasa mendengar suara.

"Wali anda dalam perjalanan kemari, saya sangat senang anda sudah sadar." Ucap sang dokter, ia masih memeriksa felix dan menanyakan beberapa pertanyaan apa masih merasa sakit.

"Dokter." Panggil felix.

"Ya?"

"Siapa pria yang tadi ada di kamar saya?"

Sang dokter menatap felix dengan aneh. "Jihyo apa tadi ada pria di ruangan ini," tanya nya.

Suster yang di panggil jihyo itu menggeleng. "Saat saya masuk ke kamar ini saya hanya melihat felix."

"Sepertinya kau masih pusing." Ucap sang dokter.

"Ah baiklah." Jawab felix.

Padahal felix 100% yakin jika ia melihat lelaki di kamar ini, bahkan yang memencet bell nya adalah lelaki itu, tapi kenapa tidak ada yang melihatnya. Felix melihat sekeliling kamarnya dan ternyata lelaki itu sudah menghilang, padahal ia tidak mengingat ada yang membuka pintu kamarnya tadi selain saya dokter dan suster jihyo masuk.

Tapi jika felix lihat lagi lelaki itu sangat pucat dan terlihat mati.

Pakaiannya putih hampir sewarna dengan kulitnya dan rambut hitam yang sedikit curly.

Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar oleh kuping felix.

"ASTAGA LEE FELIX, ANAK KU."

Felix melihat sang ibu dan ayahnya berlari ke arahnya, rasanya sudah sangat lama sejak ia melihat mereka.

Rambut sang ibu sudah memanjang dan sang ayah sepertinya tidak bercukur beberapa bulan terakhir.

"Hiks anak ku, jangan pergi lagi sayang." Sang ibu memeluk felix dengan erat, ia sangat merindukan anak satu-satunya ini.

"Jangan pergi lagi ya felix." Sang ayah ikut memeluk felix.

Air mata felix jatuh dengan cepat ia sangat rindu kedua orang tuannya, ia memeluk mereka berdua dengan sanagt erat, ia tidak ingin terpisah lagi.

"Hiks f-felix udah pulang." Ucap felix, siaranya bergetar karena ia menangis, akhirnya ia bisa pulang ke keluargannya lagi.

Saat felix memeluk kedua orang tuannya ia bisa melihat lelaki tadi, lelaki yang ada di kamarnya ia berdiri di sudut ruangan felix dan hanya melihat dari kejauhan.

Felix sangat ingin memanggilnya dan bertanya banyak hal, tapi ia mengurungkan keinginannya setelah melihat lelaki itu menembus tembok kamarnya dengan sangat mudah.

We Love FelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang