Baru saja sampai di kamarnya, ponsel Yukyung tampak berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Yukyung langsung melepas ransel dan membanting tubuhnya ke atas kasur. Sebuah panggilan dari Wooseok.
"Aku baru saja sampai, sunbae, eh maksudku oppa," ujar Yukyung setelah menekan tombol answer pada layar ponselnya.
Sementara di seberang sana, tampak Wooseok sedang berjalan kaki menuju gedung tinggi di depannya. "Aku tau, makanya aku telepon sekarang. Hahaha." Tawa Wooseok membuat Yukyung sedikit merona.
"Apa kau juga baru sampai rumah?" Yukyung balas bertanya sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Pemberian Wooseok.
Wooseok menekan tombol pada tembok di dekat pintu lift lalu bersandar pada tembok sambil menunggu lift tiba. "Iya, aku sedang menunggu lift. Bagaimana harimu?"
"Sedikit kesal karena tidak bisa berdekatan denganmu." Yukyung tampak cemberut meski Wooseok tidak bisa mleihatnya.
"Ahh iya, aku juga sedikit tersiksa karena hal itu. Tapi, apa aku akan kuat menjalani hubungan seperti ini. Aku tidak bisa mengunjungimu sesuka hati. Rasanya seperti berada di beda dunia denganmu."
"Hmm, oppa jangan seperti itu. Sejauh ini aku cukup menikmatinya. Oppa jangan khawatir, aku baik-baik saja di sini." Yukyung memeluk semakin erat boneka beruang berwarna biru muda itu. Jelas ia seperti mengkhawatirkan sesuatu.
Saat ini lift yang ditunggu Wooseok sudah tiba. Dan Wooseok segera masuk ke dalam lalu menekan tombol angka 4. "Ya, aku memang khawatir." Wooseok menyandarkan tubuhnya pada dinding lift. "Oiya, apa terjadi sesuatu pada Chaeyoung hari ini?"
Yukyung sontak menegakkan tubuhnya. Memikirkan apa yang baiknya ia katakan pada Wooseok. Ini pasti ada kaitannya dengan Yuqi. "Hmm, Chaeyoung baik-baik saja kok, oppa."
"Kalau begitu pasti ada sesuatu pada Yuqi?" tebak Wooseok.
Yukyung nyaris tersedak ludahnya sendiri, namun ia langsung bisa mengendalikannya. Pertanyaan Wooseok begitu mengangetkan untuknya. "Oh itu. Yuqi tampak senang sekali karena bisa pergi kencan dengan Kino sunbae." Yukyung berusaha membuat suaranya terdengar ceria.
Kali ini Wooseok sudah keluar lift, dan langsung berjalan lurus. Rumahnya berada di barisan kanan. Setelah menekan password, Wooseok langsung masuk sambil melempar ranselnya ke atas sofa. Sementara dirinya berjalan terus menuju dapur, dan membuat kopi instant. "Ku harap kamu jujur ya, Yukyung." Wooseok menjauhkan ponselnya, menekan mode speaker lalu meletakan ponselnya di atas meja makan.
Di kamarnya berada, Yukyung meringis. "Gimana ini?" Yukyung bergumam pelan, bahkan nyaris tidak terdengar. "Oppa. Hmm. Itu." Sambil menggigit telinga boneka beruangnya yang tidak bersalah.
Wooseok melirik ke arah ponselnya sekilas, sambil melanjutkan membuat kopinya. Ia menunggu apa yang akan Yukyung katakan.
Yukyung membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. "Oppa, apa kau tau sesuatu tentang Chaeyoung? Sesuatu yang tidak diketahui banyak orang? Mungkin tentang kekasih Chaeyoung? Apa dia pacaran dengan salah satu pemuda di Camp Muay Thai?"
Wooseok membatalkan niat untuk menyeruput minumannya. Selama Yukyung melemparinya pertanyaan, Wooseok menatap layar ponselnya. "Apa hal itu yang membuat Yuqi terlihat aneh?" Bukannya menjawab, Wooseok justru balik melempari pertanyaan pada Yukyung.
"Oppa, aku takut jika kesannya aku mengadukan hal ini padamu."
Wooseok buru-buru menyambar ponselnya, dan mengembalikan settingan seperti sebelumnya, lalu menempelkannya pada telinga. "Kau mengerti bagaimana rasanya harus menjauhi seseorang yang kau suka, kan?" Wooseok bicara sambil berjalan menuju balkon apartmentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Monster
Fanfiction-DON'T TOUCH THIS BOYS- Jangan dekati mereka yang namanya tertulis pada papan mading, karena mereka milikku, dan kalian dalam bahaya.