Semuanya mengunyah makanan dalam diam. Menunggu Wooseok menjalankan hukuman akibat kekalahannya dari Junyoung. Merasa mereka senasib, Junyoung ingin lebih dekat dengan Wooseok juga yang lain. Dimulai dari ia ingin tahu sesuatu tentang Wooseok yang belum diketahui orang banyak. Dan usahanya berhasil karena telah mengalahkan Wooseok dalam permainan billiard.
Wooseok menghela napas sebelum meletakkan kembali gelasnya yang sudah kosong ke atas meja. "Aku memang memiliki hubungan dengan Yukyung."
"Yukyung... hmpp!"
Dengan gerakan cepat, Kino membekap mulut Hangyul yang kebetulan duduk disebelahanya. Membuat mereka menjadi rusuh sesaat. Masing-masing merespon dengan cara berbeda. Eunwoo tampak kagum karena jika hal ini diketahui orang yang berpihak pada Mina, sudah bisa dipastikan posisi Yukyung dalam bahaya. Yugyeom menyandarkan punggungnya pada sofa tanpa minat merespon lebih. Kino dan Hangyul masih terlibat dengan keributan mereka. Sekuat tenaga, Hangyul melepaskan tangan Kino dari mulutnya.
"Hyung! Maksudmu Yukyung teman sekelasku?" Hangyul terlanjur penasaran begitu dirasa Kino mulai melonggar.
Kino masih tidak ingin berhenti. Kini ia merangkul leher Hangyul dengan satu tangan. "Kecilkan suaramu, nak!"
Junyoung berdiri agar tangannya sampai untuk menarik tangan Kino. Merasa sedikit kasihan dengan Hangyul."Sudah..sudah. Kino, hentikan!"
"Kino-ya. Kau juga punya hutang padaku."
"Sejak hari itu, sejujurnya baru kali ini kita benar-benar terlihat dekat. Bukan hanya sebagai 'pria yang tidak boleh didekati'." Eunwoo bicara sambil membentuk tanda kutip menggunakan jarinya ketika berkata 'pria yang tidak boleh didekati'.
Kino menggangguk penuh semangat. Jelas ia juga menyetujui apa yang dikatakan Eunwoo. Tanpa sadar bola matanya melirik ke tempat Yugyeom yang masih diam. Tidak bisa dipungkiri kalau dirinya begitu penasaran tentang Yugyeom yang memang memiliki kepribadian yang sedikit tertutup dibandingkan dengan yang lain. Wooseok yang menangkap gelagat Kino, reflex menengok ke tempat Yugyeom duduk. Tepat sedetik kemudian Yugyeom berdiri dan sukses membuat Wooseok terkejut dan seperti terhempas ke sandaran sofa. Semua mata kini benar-benar mengurung sosok Yugyeom.
"Kalau penasaran, kalahkan aku di meja billiard dahulu." Yugeyom sudah melangkah menuju meja, membuat Wooseok dan Junyoung beringsut untuk memberikan jalan. Pemuda itu seakan mengetahui kalau dirinya menjadi pusat perhatian. Yugyeom mengumpulkan bola-bola ke atas meja, membuat yang lain tidak ada yang mengeluarkan suara. Kecuali Hangyul yang sempat menyuap pasta ke dalam mulutnya. Tentu saja ia tidak tahu apa yang terjadi sebelum ini. Yugyeom menoleh karena merasa tidak ada yang meresponnya. "Kau, anak kelas satu. Siapa namamu?"
Kino dengan sengaja menyenggol kaki Hangyul dengan sedikit keras hingga membuat pemuda itu tersedak. Eunwoo yang duduk di sebelah kiri Hangyul memukul belakang kepala Kino yang berada di bagian kanan Hangyul. Selayaknya seorang kakak menegur adiknya yang jahil. Hangyul masih terbatuk sampai Junyoung menyodorkan segelas air untuknya.
"Aku kenapa, Hyung?" Hangyul balik bertanya namun masih sesekali menenggak minumannya.
"Kau bisa main billiard, kan?" Yugyeom bicara tanpa menoleh. Ia sibuk membersihkan stick billiard yang ditangannya. Sudah sangat siap untuk satu ronde ke depan, sambil menunggu lawannya siap. "Ayo kalahkan aku."
Hangyul menelan ludahnya. Aura yang dikeluarkan Yugyeom benar-benar penuh ketegangan. Hangyul sempat menoleh ke samping. Lebih tepatnya ke arah Kino berada seakan meminta saran. Kino hanya mengangguk pelan. Meyakinkan bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Eunwoo sendiri juga tengah menepuk-nepuk punggung Hangyul untuk memberikan dukungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Monster
Fanfiction-DON'T TOUCH THIS BOYS- Jangan dekati mereka yang namanya tertulis pada papan mading, karena mereka milikku, dan kalian dalam bahaya.